*Nunay saranin buat play BGM sambil baca cerita ini.
Ini hanya soal waktu.
Dimana semua yang ada dalam hidupmu bisa berubah kapan saja.
Mungkin hari ini kau sedang bahagia. Tapi siapa yang tau jika beberapa jam kemudian mungkin saja kau bisa menangis dengan hebatnya.
Mungkin hari ini kau berfikir hidupmu baik-baik saja. Tapi apakah kau tau mungkin saja musibah sedang menantimu di waktu lain.
Mungkin seseorang membencimu saat ini. Namun apakah kau bisa menebak bahwa di lain waktu kau akan menjadi orang yang paling di cintai. Dan begitu juga sebaliknya,
Saat kau merasa bahwa kau lah orang yang paling di cintai. Kau tak akan pernah tau, mungkin saja di lain waktu kau akan menjadi orang yang paling di benci..
Sudah ku katakan, semua ini hanyalah masalah 'waktu'.
Aku Jeon Jungkook, pria berusia 23 tahun. Sedang dalam masa percobaan menjadi penerus keluarga Jeon.
.
⏲⏲⏲⏲⏲⏲⏲⏲⏲⏲⏲⏲
"Ayah--"
"Hmm?"
"Kenapa ayah ingin menjodohkan ku dengan anak dari rekan bisnis ayah?"
"Dia bukan hanya rekan bisnis, Jungkook. Dia sahabat ayah sejak dulu--" Tuan Jeon menjeda ucapannya. Jungkook masih diam menanti "--kau tau perusahaan ayah bangkrut nak"
"Tapi apa kami harus menikah?"
"Tentu nak, kau bisa membantu perusahaan Jeon Company jika menikah dengannya"
"Ayah---"
"Maafkan ayah nak. Ayah tak punya pilihan lain"
"Tapi tidak kah ayah hanya memanfaatkan pernikahan ini?"
"Jungkook dengarkan ayah" Tuan Jeon genggam dengan halus tangan sang anak, berusaha meyakinkan pemuda di sampingnya "Ide pernikahan ini bukan sepenuhnya dari Ayah. Tuan Kim yang memintanya, karna ayah menolak untuk menerima bantuan sejumlah uang yang besar darinya. Kau keberatan?"
Jungkook diam, tak tau harus menjawab apa. Dia putra satu-satunya yang dimiliki ayahnya. Ibu Jungkook meninggal 10 tahun yang lalu akibat kecelakaan. Dan hanya sang ayah lah yang ia miliki sekarang.
Sedari kecil Jungkook selalu mendapatkan apa yang ia mau. Bahkan Jungkook tau, bahwa ayah nya bekerja untuk dirinya. Jadi apakah Jungkook setega itu untuk menolak permintaan sang ayah.
Jawabannya...
"Aku tak keberatan ayah. Apapun akan ku lakukan untuk ayah"
"Ayah menyayangimu Jungkook. Maafkan ayah karna harus melibatkan mu dalam masalah ayah"
Jungkook rengkuh tubuh sang ayah. Mendusalkan wajahnya di ceruk leher Tuan Jeon. Bohong jika hatinya tak sakit. Jungkook tidak suka ayah nya meminta maaf seperti ini. Ini bukan salah ayah nya.
"Aku juga menyayangimu ayah. Jangan meminta maaf padaku, ayah tidak bersalah. Aku tau ayah hanya ingin yang terbaik untukku"
"Terimakasih nak. Ayah menyayangimu, selalu"
Sorot lampu mobil dari arah yang berlawanan begitu menyilaukan mata semua orang yang berada di dalam mobil keluarga Jeon.
Hingga semua nya terjadi begitu cepat..
Tiiiiinnnnnnn
BRAK!!
⏲⏲⏲⏲⏲⏲⏲⏲⏲
Jungkook perlahan membuka matanya. Dia merasakan sakit pada bagian kepalanya. Hingaa saat matanya sudah mulai bisa melihat sekitar, Jungkook dibuat menangis.
Dia tidak ingin terbangun jika seperti ini.
Kondisi mobil yang ia tumpangi rusak parah. Nyaris tak berbentuk.
Jungkook ingat apa yang terjadi. Sebuah mobil besar menghantam mobil yang ia dan ayah nya tumpangi.
Tunggu.
Dimana ayah?
Maka detik itu juga pertahanan Jungkook hancur.
Tubuh sang ayah terjepit di antara kursi depan dengan bagian mobil yang lain. Dan sang ayah memeluknya. Berusaha melindungi Jungkook dari kemungkinan bahaya yang besar.
"Ayah.... Bangun... Ayah mendengarku?!"
Jungkook mencoba menggerakkan badan sang ayah. Namun tak ada respon.
"Ayah ini bukan waktunya bercanda.. Ku bilang bangun, kita harus menghadiri acara makan malam di rumah keluarga Kim.."
"Ayah buka tipe orang yang tidak tepat janji. Ayah sudah berjanji akan datang.. Bangun lah"
Jungkook terus meraung frustasi.
Ayah nya tak ingin bangun, meski Jungkook telah berusaha sekuat mungkin.
Jungkook menangis.
Hatinya terasa sakit.
Kenapa ayah nya tak kunjung bangun..
"Paman Jung.. ayah tak mau bangun, apa yang harus aku lakukan?
Paman bangun !! Kenapa kau juga ikut-ikutan seperti ayah? Paman bangun!!!!"
Jungkook terus menangis. Fikirannya benar-benar kacau. Dia tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada ayah nya dan juga paman Jung. Sopir pribadi kesayangan Jungkook.
"Tak adakah yang akan menolong kami? Hikkss.. Ayah aku takut--"
Dan tak lama kemudian suara sirine mobil polisi terdengar. Jungkook merasa sangat lega. Tuhan masih menyayangi nya.
Harapan Jungkook hanya satu. Ia ingin ayah dan Jung ahjussi selamat. Ia berharap bahwa mereka baik-baik saja, setidaknya Jungkook tak akan sendirian di dunia ini.
Hingga semua harapannya punah..
"Maaf nak. Kami sudah berusaha sebaik mungkin. Tapi ayah dan paman mu tak bisa di selamatkan"
Jungkook jatuh tersungkur tanpa ada yang menopang nya.
Tak akan ada lagi seseorang yang memeluknya.
Tak akan ada lagi seseorang yang menemani hari-harinya.
Tak ada lagi sang ayah..
Tak ada lagi tempat untuk Jungkook bersandar..
Tuhan begitu kejam karna merenggut semua dari hidupnya.
Dia sempat berfikir bahwa Tuhan menyayangi nya karna telah menyelamatkan hidupnya..
Tapi sekarang,
Tuhan ambil kedua orang yang Jungkook sayangi, kedua orang yang selalu menjaga nya.
Apakah Tuhan benar menyayangi nya?
Atau Tuhan membencinya.
.
Sudah ku katakan semua hanya tentang waktu.
Bahkan kau tak akan pernah tau apa yang akan terjadi dalam hidupmu, satu detik setelah ini.
TBC
Iyee tau cerita yang laen belom kelar.
Yaa gimana malah punya ide baru 😅
Lanjut jangan ni?
Kalo banyak yang suka lanjut.
Kalo gaa yowess..
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME (TAEKOOK)
FanfictionIni hanyalah soal waktu. "aku membenci pria lemah itu!" "tak apa bila membenciku,hyung. Mungkin suatu saat kau bisa mencintaiku" *Genre: Hurt *BoyxBoy *mpreg