"Jungkook..astaga! Akhirnya kami menemukanmu nak" Nyonya Kim berlari menghampiri pemuda Jeon saat dirinya baru saja menginjakkan kaki dirumah besar keluarga Kim.
"Kau kemana saja, nak?"
"Maaf membuat paman dan bibi khawatir. Tapi aku baik-baik saja, bi." ujar Jungkook membalas pelukan nyonya Jeon.
"Dimana tempat tinggalmu sekarang nak?"
"Aku tinggal di apartement kawasan Dobong-gu, bi"
"Kalian berlebihan, Ma..Pa.." putra bungsu keluarga Kim turun dengan wajah kesal. Kenapa juga orang tua nya harus berlebihan. Toh putra tuan Jeon bukan anak kecil lagi. Untuk apa menghawatirkannya.
"Duduklah, nak" perintah tuan Kim.
.
"Maaf soal rumahmu nak. Paman tak bisa berbuat apa-apa"
"Kenapa paman minta maaf. Ini bukan salah paman. Perusahaan ayahku memang bangkrut bukan." pemuda Jeon tertunduk lesu. Dia bukan sedih karna kehilangan harta nya. Tapi dirinya sedih karna mengingat ayah nya.
"Maaf membuatmu sedih" nyonya Jeon mengusap lembut punggung bergetar milik Jungkook.
"Berhenti meminta maaf padaku,bi. Aku hanya merindukan ayah."
"Hhh~" pria Kim mendengus remeh "cengeng!"
"Jaga ucapanmu Kim Taehyung!" bentak tuan Kim. Sifat anaknya ini benar-benar keterlaluan.
"Nak..." tuan kim menyentuh bahu pemudag Jeon "kami mencarimu karna ingin membahas soal pernikahan"
Kim Taehyung membelalak mendengar ucapan orang tua nya.
Apa kata pria tua ini?
Pernikahan?!
Sial.
Memikirkan nya saja sudah membuat kepalanya panas.
"Paman..." pemuda Jeon menatap tepat pada retina milik pria di hadapan nya "ayahku sudah tiada. Ku rasa kita bisa membatalkan rencana pernikahan ini. Lagi pula tak ada yang perlu di selamatkan lagi saat ini"
Taehyung tersenyum miring mendengar jawaban pemuda Jeon. Sebelum ucapan ayah nya, membuat Taehyung ingin membunuh tuan Kim detik ini juga.
"Justru kami ingin mempercepat pernikahan kalian. Minggu depan acara pernikahan akan di adakan"
BRAK!!!
"Apa-apaan ide bodoh ini!! Aku tak sudi menikah dengan nya. Tidak akan !!!"
"Tak ada bantahan, Tae. Keputusan papa sudah mutlak! Suka ataupun tidak, minggu depan kau akan tetap menikah!"
Kemudian kedua orang tua itu pergi meninggalkan kedua pemuda yang sedang kalut dengan fikirannya masing-masing.
"Kau puas?! Kau puas mendengar semuanya?!!" Jungkook menatap wajah pria di samping nya. Dapat Jungkook rasakan, tatapan nyalang itu. Tatapan jijik dan juga tatapan penuh amarah.
"A-aku sudah menolaknya!!"
"Tapi kau lihat?!" Taehyung cengkram dengan kuat kedua pipi pemuda Jeon "Kau lihat orang tua ku malah sudah merencanakan pernikahan kita?!!"
"Ini b-bukan salahku Taehyung"
Sekuat tenaga Jungkook berusaha menahan air mata. Sungguh cengkraman Kim Taehyung tidak main-main."Bukan salahmu?" Taehyung lempar tubuh kecil Jungkok hingga membentur pinggiran sofa. Jungkook meringis. Ini sakit sekali "Sudah jelas ini salahmu!! Kenapa juga kau harus hadir disini. Kenapa kau tidak ikut mati bersama ayah dan ibumu!"
Jungkook meremat dada nya dan mulai menangis ketika Kim Taehyung berjalan pergi meninggalkan nya.
"Ayah..ini rasanya sakit"
Bulir air mata itu terus jatuh membasahi pipi gembilnya. Ia menangis bak anak kecil tersesat. Hatinya sungguh terasa seperti di hujami ribuan anak panah dan tertimpa beban berat."Aku ingin menyusul ayah dan ibu. Pasti disana menyenangkan. Tak ada yang menyakitiku."
Jungkook terus memandangi foto keluarganya. Air mata masih setia menemani nya. Jungkook ingin berhenti, namun rasanya terlalu menyakitkan.
Drtt drtt
Jungkook terdiam memandangi benda pipih dalam genggaman nya. Menatap nama yang tertera di layar ponsel nya.
"Yoongi hyung"
TBC
Voment nya jangan lupa yaa..
Jangan siders.Sakit rasanya :"
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME (TAEKOOK)
FanfictionIni hanyalah soal waktu. "aku membenci pria lemah itu!" "tak apa bila membenciku,hyung. Mungkin suatu saat kau bisa mencintaiku" *Genre: Hurt *BoyxBoy *mpreg