XII - Kemarahan

535 56 0
                                    

Mingyu tidak menyangka teman-teman hangout-nya membawa teman cewek ke klub. Mingyu mengenali 3 cewek itu sebagai staff sebuah stasiun televisi dan satu idol cewek yang merupakan teman dari teman hangoutnya.

Mereka minum-minum bersama. Mingyu didekati cewek itu, menolak dipegang. Dalam keadaan setengah mabuk, cewek berambut panjang itu menyatakan cintanya pada Mingyu.

Mingyu tidak ingin berbuat kasar, tetapi dia juga tidak nyaman dipegang.

"Maaf, noona~! Aku harus pulang."

"Mingyu, aku masih menunggu jawabanmu. Di backstage Gaon Chart temui aku." Suara itu begitu lembut, membuat Mingyu merinding.

Mingyu pamit lebih dulu dengan alasan ada jadwal latihan. Karena kondisinya yang terpengaruh alkohol, dia tidak bisa menyetir, diantar oleh karyawan klub part time.

Sebelum tidur, Mingyu merenung. Sepertinya cewek-cewek sedikit salah paham dengan keramahannya, sehingga mereka mengira Mingyu memiliki ketertarikan.

Sementara itu, Mingyu melihat video kompilasi kode-kode cinta dari Tzuyu untuk V BTS. Tzuyu dikenal memiliki wajah datar ketika menonton perform idol lain. Tetapi ketika wajah V muncul di layar, Tzuyu tersenyum.

Apa itu artinya? Apa Tzuyu tidak mengangkat teleponnya kemarin karena dia telah berpindah ke lain hati?

Mingyu mencoba menelpon Tzuyu lagi.

Karena Tzuyu juga belum tidur, Tzuyu menjawab panggilannya.

"Tumben diangkat."

Setahu Tzuyu, kalau sedang normal, Mingyu pasti akan mengomel panjang dan "ngegas". "Oppa mabuk?"

"Kamu kencan dengan V? Kalau begitu, aku juga akan menerima pernyataan cinta noona..."

Tzuyu bangkit dari bed, melepaskan masker 2 lapis di wajahnya dengan tak sabar. "Oppa, tolong berikan ponselmu pada orang di sebelahmu!"

Mingyu melemparkan ponselnya, mengenai Woozi di bed sebelah yang sedang asyik rebahan sambil memandangi ponsel juga. "Telepon!"

Woozi kebingungan melihat raut kusut Mingyu, tetapi karena dia pikir itu telepon untuknya, dia mendekatkan ponsel Mingyu ke telinganya.

"Sunbaenim, tolong perhatikan Mingyu oppa! Dia sedang mabuk."

Woozi terkekeh. Dia penasaran bagaimana Tzuyu kalau sedang bertengkar dengan bocah di sampingnya ini. "Kamu terdengar marah."

"Aku tidak suka dia sering-sering main di klub," keluh Tzuyu. "Aku tidak ingin dia sering-sering minum."

"Mungkin dia minum juga karena stress selalu kamu abaikan, hehehe."

Tzuyu yang penurut mempertimbangkan kata-kata Woozi yang suaranya tak dia kenal. "Terima kasih, sunbaenim."

"Ada lagi yang mau disampaikan?"

"Tolong sampaikan pada Mingyu oppa, aku tidak ada hubungan khusus dengan Taehyung sunbaenim. Dia memang lucu dan mudah dekat dengan siapa saja. Tetapi..."

Woozi menunggu kata-kata Tzuyu berikutnya, tetapi kemudian manggut-manggut mengerti. Tzuyu menangis, mungkin merasa tertekan.

Woozi mendorong pelan pipi Mingyu. "Pemuda bodoh! Tidak peka dengan perasaan gadis." Dia mengembalikan ponsel itu pada Mingyu sambil memukul pantatnya.

"Aku ingin mandi. Agar aku bisa melupakan Tzuyu." Mingyu yang setengah mabuk lalu menuruni tangga bed bertingkat miliknya, tetapi... Gdebukkk!

Kakinya tergelincir dan dia tersungkur.

Woozi menepuk jidat. "Bocah ini... sudahnya ceroboh, mabuk pula. Ckck."

***

Ketika syuting untuk Gaon Chart Award, di backstage, Mingyu tidak menemui cewek itu, tetapi segera menemui Tzuyu di ruang tunggu.

