Terimakasih & Maaf.

215 27 14
                                    


"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya laki-laki itu dengan mata menyelidik, memindai Ino dari atas sampai bawah.

"Tidak," jawab Ino tegas, yakin, tak lupa menyisipkan senyum, perempuan Yamanaka itu memiliki refleks yang bagus ternyata.

"Aah," Neji berlalu bersama wanita itu, menyisakan Ino sendirian, mematung, terkejut, sulit bernafas, seperti lupa bagaimana caranya bergerak, yang tadi itu Neji, Hyuga Neji, ya benar, sekarang dia sudah sehat, apa sosok ini yang Sakura lihat saat itu? Dia tampan sekali, jauh lebih baik dibanding saat dengan Ino dulu, pasti menyenangkan ya hidup bersama orang yang satu level dengannya, dia pasti senang memiliki hidup yang sempurna sekarang.

Dan kau tak perlu sulit-sulit mengingat kapan kita pernah bertemu, dulu kita bertemu setiap hari, saat bangun tidur, saat akan tidur, saat melihat sosok mu pergi bekerja, saat kamu pulang, saat kita berebut selimut, saat kita makan berdua sambil tertawa, jadi lebih baik jangan, karena itu terlalu berat untukmu, jalani lah hidupmu yang baru, aku tak apa-apa, aku senang kau hidup, kau sehat, itu cukup.

***

Mereka jalan beriringan, Hotaru merasa sosok disampingnya tampak sedang memikirkan sesuatu, auranya berbeda sekali dengan Neji yang tadi, apa gara-gara yang barusan, seingatnya Neji tak pernah bertanya hal seperti itu sebelumnya pada oranglain, ini adalah kali pertama.

"Neji, ada apa? Kau mengingat sesuatu?"

"Tidak," entah mengapa dia merasa tak perlu menceritakan ini pada Hotaru, ada sesuatu entah apa itu yang terus menolak, Neji memutuskan untuk mencari tau sendiri.

"Ku kira kau mengingat orang itu, padahal kan dia tinggal jauh sekali dengan kita, tak mungkin kan pernah bertemu," ucapnya riang seperti biasa, mulutnya berusaha untuk tak mengucapkan kata lagi walaupun dia ingin.

"Ya kau benar," mereka pun tak berbicara lagi bahkan ketika sampai ke rumah, Neji juga memilih untuk langsung beristirahat, dia perlu suasana tenang untuk berpikir, setelah menemui ranjang dan duduk diatasnya, laki-laki itu menutup mata, memaksakan diri untuk mengingat.

'Dia siapa ya?' Neji terus berusaha dengan keras, dia yakin sekali pernah bertemu wanita itu di suatu tempat, tapi dimana?'

Setelah empatpuluh lima menit berlalu, akhirnya Neji ingat pernah melihat perempuan itu dimana, dia cukup puas dengan apa yang dia tau sekarang, dan akan bertanya lebih banyak pada wanita itu secepatnya, Neji yakin dia mengetahui banyak hal.
Karena tidak sabar, laki-laki itu memutuskan untuk tidur lebih cepat, dia ingin sesegera mungkin bertemu hari esok.

***

Pagi yang cerah, cukup membuat Hotaru terganggu, dia terpaksa bangun karena cahaya dikamarnya terlalu silau, dia menyesal tak menutup gorden semalam, malas melanjutkan tidurnya karena lapar wanita itu memutuskan untuk makan saja.

"Pagi cantik," ucap sang nenek sambil mengaduk sup, tampaknya dia belum selesai memasak, Hotaru hanya tersenyum tanpa mau membalas ucapan sang nenek, dia berderap pergi ke kamar Neji, membangunkan Neji dengan ciuman selamat pagi pasti menyenangkan.

Tapi kamar itu kosong, di toilet pun tak ada, dibelakang rumah pun tak ada, kemana dia?

"Nenek?" teriaknya dari kamar si lelaki, entah mengapa ini terlalu aneh, bukankah dia tak terlihat begitu suka pada tempat ini, lalu sekarang dia kemana?

"Ada apa Hotaru-chan?" sang nenek sudah didepannya sekarang, ditangannya masih memegang sendok sayur, tersirat wajah khawatir disana.

"Neji mana?" ucapnya dengan nada suara yang lumayan keras.

Dear InoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang