Thirty-Four

6.4K 477 55
                                    

I'm back.
Ga bolee siders kaka! :*

Sorry for typo.

Gedean jempol gue timbang keypad nya _-//

.

.

.




"Sejak kapan?! Sejak kapan kau menderita sakit seperti ini Jungkook?!"

Taehyung meraung frustasi.

Rasanya ia masih enggan untuk mengakui bahwa apa yang baru saja ia baca adalah sebuah kenyataan.

Ia ingin menyangkalnya dengan berfikir bahwa apa yang baru saja terjadi hanyalah akal-akalan Jungkook untuk mengerjainya.

Tapi sekali lagi.

Saat vokal lembut itu kembali terdengar, mengucapkan beberapa kalimat guna meyakinkan dirinya. Saat itulah Taehyung benar-benar merasa menjadi manusia paling brengsek di muka bumi ini.

"Aku baru mengetahuinya beberapa bulan yang lalu hyung. Awalnya aku juga tidak percaya, tapi inilah kenyataan yang harus ku hadapi."

"Inikah alasanmu kembali padaku, baby?"

Jungkook menatap Taehyung tak percaya.
Dari ribuan kata manis yang sudah Jungkook bayangkan akan Taehyung ucapkan untuknya, namun nyatanya nihil. Kalimat sampah itulah yang justru keluar dari mulut Taehyung.

"H-hyung-"

"Kau berniat menghukumku Jungkook? Berniat membuatku merasakan penyesalan yang mendalam?!"

Jungkook meremat jemarinya kuat.
Tidak pernah sekalipun hal seperti itu terlintas dalam fikirannya.

Salah satu alasannya ingin kembali kepada Taehyung adalah ia ingin merasakan kebahagiaan setidaknya sebelum waktunya untuk pergi tiba. Dan dia ingin setidaknya Taehyung dapat menerima darah daging yang saat ini terus tumbuh di dalam perutnya.

"Sekalipun aku tidak pernah berfikir seperti itu hyung! Aku hanya ingin menghabiskan sisa waktuku bersamamu. Apakah aku tidak pantas untuk berbahagia, bahkan disaat aku tau bahwa harapan ku untuk hidup hanyalah sedikit?!"

"Aku hanya ingin merasakan kebahagiaan menjalani rumah tangga yang utuh bersamamu! Entah aku akan terus bersamamu ataupun tidak, itu bukan kuasaku!"

Jungkook menyeka air matanya yang terus jatuh memabasahi kedua pipinya. Rasanya sesak sekali. Bahkan menangis sepertinya tidak sedikitpun mengurangi rasa sesak di dalam hatinya.

"Aku hanya ingin bahagia, hyung. Apakah salah?"

"B-bukan begitu baby-"

"Aku lelah hyung. Aku ingin tidur."

Jungkook berjalan menjauh meninggalkan Taehyung dan kedua hyung nya yang hanya mampu terdiam. Tak ada satupun yang berniat menyusul Jungkook, karena mereka cukup paham, bahwa pemuda manis itu butuh waktu untuk sendiri.

"Hyung-"

Yoongi menoleh saat mendengar vokal bariton Taehyung memanggilnya.

"Kau sudah mengetahuinya?"

Pemuda berkulit pucat itu hanya mengangguk singkat.

"Dan kau tidak mengatakan apapun padaku perihal sakit yang istriku derita?!"

TIME (TAEKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang