Sixteen

7.1K 535 17
                                    

"Jungkook.. Kau yakin?"

"Aku yakin hyung"

"Kau bisa bekerja di kantorku jika kau mau Jung"

"Tidak hyung. Aku sudah cukup merepotkanmu selama ini"

Yoongi mengusak surainya kasar. Jujur saja, ia tidak bisa membiarkan Jungkook bekerja di sebuah supermarket.

Ini terlalu beresiko untuknya.

"Oke. Kau boleh bekerja di supermarket, tapi kau harus tinggal bersamaku"

Jungkook tersenyum tipis.

Sudah cukup hafal dengan tingkah laku sang kakak. Yoongi itu keras kepala. Tapi Jungkook lebih kepala batu.

"Terlalu jauh dari tempat kerjaku hyung. Lagi pula aku memiliki tempat tinggal disini. Apartement sederhana yang aku sendiri hampir tidak ingat pernah membelinya." Jungkook terkekeh di akhir kalimat.

Benar-benar merasa bodoh saat dirinya total lupa bahwa ia pernah membeli sebuah apartement sederhana dari sisa uang tabungannya.

"Apartement ini terlalu kecil untukmu Jung. Dan lagi, tak ada yang bisa mengawasimu jika kau tinggal disini sendiri"

Yoongi masih tidak mau mengalah. Tekad nya untuk membawa Jungkook tinggal bersamanya sudah bulat.

Mari kita lihat. Siapa yang memenangkan perdebatan ini.

"Kau bisa berkunjung kapanpun hyung.."

"Tidak. Kau harus pindah Jung. Atau ku adukan kau pada mama!"

"Ohh ayolah hyung, tidak dengan bibi Min." Jungkook merotasi matanya malas. Selalu seperti ini. Jika sampai bibi Min tau, dia bisa di ceramahi semalaman suntuk.

"Yasudah,berarti kau harus menuruti perkataanku"

"Tidak bisa hyung. Aku tidak enak pada Yugyeom yang sudah membantuku"

"Salahmu! Kenapa mencari pekerjaan tanpa memberitahuku"

Jungkook baru hendak memprotes ucapan Yoongi, sebelum tepukan pada bahu membuatnya mengurungkan niatnya.

"Ayolah, mau sampai kapan kalian bertengkar?"

"Kau tidak lihat Jim, seberapa keras kepala si kelinci gendut ini!"

"Yyak! Aku tidak gendut hyung!"

"Katakan itu pada dirimu di depan cermin Jung!"

"Hyung, cukup." Suara rendah Jimin menginterupsi. Yoongi di buat diam. Entah bagaimana bisa, sosok dominan Jimin begitu kentara disini.

Membuat Yoongi mendengus kesal, seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

"Biarkan Jungkook tinggal disini hyung"

"Appa? Tidak!! Bagaimana mungkin aku membiarkan adikku tinggal di tempat ini!"

"Aku belum selesai bicara hyung!" Jimin memasang wajah datarnya.

"Baiklah"

"Aku tidak bilang kalau aku mengizinkan Jungkook tinggal sendirian disini."

"Lalu maksudmu apa hyung?" Jungkook menyahut

"Aku akan tinggal disini, bersamanya"

"APA?!! Tidak, aku tidak mengizinkan kau tinggal satu atap bersama adikku!"

"Aku akan membeli apartement disini hyung. Bukan tinggal satu atap bersama Jungkook!"

Yoongi terdiam. Sedangkan Jungkook hanya memasang wajah blank nya. Ia benar-benar tidak menyangka bisa mengenal Jimin dalam hidupnya.

Jimin adalah orang kedua yang rela membantunya, selain Yoongi. Bahkan baru saja pria itu bilang akan membeli apartement disini.

Hey..

Jimin itu CEO di perusahaan milik ayah nya. Dan tinggal di tempat sekumuh ini adalah suatu hal yang tidak mungkin. Namun Jimin mau melakukannya, dan itu semua demi Jeon Jungkook.


****

"Kook?"

"Gyeom.." Jungkook memekik senang saat mendapati Yugyeom tengah berdiri di balik meja kasir.

"Bagaimana kabarmu, Kook? Kau menghilang begitu saja saat terakhir kali pria bertubuh besar itu membawamu.

"Aku baik Gyeom.. Perasaanku saja atau memang tubuhmu semakin kurus?" Jungkook memicing, memperhatikan tubuh Yugyeom yang tampak lebih kurus dari 4 bulan yang lalu.

"Ku rasa aku hanya lelah karna terlalu sering bergadang setiap malam, Kook"

"Benarkah?" Yugyeom mengangguk.

"Berarti kau harus menghilangkan kebiasaan buruk itu, Gyeom. Itu jelas tidak baik untuk kesehatanmu juga"

Yugyeom tertawa renyah, Jungkook masih sama cerewetnya seperti saat pertama kali mereka bertemu. Dan tak sengaja sorot mata nya menangkap sesuatu yang ganjil di balik sweater kebesaran milik Jungkook.

"Kook, perutmu--" Jungkook mengusap lembut permukaan perutnya yang sudah mulai membesar. Tersenyum lembut ke arah Yugyeom.

"Aku sedang mengandung, Gyeom".

.
.

Yugyeom meremat kuat jemarinya saat Jungkook selesai menceritakan permasalahannya.

Jujur saja Jungkook tak ingin orang lain mengetahuinya. Cukup Jimin dan Yoongi yang tau.

Namun Jungkook mau tidak mau harus menceritakan semua pada Yugyeom. Karna bagaimana pun juga, mereka akan bertemu hampir setiap hari.

Jungkook hanya menceritakan bagian dimana pernikahan mereka terjadi hanya karna perjodohan dan berakhir berpisah karna mereka tidak saling mencintai.

Jungkook mendongak saat mendapati Yugyeom menggenggam tangannya erat.

"Gyeom--"

"Aku akan membantu merawat calon bayimu, Kook. Aku tak bermaksud lain. Aku hanya tak ingin kau merasa sendiri. Ada aku disini, jika butuh bantuan, aku akan selalu ada"

Senyum Yugyeom tulus. Jungkook bisa merasakan itu.

Maka untuk kesekian kali nya, biarkan Jungkook bersyukur pada Tuhan karna sudah menghadirkan orang-orang yang masih perduli dan menyayanginya.

"Kita pasti bisa nak. Kau tidak membutuhkan ayahmu" lirih Jungkook seraya mengusap perut buncitnya.


Tbc


Yang seneng Time up, mana suaranya? 🙋🙋🙋🙋

Maap yee baru sempat up.

Mood nulis lagi down..

VOMENT NYA JANGAN LUPA.

BELAJAR MENGHARGAI. KARNA MIKIR DAN NGETIK JUGA PERLU TENAGA.

YANG GA VOMENT MUDAH2AN BIASNYA DI TIKUNG TEMEN :' 😏

TIME (TAEKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang