One

2K 92 13
                                    

Hari ini aku melihat kau berjalan ditemani bunga sakura yang berguguran, keindahan yang sempurna bukan? Kadang aku berpikir dengan kau berjalan sendirian kesempurnaan sudah sepenuhnya milikmu tapi akan ada banyak kesempurnaan yang lain melengkapi semuanya, aku beruntung memilikimu.

"Neji-san,"

Melambaikan tangan memamerkan senyum dengan mata menyipit kadang aku ingin menculikmu saking gemasnya.

"Aa,"

Berlarian melawan arah angin kau tak takut rambut pirangmu kusut? Kau selalu senang berlari-lari tertawa dengan keras dan aku sedikitpun tak pernah melihatmu bersedih lagi setelah kejadian itu, kau adalah sosok yang bisa bangun dari rasa sakit, kau adalah perempuan kuat, itulah mengapa aku selalu menyukaimu, aku percaya bahwa kebahagiaan akan selalu ada menghampiriku jika kau tetap berada disampingku.

"Happy anniversary satu tahun Neji-san,"

Tidak terasa ya? Sudah lumayan lama aku bisa dengan puas melihat kau berada disekitarku, memandangimu tanpa perlu ada perantara, aku jadi ingat bagaimana pertemuan pertama kita dimana aku dan kamu berada dalam rasa sakit yang sama, kita merasa terluka dan atas dasar itu kita percaya bahwa tidak akan ada rasa menyesakan lagi jika kita bersama. Alasannya karena kita tidak ingin menyakiti satu sama lain dan tahu tentang rasa sakit itu sendiri.

"Happy anniversary satu tahun Ino,"

Lagi lagi kau tersenyum, kau tidak bosan membuatku terpukau, kau sudah sempurna. Terimakasih.

"I love you Neji-san,"

Kurasa aku benar-benar bergantung padamu.

***

Sekarang semua terasa berbeda tatapanmu, dekapanmu, senyumanmu semuanya terasa palsu. Ada apa Ino? Mengapa sekarang aku melihatmu selalu berdiam diri sibuk dengan pemikiranmu sendiri, matamu yang dulu berbinar terlihat lusuh seperti menerawang sesuatu, aku tau itu tidak ada hubungannya denganku, entah masih berfungsi atau tidak tanganmu pun tak bergerak daritadi, berbicaralah aku akan mendengar.

Apa mulutmu pun tak berfungsi lagi?

"Kau kenapa?"

Restoran ini sepi, kau lihat disebelah kita terdapat banyak bangku-bangku kosong yang malang tanpa diduduki manusia.
Dunia apa yang sedang kau pikirkan mengapa sampai sebegitu asyiknya? Sampai tatapan kosongmu itu tak beralih ke arah lain, sampai-sampai es-es diminumanmu mencair.

"Eh kau berbicara apa tadi Neji-san?"

Tidak mendengarkan pembicaraanku ya?

"Lupakan saja,"

Kau mengangguk dengan mata kosong seolah mencari sesuatu yang tidak ada disini.

"Aku ingin pulang Neji-san,"

Makanan mu pun masih banyak, kau hanya memakan dua suap itupun dengan nasi yang sangat sedikit, kau bahkan lupa minum.

"Baik akan ku antar,"

"Tidak usah aku pulang sendiri saja ya!" Pintamu dengan sedikit senyum sambil memasukan ponsel dan buku malang yang tidak kau baca daritadi, melihatmu seperti ini aku harus bagaimana?

"Tapi, sepertinya kau sedang tidak baik." Kau tersenyum lagi sambil beranjak.

"Aku baik-baik saja kok."

Dan pada akhirnya aku melihamu pergi tanpa bisa melakukan apa-apa.

***

Semenjak hari disaat kau pulang sendirian, aku tidak pernah lagi menerima balasan email, nomor ponselmu aktif tapi kau tidak pernah mengangkatnya, aku merasa cemas sekaligus ragu. Apa kau lupa janji kita dulu?
Awalnya aku mengerti mungkin kau butuh waktu untuk sendirian dan tidak ingin terganggu sedikitpun, tapi jika sudah begini apalagi yang harus aku pahami? Apa selamanya akan seperti ini? Aku dihukum tanpa tau letak kesalahanku.

Dear InoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang