VOMENT!!!!!!!!!! 💣💣💣💣💣💣💣🔪🔪🔪🔪🔪
***********
"Kau yakin dengan keputusanmu Jung?"
"Aku yakin hyung!"
Jawaban Jungkook membuat Yoongi tak ingin melanjutkan ucapannya. Ini memang hal yang ia tunggu sejak lama. Yoongi sangat ingin melihat adik kecilnya terlepas dari seseorang bernama Taehyung. Dia tak ingin lagi melihat sang adik menderita.
"Kemana kau akan tinggal Jung?"
"Bolehkah aku menginap di apartement mu hyung? Setidaknya sampai aku menemukan tempat untuk tinggal."
"Kau boleh tinggal bersamaku selama yang kau mau. Aku tak pernah keberatan""Terimakasih hyung."
Jungkook tersenyum pada Yoongi.
Jungkook tau bahwa Yoongi menyayangi dirinya melebihi apapun. Dan Yoongi tak pernah keberatan melakukan apapun yang Jungkook minta.
Tapi Jungkook tak ingin lagi menyusahkan Yoongi. Dia ingin menjalani hidupnya dari uang tabungan yang ia peroleh dari Taehyung.
"Kita pergi sekarang? Jimin sudah menunggu." anggukan kepala Jungkook menjadi jawaban.
Berjalan keluar kamar dengan membawa 2 buah koper besar. Satu di tangannya, satu lagi di tangan Yoongi.
Ini berat bagi Jungkook.
Meninggalkan pria yang berhasil singgah di hatinya. Meninggalkan cinta pertamanya. Meskipun Taehyung selalu berbuat kasar padanya, Jungkook yakin bahwa cinta yang ia miliki untuk Taehyung benar-benar tulus.
Matanya kembali berkaca-kaca saat dirinya melihat sosok Taehyung di tengah ruang tamu. Duduk membelakangi dirinya, dan sepertinya Taehyung tidak menyadari bahwa Jungkook berdiri di belakangnya.
Yoongi yang menyadari langkah sang adik terhenti pun lantas berjalan menghampiri.
"Jungkook, jujur aku ingin kau lepas dari Taehyung. Tapi jika ini berat untukmu, jangan lakukan. Aku tak ingin melihatmu lebih menderita."
Jungkook hapus air matanya dengan kasar. Dia tak ingin lemah. Dia tak ingin jika dirinya memilih bertahan, maka calon anaknya yang akan menderita.
Jungkook tak masalah jika Taehyung terus menyiksanya. Tapi dia sungguh tak ingin jika ketika calon anaknya lahir, dan Taehyung tidak mengakuinya.
Maka dengan hati yang mantap, Jungkook membulatkan tekad nya.
"Aku sangat yakin hyung. Ini keputusan yang terbaik. Aku tak ingin terus bertahan seperti ini."
Dengan yakin Jungkook melangkahkan kakinya kembali. Hingga saat dirinya berdiri di samping Taehyung, atensi pria itu baru teralih padanya.
Ada sedikit rasa terkejut saat menyadari bahwa Jungkook tidak main-main dengam ucapannya. Pemuda itu benar-benar memilih untuk pergi.
"Aku sudah mewujudkan keinginanmu hyung. Aku akan pergi," ada jeda dalam ucapan Jungkook.
Jujur saja, perasaan Taehyung sedikit tidak rela saat mendengar kata 'pergi' terucap dari bibir Jungkook.
"Apapun yang terjadi, aku tak akan pernah memintamu untuk bertanggung jawab akan anak yang sedang ku kandung. Dan aku juga tidak membutuhkan dirimu untuk menjadi ayah bagi anakku nanti!"
"Itu lebih bagus. Karna aku pun tak sudi mengakui nya sebagai anakku!"
Jungkook ingin sekali marah mendengar ucapan Taehyung. Tapi sekali lagi Jungkook berusaha meyakinkan hati bahwa ucapan Taehyung memang benar.
"Terakhir kali ku peringatkan hyung, jauhi Mina. Tinggalkan dia, atau kau akan menyesalinya"
"Mina itu urusanku. Kau tak perlu ikut campur dengan hidupku! Aku jauh lebih mengenal kekasihku!"
Jungkook hanya mampu tersenyum miris.
Tak masalah jika Taehyung tidak memilihnya, tapi setidaknya Jungkook ingin Taehyung bersama wanita yang tepat.
Menghembuskan nafas kasar, kemudian memilih berjalan pergi meninggalkan rumah mewah Taehyung.
"Selamat tinggal, hyung"
⏱⏱⏱⏱⏱⏱⏱⏱⏱
2 hari berlalu sejak kepergian Jungkook. Entah mengapa, Taehyung merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya.
"Jungkook!!!" Teriakan Taehyung menggema di seluruh ruangan, membuat para pelayannya sedikit tersentak kaget.
"Jungkook kau tuli?!! Aku memanggilmu sejak tadi!!"
Salah satu pelayan menghampiri Taehyung "ada yang bisa saya bantu tuan?"
"Panggilkan Jungkook dan minta dia untuk menyiapkan makan siang untukku!!"
"T-tapi tuan--"
"Kau tuli?!!"
"Tuan Jungkook sudah pergi sejak 2 hari yang lalu"
Menjadikan Taehyung mengusak surainya kasar, kemudian membalikkan meja makan di hadapannya. Membuat semua benda yang berada di atasnya jatuh berserakan dan pecah.
"Pergi dari hadapanku!!!"
"Sayang..."
"Ku bilang pergi! Kau tuli!!"
"Kenapa mengusirku?" Suara Mina bergetar, dia sedikit takut melihat Taehyung yang sedang marah.
"B-baby?" Taehyung berjalan cepat menghampiri sang kekasih "Astaga, maafkan aku"
"Hikks.. Kau menyeramkan Tae"
"Sst.. Maafkan aku. Aku tak bermaksud membentakmu"
Mina masih menangis di dalam pelukan Taehyung.
"Sebagai permintaan maaf, aku akan mengajakmu berbelanja hari ini. Belilah apapun yang kau mau"
"Apapun?" Mata Mina berbinar senang.
"Apapun, baby",
"Aku mencintaimu, Tae" Mina melumat bibir Taehyung. Hanya sekilas.
Biasanya Taehyung akan menahan Mina agar ciuman mereka tidak terputus. Namun kali ini ia tidak melakukannya.
"Aku juga memncintaimu, baby"
Tbc
Yang kangen ada?
Ceritanya gajelas bgt perasaan gue _-////
Tapi gue tetap minta voment nyaa yaa♡
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME (TAEKOOK)
FanfictionIni hanyalah soal waktu. "aku membenci pria lemah itu!" "tak apa bila membenciku,hyung. Mungkin suatu saat kau bisa mencintaiku" *Genre: Hurt *BoyxBoy *mpreg