VIII - Chemistry

628 59 3
                                    

"Kenapa kamu melepas masker?" bisik Mingyu. "Dari caranya memuji, dia memperhatikan wajahmu, bagaimana kalau dia mengenalmu?"

Tzuyu tahu dia salah. Kalau mereka berdua memakai masker, bisa bisa orang jadi lebih curiga, jadi Mingyu hanya memakai topi dan kacamata. "Tidak perlu cemas. Kan ini rencana oppa."

"Heoool!"

"Hehe, tenanglah, oppa. Mereka tidak akan mengingat wajah kita."

"Kalau pun ada masalah, kita bisa mengatasinya, iya kan?"

"Semoga."

Mingyu merasa keasyikan bersandar di pundak Tzuyu. Tzuyu membiarkannya.

"Tadi kamu ingin bilang apa?" Mingyu menatap paras Tzuyu yang hanya kelihatan mata dan sebagian hidungnya yang bagus.

Tzuyu membalas tatapannya. Ini aneh. Hubungannya dengan Mingyu tidak bisa dibilang teman atau sahabat, bukan pula sepasang kekasih. Dia mengidolakan Mingyu, Mingyu mengidolakan dia. Dia merasa sangat nyaman berbicara dengan Mingyu, walau masih ada kecanggungan di saat tertentu.

Semua terjadi begitu saja.

Mungkin ini yang dinamakan chemistry.

"Oppa~ jadi~!" Belum sempat Tzuyu mengutarakan pertanyaannya, Mingyu sudah ketiduran. Secara perlahan, Tzuyu melepaskan tangannya yang dipegang Mingyu, tetapi Mingyu menariknya kembali. Mendekapnya lagi. Lebih erat.

"Hhhh. Ini nyaman," lenguhnya, dengan mata terpejam.

Tzuyu jadi ingat, Mingyu menyukai gadis yang bisa seperti eomma baginya.

Cowok ini aslinya sangat manja.

***

Tzuyu deg-degan sekali ketika taksi sudah berhenti di depan rumah eomma Mingyu di Anyang.

Mingyu memeluk wanita berambut pendek yang terlihat cantik di usianya kini, lalu memintanya memeluk Tzuyu juga. Tak ketinggalan nenek Mingyu yang berada di kursi roda karena kakinya sedang sakit.

Tzuyu menawarkan diri mendorong kursi roda nenek.

"Kalian belum makan, kan? Eomma baru saja selesai memasak. Anggap rumah sendiri, ya. Ya Tuhan, kamu cantik sekali dan wajahmu kecil seperti boneka."

Tzuyu tersenyum lebar. Keramahan Mingyu pasti menurun dari eomma-nya. Tzuyu senang bertamu di rumah ini. Ketika melewati ruang keluarga, dia melihat-lihat foto masa kecil Mingyu yang terpajang di dinding. Sudah ganteng sejak kecil, pikirnya. Tzuyu paling suka bentuk mata Mingyu lebih dari apa pun.

Mingyu merangkulnya, sedikit mengagetkannya, lalu mengajaknya menuju meja makan.

Dalam usia Korea, Mingyu baru 21 tahun, tetapi dia terlihat dewasa ketika bersama eomma dan neneknya. Mingyu dengan rajin dan ulet menyiapkan piring di meja, meletakkan makanan yang bisa dimakan Nenek, mempertimbangkan makanan yang akan membahayakan kesehatan nenek. Sangat perhatian dan bawel---dalam artian yang positif. Mingyu juga melayaninya dengan sangat baik.

"Mingyu punya adik, namanya Min-Seo, kelahiran 2001, sedang jalan-jalan dengan teman-temannya, katanya untuk membuat vlog."

"Dia dan teman-temannya mencoba menjadi Youtuber," tambah Mingyu.

"Itu sesuatu yang positif. Aku harus melihat videonya. Oppa, nanti kirim tautannya." Dia penasaran bagaimana rupa adik Mingyu sekarang.

Mingyu hanya mengangguk. "Eomma, menu makan siang ini enak sekali. Rencananya untuk makan malam, aku dan Tzuyu akan membeli bahannya di pasar."

SWEET OCTOBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang