Namun saat ini, di tempat kebugaran, Mingyu memang sedang frustasi, tak hanya memikirkan skandal kencannya tetapi cara menggagalkan rencana Bos Pledis yang ingin memanfaatkan situasi ini. Lagunya sudah jadi, dikomposeri oleh Baekho NUEST setelah Woozi menolaknya. Woozi berpendapat, lagu dengan lirik seperti ini bisa membuat fans semakin mengolok-olok Tzuyu.
CEO sempat memprotesnya. Tetapi Woozi tetap pada prinsipnya---dia menciptakan musik dan lagu untuk menciptakan keceriaan dan healing untuk semua orang, bukan untuk memancing kontroversi.
Mingyu mengangkat barbel sambil melamun. Beban pikirannya masih bisa dia handle sendiri. Dia pun mengatakan pada eomma bahwa dia bisa mengatasinya sendiri.
Sampai kemudian seorang perempuan dengan tanktop dan celana pendek mendekatinya.
Dia adalah idol yang debut 2017, dengan grup underrated di televisi, tetapi cukup populer di kalangan penonton festival karena membawakan konsep dewasa. Dia sering melihat Mingyu di gym ini, bahkan join membership karena Mingyu.
"Oppa~ walau sedang sedih kamu masih terlihat sangat tampan."
"Ingin apa?" Mingyu sedang tak nafsu bicara.
"Kalau oppa kencan denganku... tidak ada yang tahu karena aku pandai dalam bersembunyi, hehehe. Aku hanya membuka diriku untuk oppa."
Mingyu menyeringai. "Tak tertarik."
Cewek itu cemberut. Dia sudah memotong rahangnya demi terlihat lebih cantik di mata Mingyu, bahkan sempat menjadi trainee di Pledis tahun 2015. Mingyu adalah ambisinya.
Dia sengaja menundukkan badan. "Aku lebih seksi daripada Tzuyu," desisnya.
Mingyu menaikkan sudut bibir. "Mayoritas cewek yang mendekatiku adalah noona-noona yang lebih seksi darimu."
"Aku bisa melakukan hal yang lebih seksi dari mereka."
"Tapi aku menginginkan perempuan yang baik."
Cewek itu terdiam. Dia sadar dia bukan perempuan yang baik. Dia adalah mantan sasaeng EXO, mencoba lebih dekat dengan EXO dengan menjadi idol. Dia audisi ke SM, ditolak, mencoba ke Pledis. Berhasil. Setelah di Pledis, ambisinya bukan lagi EXO, tetapi Mingyu, yang saat itu baru saja debut.
Dia mungkin bisa saja debut dengan Pristin, jika peristiwa itu tak terjadi.
Dia lalu menangis. Mengingat peristiwa itu.
Akting menangis? Agar mendapat simpati? Banyak orang seperti dia, batinnya. Mingyu awalnya tak peduli. Tetapi karena dia terus menangis, Mingyu tak enak hati. Dia bangkit dari tempat duduknya, mengambil sesuatu di tas, memberikannya pada perempuan itu.
Perempuan itu menghapus airmatanya dengan tissu. "Jadi aku seharusnya berusaha menjadi perempuan baik, bukan perempuan cantik dan seksi agar bisa memilikimu, ya kan?" ucapnya, tersenyum miris. "Untuk menjadi gadis yang baik, tidak membutuhkan uang yang banyak seperti halnya menjadi cantik dan seksi. Hhh."
Mingyu menatap parasnya tajam, mengingat-ingat tentangnya. Seingat Mingyu, perempuan ini mengundurkan diri dari Pledis, bukan dikeluarkan.
"Saudara bosmu yang sia**n itu merayuku dengan iming-iming uang. Aku terpedaya. Dia membuatku tak berharga," lirihnya. "Lalu bosmu tahu. Bukannya memarahi saudaranya, dia malah mengeluarkanku dengan tak adil. Aku gagal debut."
Mingyu tercengang. "Jadi bukan karena memilih agensi lain?"
"Aku ditendang. Han Sung Hoo melakukannya untuk menjaga nama baik saudaranya. Aku heran, bagaimana dia bisa melindungi seseorang seperti itu?"
Tak heran, sisi lain KPOP memang seperti ini. Mingyu ingin peduli pada perempuan ini, tetapi khawatir gadis ini akan menjadi macan sakit yang mencakar setelah dia rawat.
"Mianhae, aku harus pergi." Mingyu bergegas mengambil tasnya, keluar dari tempat gym. Beruntung, gadis itu tidak mengikutinya. Dia sedih dengan penolakan seperti ini.
Saat di dalam taksi, Mingyu mendapat pesan dari Baekho yang telah mempertimbangkan permintaan Mingyu untuk mengganti lirik.
"Aku tidak bisa membuatnya mengubah keputusan, bro. Dia bilang, jika lagu-lagu kita sukses, kita dan perusahaan juga akan mendapat uang yang banyak."
Persetan dengan uang. Dia lebih memikirkan perasaan Tzuyu.
***
"Gimana? Masih ingin memaksaku menyanyikan lagu dengan lirik seperti itu?"
Mingyu memutar kembali rekaman pembicaraannya dengan perempuan itu, yang tersimpan di ponsel.
"Hyung lebih sayang saudara atau duit??? Bukankah kakak hyung baru saja memiliki anak? Dia bisa saja ditinggalkan oleh istrinya yang seorang dosen. Tidak ada dosen yang mau bersama pria seperti ini."
CEO mati kutu. "Mingyu, tolong hapus." Dia berusaha merebut tetapi Mingyu mengecohnya.
"Hyung, aku akan menghapusnya, tapi berhenti memaksaku menyanyikan lagu dengan lirik samp*h itu."
"OKE! Saya ikuti kemauanmu." CEO mengambil ponsel Mingyu, menghapusnya, lalu berdiri.
Mingyu tahu cara ini sedikit tak adil untuk perempuan itu. Tetapi, para produser di industri KPOP sudah biasa melakukan deal setelah ada iming-iming atau ancaman seperti ini. Mingyu dan teman-temannya juga pernah menjadi korban. Seperti contohnya, SEVENTEEN pernah diancam akan di-banned di acara musik jika tidak ikut dalam program spesial sebuah stasiun televisi, membuat mereka harus mengcancel jadwal lain yang lebih dulu mereka sepakati.
Dia mengacak-acak rambutnya, merasa bersalah. Rasanya dia sama liciknya dengan orang-orang itu. Tetapi jika tidak begini, dia tak akan berhasil menggagalkan rencana CEO.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET OCTOBER
FanfictionAdegan dalam FF ini terinspirasi dari momen real life Tzuyu-Mingyu, ya. ----- SEVENTEEN dan TWICE yang sama-sama debut tahun 2015, bertemu di panggung musik untuk comeback Pretty U dan Cheer Up! Pertemuan ini menjadi awal kisah manis antara Tzuyu da...