Twenty Nine

7.2K 523 34
                                    

Jangan siders. nanti di cupang Taehyung :')

.

.

.




"Hyungie~ selamat tidur."


Jungkook semakin menyamankan pelukannya pada Jimin sesaat setelah dirinya mengucapkan selamat tidur pada Taehyung.

Setelah adegan Jungkook menampar Taehyung tadi, semuanya berjalan seperti biasa.

Bahkan pemuda itu tidak ada hentinya meminta maaf pada Taehyung karna sudah menyakitinya.


"Selamat tidur Jungkook." Lirih Taehyung seraya memberikan usakan pada rambut pemuda yang tengah terlelap di dalam pelukan sahabatnya.


"Ku rasa dia begitu nyaman berada di dekatmu, Jim." Ujar Taehyung sesaat setelah memastikan bahwa istrinya itu tengah tertidur.


"Seperti yang kau lihat, Tae. Dia sudah terbiasa menjalani semua harinya bersamaku. Wajar jika dia seperti ini."


"Apa yang akan kau lakukan jika Jungkook benar-benar menyukaimu, Jim?"


Jimin mendengus remeh.


Taehyung idiot.


"Tentu saja aku akan menikahinya, lalu kami berdua hidup bahagia bersama bayi yang sedang Jungkook kandung."


"Tapi itu bukan anakmu, Jim!"


"Apa bedanya? Anak itu lahir dari rahim Jungkook, yang artinya bayi itu juga akan menjadi anakku kelak."


Taehyung meremat jemarinya kuat.


Fakta yang ia dengar barusan cukup menjadikan hatinya bagai dihujami ribuan anak panah.


Marah. Cemburu dan iri akan sosok Jimin sedang Taehyung rasakan saat ini.


Andai dulu dirinya tidak sebodoh ini, pasti saat ini dirinya dan Jungkook akan memiliki keluarga yang sempurna. Menjalani hari-hari dengan bahagia seraya menanti kelahiran anak pertama mereka.


"Bayi ini adalah anakku, Jim."


"Tapi kau sendiri yang tidak mau mengakui jika anak ini adalah anakmu, Tae. Dan sekarang kau mau mengakui anak ini sebagai anakmu setelah semua yang terjadi?"


Taehyung merubah posisi tidurnya jadi menghadap Jungkook. Ia meraih tubuh pemuda itu agar menghadap kearahnya. 


"Jika dia memang menyukaimu, setidaknya izinkan aku tidur dengan memeluknya malam ini, Jim."

TIME (TAEKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang