_maklumin kalo banyak typo.. Jempol nunay kegedean 😌_
***********
"Taehyung..!" Jimin berteriak saat melihat Taehyung sudah hampir mendekati Jungkook. Namun teriakan Jimin tidak ia hiraukan.
Taehyung semakin mempercepat langkahnya saat melihat Yugyeom mulai menaiki kendaraannya, disusul Jungkook di belakangnya.
"Jungkook?"
Maka detik itu juga, tubuh Jungkook membatu. Dia ingin berlari menjauh dari Taehyung, namun tubuhnya tidak bergerak mengikuti perintah otaknya.
Taehyung berjalan semakin mendekat. Mencengkram erat lengan Jungkook yang berniat menjauh.
"Lepas,Taehyung..!" Jungkook memberontak mencoba melepas genggaman tangan Taehyung.
Tidak.
Jungkook tidak ingin debaran itu datang lagi ketika melihat Taehyung. Dia tidak ingin membiarkan hatinya kembali jatuh pada pria brengsek yang dengan sialnya sedang menggenggam pergelangan tangannya.
"Kau fikir kau mau kemana?!"
"Ku bilang lepas Taehyung! Kemanapun aku ingin pergi, itu bukan urusanmu!"
"Bukan urusanku?! Itu urusanku Jungkook, kau bersama pria lain!"
Jimin berusaha melepaskan genggaman tangan Taehyung kepada Jungkook.
"Lepaskan Jungkook, Tae!"
"Siapa kau berani memberiku perintah?!" Taehyung menatap Jimin tajam, dan itu berhasil membuat Jimin menggeram marah "Kau menyembunyikan Jungkook dariku, sialan!"
"A-apa?"
Jungkook menyentak tangannya kasar. Membuat genggaman Taehyung terlepas begitu saja.
"Jung--"
"Lalu kenapa kalau Jimin hyung menyembunyikan ku darimu, hyung?! Dan apa masalahmu sampai kau harus marah saat melihatku bersama pria lain?!" Jungkook berteriak lantang, membuat Taehyung menggeram marah.
"Kau dan aku tidak memiliki hubungan apapun lagi! Kau lupa, kau sudah menceraikanku!"
"Hei--" Taehyung berusaha meraih tangan Jungkook kembali, namun Yugyeom menahannya.
"Apapun yang Jungkook lakukan, itu bukan urusanmu! Dia bersamaku sekarang!"
"Sial!!" Taehyung berteriak marah saat Yugyeom dan Jungkook sudah menjauh dari pandangannya.
"Kau tidak bilang padaku jika kau tau dimana Jungkook, Jim!"
Jimin mengendikkan bahunya acuh. "Kau tak pernah bertanya padaku, dude!"
.
.
.
.
"Oppa, kau dari mana?" Mina berlari menghampiri Taehyung yang masih berdiri di depan pintu masuk cafe.
"Ada urusan sebentar, sayang."
Mina mencebikkan bibirnya kesal. "Ku fikir oppa meninggalkan ku disini, aku terkejut saat kembali dari toilet dan tidak menemukanmu disini."
Taehyung menatap wajah kekasihnya. Mengusak wajah kasar setelah sadar dengan apa yang baru saja ia lakukan.
"Sial! Kenapa aku harus sekesal ini melihat Jungkook bersama pria lain! Aku sudah memiliki Mina, apa yang harus ku khawatirkan." Bathin Taehyung.
"Oppa~" panggilan Mina membuyarkan lamunannya. "Kau melamun?"
"Tidak sayang. Ayo lanjutkan makan siangmu." Taehyung hendak menuntun Mina kembali, namun tangan Mina menahannya.
"Aku sudah tidak lapar oppa. Ayo belanja, mood ku sedang buruk."
Dan tak ada alasan untuk Taehyung menolak keinginan wanita yang ia cintai.
⏱⏱⏱⏱⏱⏱⏱
"Jungkook, kau okay?"
"Aku tak apa hyung.." Kedua pria itu saling tatap, mereka tau suasana hati Jungkook sedang tidak baik.
"Akan ku buatkan susu untukmu, Kook." Yugyeom berjalan kearah dapur, meninggalkan Jungkook dan Jimin berdua.
"Jung--"
"Hikss..hyung.. Disini rasanya sakit!" Jungkook memukul dadanya berkali-kali, berharap rasa sakit itu akan hilang.
"Hei! Hentikan Jung, itu akan membuatmu semakin sakit." Jimin meraih tangan Jungkook dan membawanya ke dalam sebuah pelukan.
"Menangislah jika ini bisa membuat perasaanmu membaik, Jungkook." Jimin mengusap lembut punggung Jungkook, memberikan kecupan hangat untuk adik kecilnya.
"Kenapa hyung. Kenapa Taehyung harus semarah itu. Dia tidak mencintaiku, tapi kenapa harus begini!"
"Abaikan Jungkook. Abaikan apapun yang Taehyung lakukan! Jangan fikirkan apapun, fokuslah untuk terus menjaga bayimu. Okay."
Jungkook mengangguk patuh. Jimin memang selalu berhasil menenangkan hati Jungkook.
"Berhenti menangis kelinci manis, atau Yoongi hyung akan memakiku karna tidak becus menjagamu."
Jungkook terkekeh melihat wajah memelas hyung nya yang satu ini. Dia bersyukur memiliki Jimin dalam hidupnya saat ini. Meskipun Jimin sering menjadi pelampiasan atas kemarahan Yoongi, tapi dia tidak pernah sekalipun mengeluh ataupun merasa lelah untuk terus berada di sisi Jungkook.
"Ini susu untuk kelinciku yang bulat.." Yugyeom datang dengan membawa segelas susu dan beberapa camilan.
"Katakan sekali lagi, Gyeom!"
Yugyeom meringis sakit saat Jungkook memukulnya menggunakan bantal dengan brutal.
"Hyung.. Tolong aku--"
Jimin mengendikkan bahu acuh dan lebih memilih menonton tv.
Drrtt drrtt drrtt
"Ponselmu bergetar, Jungkook."
Yugyeom menghela nafas lega. Siapapun yamg sedang menelfon Jungkook saat ini, Yugyeom benar-benar berterimakasih.
Jungkook meraih ponselnya yang ia letakkan di atas meja. Hatinya ragu untuk menjawab panggilan tersebut.
"Siapa Jung?" Penasaran Jimin saat melihat raut wajah Jungkook yang tiba-tiba saja berubah.
Klik.
"Mama?"
Jimin dan Yugyeom membatu saat mendengar kata 'mama' yang terucap dari mulut Jungkook.
"...."
"Besok?"
"...."
"Umm~ baiklah."
"...."
"Aku juga merindukan, Mama."
"...."
"Bye"
"Mama Kim?" Jungkook menatap ke arah Jimin dengan pandangan takut.
"Kau kenapa Jungkook?"
"Dia akan berkunjung ke rumah Taehyung, hyung.."
TBC
Hayoo..
Ada yang kangen ff ini gaa?
Sorry baru up.
Lagi gaada mood buat lanjutin cerita kemaren2 tuh 😂Tembus 50 komen, next capt 😘
*250119*
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME (TAEKOOK)
FanfictionIni hanyalah soal waktu. "aku membenci pria lemah itu!" "tak apa bila membenciku,hyung. Mungkin suatu saat kau bisa mencintaiku" *Genre: Hurt *BoyxBoy *mpreg