"Sunbaenim, ada apa?" tanya Jihyo takut-takut menghadapi Mingyu di depan pintu. Baru saja jurnalis keluar dari ruangan mereka. Jihyo berharap jurnalis itu tidak menoleh ke belakang.

Pernah terjadi, Nayeon sedang berbincang dengan Bambam, lalu media memergoki mereka dan mewawancarai mereka. Keduanya dikenal luwes dan ekstrovert, satu agensi, berteman sejak trainee. Harapannya, semua orang akan mengerti, tetapi tetap saja mereka jadi canggung.

"Tzuyu~!" Mingyu menatap Tzuyu yang duduk di sofa, terkejut melihat Mingyu di depan pintu. Raut wajah Mingyu tidak secerah biasanya.

"Aku~ tidak mau menemuinya eonni~!"

Jeongyeon yang sangat care pada Tzuyu datang mendekati Mingyu, meneruskan pesan Tzuyu. Mingyu menatap tajam Tzuyu yang tampak menghindari matanya.

Mingyu lantas berlalu begitu saja tanpa pamit.

Jeongyeon kembali ke samping Tzuyu. "Dia terlihat kecewa sekali."

Tzuyu mencoba untuk tidak peduli. Bukan jurnalis yang membuatnya enggan menemui Mingyu. Tetapi penelusuran manajer oppa.

"Dia ke club dan minum dengan teman-teman ceweknya..."

Jeongyeon mendesah. "Mungkin hanya untuk melepas penatnya..."

"Bagaimana aku bisa percaya dia masih menungguku..."

"Cobalah bicara. Aku yakin kalian akan baik-baik saja setelah bertemu dan berbicara. Bukankah kamu suka dia? Kamu juga harus membuktikan kalau kamu setia. Apakah karena satu kesalahan dia, kamu langsung membuang perasaanmu?"

Jeongyeon benar. Keadaan emosi Tzuyu sedang tidak baik sehingga dia mudah kesal. "Eonni, aku tidak dekat dengan siapa pun. Hanya dia..."

"Baiklah, aku mengerti." Jeongyeon mengusap-usap pundak Tzuyu.

Mereka diminta keluar dari ruangan, menuju tempat duduk untuk pengisi acara. Tetapi, saat melewati sebuah lorong, Tzuyu melihat Mingyu sedang berbincang dengan idol cewek, tampak akrab.

Tzuyu mempercepat langkahnya. Mingyu pun tak peduli. Dia masih kecewa Tzuyu menolak kedatangannya.

***

Mingyu memberi reaksi dingin pada penampilan TWICE terutama saat Tzuyu tersorot di layar LED raksasa. Di ending stage, saat semua artis berkumpul, Mingyu hanya menyapa artis lain dan rekan Tzuyu, itu pun hanya untuk formalitas. Sementara itu, ketika Mingyu ada di sekitarnya, Tzuyu salah tingkah dan memalingkan wajah padahal tidak ada yang ingin dia lihat di belakangnya. Dia hanya ingin menghindari bertemu pandang dengan Mingyu, walau ternyata dia tidak bisa menghindarinya.

Mungkin karena alam bawah sadar mereka menunjukkan sebetulnya mereka sangat merindukan satu sama lain.

Tentu harus ada yang mengalah, dan berinisiatif menemui, bahkan walau salah satu dari mereka menolaknya.

Tetapi, Mingyu sepertinya lebih mengikuti saran Cha Eun Woo.

Buatlah cewek penasaran dengan mengabaikannya. Sejenak, bukan untuk selamanya. Sampai cewek itu datang untukmu.

Ya, Mingyu memilih mengabaikan Tzuyu. Bahkan meski sambil berteriak melepaskan perih di hatinya, dia menghapus nomor Tzuyu.

"AKU HARUS FOKUS DENGAN CARATS SAJA. AKU HARUS FOKUS DENGAN KARIER SAJA. APA ITU CINTA? CINTA ITU BULLSHIT! CINTA ITU MENYAKITKAN! SEVENTEEN, FIGHTIIING!"

Woozi hanya geleng-geleng.

Melihat keadaan Mingyu, dia merasa keputusannya untuk tidak menjalin cinta dengan gadis mana pun untuk saat ini sudah sangat tepat.

***

SWEET OCTOBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang