Bonus Chapter : Pillow Talk - 2

711 63 27
                                    

Pada Tzuyu yang sedang bercermin, Jeongyeon meminta maaf karena tidak mengecek ponsel Tzuyu yang masih tersambung pada Mingyu saat dia mengobrol dengan V.

Tzuyu memasang paras ingin menangis. "Gyu oppa mendengarnya ya?"

"Sepertinya dia mendengar. Aku memegang ponsel itu di perut seperti ini."

"Gyu oppa tidak akan marah, kan, eonni?"

Jeongyeon juga memasang raut hendak menangis. "Sepertinya dia tidak marah, hanya sakit hati."

"Hiks!" Tzuyu juga merasa bersalah karena sempat melupakan Mingyu. Pagi ini kacau sekali. "Apa yang harus aku katakan padanya, eonni? Aku mengira yang datang itu Gyu oppa."

"Tidak ada yang menyangka V sunbaenim datang sepagi ini. Dia benar-benar daebak."

"Aku mencoba menelpon ulang Gyu oppa tapi tidak diangkat, hiks. Sebelumnya dia bilang dia akan menjemputku, mengajakku jalan-jalan ke Nami Island. Tapi aku menolaknya, hiks. Eonni, aku mandi sampai gemetaran, aku mengganti piyama dengan baju bagus seperti ke bandara, bahkan menggunakan bedak karena aku pikir dia akan datang. Tapi sepertinya dia tidak akan datang."

"Sudahlah, jangan pikirkan perasaan Mingyu dulu!" Jeongyeon menepuk lembut pundak Tzuyu. "Lebih baik kamu tidur saja. Wajahmu seperti bunga yang layu. Yak! Uri visual TWICE yang harus selalu tampil cantik, kamu harus istirahat yang cukup."

"Aku makin tidak bisa tidur kalau begini, eonni," lirihnya sedih. "Gyu oppa tidak boleh marah, hiks."

Tok! Tok! Tok! Jihyo di ambang pintu, geleng-geleng menyaksikan eonni tomboy memeluk maknae-nya yang duduk di kursi rias bak adegan dalam drama.

"Drama queen Chou Tzuyu, siapa tahu setelah bertemu Pangeranmu, kamu bisa tidur dengan lelap lagi, hehehe."

"Pangeran???"

"Tadaaa~!"

Seseorang muncul di belakang Jihyo. Memberikan senyuman manis dan lepas, seolah tidak ada masalah apa pun di hatinya saat ini.

"Huaaaaa~!" Tangis si crying-baby pun pecah.

Jeongyeon dan Jihyo mengusap-usap kepala Tzuyu sambil tertawa. "Kyeowoo~!"

Tzuyu segera berdiri lalu memeluk Mingyu.

"Aigooo~!" gumam Mingyu seraya tersenyum lebar khasnya. Dia senang karena Tzuyu tampak merindukannya dan membutuhkannya, dan di sisi lain dia bingung karena merasa membuat Tzuyu menangis.

"Aku takut oppa marah."

"Kamu ini selalu cemas pada apa pun." Mingyu mengusap-usap pundak Tzuyu agar berhenti menangis. Dia menunjukkan sisi lembutnya. "Aku memang cemburu. Tapi cemburu kan wajar. Itu artinya aku sayang kamu, hehe."

Jihyo dan Jeongyeon gemas melihat keduanya, tetapi mereka tidak ingin mengganggu kebersamaan itu. Lalu, pamit pergi.

"Mianhae, oppa. Tadi aku menolak ketemu dan jalan bareng kamu."

"Aku juga meminta maaf, sayangku."

"Tapi sekarang... terserah oppa. Oppa ingin membawaku kemana pun aku mau. Ayo kita ke Nami Island!"

"Ani~ kamu sedang tidak enak badan." Mingyu lalu menyentuh dahi Tzuyu dan membandingkan dengan dirinya yang sehat. "Kamu seharusnya ke dokter."

Tzuyu menggeleng. Dia tidak begitu suka mengonsumsi obat, tidak suka suasana rumah sakit. Dia menatap Mingyu yang juga sedang menatapnya. "Siapa tahu... setelah jalan-jalan bersama kamu, oppa... aku bisa tidur nyenyak lagi."

Mingyu menatap Tzuyu dalam hening. Tzuyu benar-benar sedang membutuhkannya saat ini. Dia menyentuh kedua pipi Tzuyu, lalu meneruskan sentuhannya hingga ke belakang kepala Tzuyu. Hanya mengelus-elusnya. Dulu eomma juga melakukannya ketika ingin menidurkan Mingyu kecil.

SWEET OCTOBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang