Thirty-Seven

5.4K 345 30
                                    


Jangan siders ya dear, nanti Jungkook sedih kalo kalian siders :*

.

.

.




Taehyung berjalan gontai menuju ruang tamu guna menemui kedua orang tua dan juga kakak nya. Sejujurnya ia enggan meninggalkan Jungkook yang saat ini tengah tertidur dikamar. Namun kedatangan kedua orang tua nya tak bisa ia abaikan begitu saja.

“Ma—“ Panggil Taehyung lirih.

Keempat orang dewasa disana menoleh dan mendapati raut wajah sang anak yang jauh dari kata baik. Lingkaran hitam dibawah mata Taehyung terlhat sangat jelas.

Putra bungsu mereka sepertinya tidak mendapatkan istirahat yang cukup.

Melihat itu, nyonya Kim berjalan menghampiri sang anak yang baru saja menginjakkan kakinya di anak tangga terakhir.

“Jungkook sedang tidur?” tanya nyonya Kim.

Taehyung membalas dengan anggukan singkat. “Maaf Jungkook tak bisa ikut menemui kalian, dia baru saja bisa tertidur beberapa menit yang lalu.”

“Tak apa, Tae. Kemarilah.” Perintah tuan Kim.

Taehyung mendudukkan dirinya disamping suami sang kakak.

“Kau tampak lelah, Tae.” Seokjin membelai halus surai sang adik yang saat ini tengah menundukkan kepalanya lesu.

“Semua yang terjadi salahku.” Lagi dan lagi Taehyung berujar dengan nada yang amat lirih.

“Papa tidak ingin menyangkal bahwa apa yang baru saja kau ucapkan memang benar adanya, Taehyung. Banyak hal buruk yang terjadi karna keegoisanmu.”

Taehyung meremat jemarinya dengan kuat.

Tidak. Dia tidak marah dengan apa yang baru saja ayah nya ucapkan. Dia hanya marah karna apa yang baru saja ia dengar memang benar. Bahwa semua terjadi karna dirinya. Karna kebodohannya.

Tanpa terasa, setetes air mata jatuh membasahi kedua pipi Taehyung. Andai saja dia bisa menjaga Jungkook lebih baik, tidak lama lagi ia pasti akan merasakan kebahagiaan dalam menjalin rumah tangga bersama Jungkook.

“Tapi bukan berarti kau harus terus seperti ini, Taehyung.” Lanjut Tuan Kim. “Papa tau mungkin akan sulit bagi Jungkook memaafkanmu setelah semua yang kau perbuat padanya, tapi jika kau tulus mencintai Jungkook, buktikan bahwa kau memang layak Taehyung. Jangan menambah beban Jungkook dengan kau bersikap seperti ini.”

Dengan kalimat terakhir yang Tuan Kim ucapkan, Taehyung tak mampu lagi menahan isak tangisnya. Ia menangis bak anak kecil didalam pelukan sang ibu. Berkali-kali mengucapkan kata maaf yang entah ia tujukan untuk siapa.

.

.

.

Taehyung kembali memasuki kamarnya dan juga Jungkook, ia mendapati Jungkook tengah berdiri di balkon kamar dengan tatapan kosong.

Ia kemudian berjalan menghampiri sang istri, meletakkan selimut pada tubuh kurus Jungkook agar tidak kedinginan, karna angin yg berhembus kencang, pertanda musim dingin akan segera datang.

Hening cukup lama diantara keduanya.

Bukan Taehyung tidak memiliki niat untuk mencoba berbicara terlebih dahulu. Namun Taehyung paham, jika dia berbicara saat ini, maka runtuh sudah pertahannya di depan sang istri.

TIME (TAEKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang