12

11K 293 2
                                    

"saya mau ingatkan cso lagi untuk pendingannya, k1, soldex dan lainnya jangan lupa dikejar ya targetnya tinggal sedikit lagi sih untuk soldex cuma tetap pantau aja, bentar lagi kan yuna selesai jadi biar gak numpuk tetap pantau ya" kata pak beno, pimpinan cabang kami saat briefing sore ini.

Kami semua mengangguk tanda mengerti informasi yang telah disampaikan tadi.

"cepet banget ya na bentar lagi lo udah cabut dari sini" kata dira lesu.

"iyaa nih kak yuna tinggal beberapa minggu lagi" resti, anak teller menambahkan.

Aku juga tidak menyangka, cepat sekali waktu berlalu. Terhitung kurang dari dua minggu lagi kontrak ku selesai dan pengganti ku sudah datang.

"niatnya mau cari kerja dimana kak?" tanya resti

Aku mengedikkan bahu "belom kepikiran res" jawab ku asal.

Sejujurnya memang aku belum tahu mau kerja dimana lagi setelah ini, mungkin aku akan membantu toko bapak sampai nanti menemukan kerja lagi.

"dia mah tinggal tunggu dilamar tau" ledek dira sambil tertawa.

Langsung saja ku cubit pinggang nya membuat dira meringis kesakitan

"emang bener kak?" tanya resty penasaran "kayaknya selama aku kerja disini gak pernah liat kak yuna bawa pacar deh. Kok tiba-tiba udah mau lamaran aja"

Makasih loh resty. Pelan sih nih anak ngomongnya cuma ngena ya.
Dan lagi-lagi dira tertawa kencang.

Aku membaca beberapa pesan di ponsel. Dari provider seluler yang mengingatkan bahwa kuota internet ku hampir habis sebanyak lima kali lebih sering daripada pacar yang mengingatkan untuk jangan lupa makan.
Eh tapi kan aku tidak punya pacar.

Lalu ada satu pesan dari nomor yang tidak ada dikontakku tapi aku kenal karena baru semalam aku hapus, arlan menyuruhku untuk datang ke klinik tante anin. Katanya tante anin ingin bertemu denganku disana.

Kuabaikan saja. Dan terakhir dari barry yang menanyakan kabarku.
Akhirnya anak ini menghubungiku juga meskipun hanya melalui pesan. Langsung ku balas pesan barry

🙋 Kamu masih ingat ada aku didunia ini?

👦 Ya masih lah. Masa cewek cantik kayak kamu aku lupain.

🙋 😒 . Knp wa? Kangen?

👦Iya. Ketemuan yuk.




                           🍁🍁🍁




"yuna udah lama nunggu?" sapa tante anin saat melihatku diruang tunggu kliniknya.

Aku menggeleng-geleng kepala meyakinkan. Padahal aku sudah berada disini sekitar dua puluh menit yang lalu.

Arlan menelpon ku, karena tadi aku tidak membalas pesannya. Dia menyuruhku untuk segera datang ke klinik tante anin karena katanya tante sudah menungguku dari tadi. Dari kantor, aku langsung meluncur kesini setelah dikasih tahu alamatnya. Padahal aku ada janji bertemu dengan barry, tapi ku batalkan. Dan saat aku tiba, mbak-mbak resepsionis nya bilang kalo tante anin sedang ada pasien dan aku harus menunggu. Kesel gak?

"duduk na" pinta tante anin saat aku sudah berada diruang kerjanya.

Tante anin membuka jas putih nya dan menaruhnya di hanger.
Aku kembali memperhatikan tante anin yang sedang mengelap peluh keringat di wajah. Mungkin hari ini sedang banyak pasien. Terlihat tante anin tampak sangat lelah.
Walau begitu tidak merubah sedikit pun paras cantik yang dimiliki tante anin. Padahal polesan diwajahnya sudah memudar tapi aura kecantikannya tidak berkurang. Aku jadi iri. Pasti saat remaja tante anin jauh lebih cantik dari sekarang, pantas saja dia bisa mendapatkan suami setampan om andy.

"tante mau kamu perawatan disini sebelum acara pertunangan kalian. Supaya kamu terlihat lebih fresh na" kata tante anin dengan mata berbinar.

Aku mengerutkan dahi. Kenapa aku tidak tahu soal pertunangan ini.
Aku harus menanyakan bapak dan ibu setelah pulang dari sini.

"besok kamu libur kan? Temani tante ya ke rumah sakit. Besok ada acara amal operasi bibir sumbing gratis di rumah sakit om andy. Dan dokter yang menangani nanti adalah arlan" kata tante anin menjelaskan.

Keluarganya bukan hanya kaya tetapi juga dermawan. Gumam ku dalam hati.





                           
                           🍁🍁🍁



Aku baru saja tiba didepan gerbang rumah, tiba-tiba saja aku mendengar teriakan ibu memanggil bapak. Sontak aku berlari kencang kedalam dan melihat bapak tergeletak didepan kamar.

"tidak apa-apa. Pak eros hanya kelelahan. Ini resep obat yang harus ditebus. Kalau terjadi apa-apa lagi langsung dirujuk ke rumah sakit" ujar dokter sambil menyerahkan resep obat padaku.

"terima kasih dok" kata ibu  sambil mengantarkan dokter klinik dekat rumah kami keluar kamar.

Aku duduk disamping bapak yang sedang terbaring lemah di kasur. Niatku pulang lebih cepat adalah untuk menanyakan bapak soal rencana pertunangan yang dibicarakan tante anin tadi di kliniknya.

"kenapa bapak bisa tiba-tiba ambruk gini bu. Jantung bapak gak kumat lagi kan?" tanyaku saat ibu sudah kembali ke kamar.

Ibu membelai halus rambutku untuk menenangkan "bapak cuma kecapean aja na gak usah khawatir ya"

Aku mengangguk pelan, mencoba meyakinkan diriku kalau bapak akan baik-baik saja.

Bapak memang mempunyai riwayat penyakit jantung. Sewaktu aku smp, bapak pernah mengalami serangan jantung ringan. Itu membuatku sangat terpukul dan takut.

"aku nebus obat dulu ya bu di apotek" kata ku sambil meninggalkan kamar

Sepanjang jalan menuju apotek aku berpikir, beberapa waktu belakangan ini aku hanya memikirkan diri sendiri. Aku lupa menanyakan kesehatan bapak dan ibu ku. Aku sibuk dengan pekerjaan sampai jarang menanyakan kabar mereka. Aku terlalu fokus memikirkan perjodohan yang ingin ku hindari tanpa sadar mereka juga jauh lebih memikirkan hal itu.

"yuna" teriak seseorang sambil membunyikan klakson mobilnya.

Aku tersentak. Senyumku terulas saat melihat barry di hadapanku.

"kamu dari mana?"tanya barry saat kami sudah berada di coffee shop.

"aku dari apotek" jawab ku sambil menunjukkan plastik obat yang kubawa.

"siapa yang sakit? " tanya nya lagi dengan nada khawatir.

"bapak" jawabku pelan.

Barry mengembuskan napas lega, mungkin dia kira aku yang sakit.

"tapi bapak kamu gak apa-apa kan?" tanya nya lagi

Aku mengangguk "iya gapapa"

Aku menengok arloji di tanganku, sudah cukup lama diluar. Aku juga belum sempat menanyakan peristiwa ngambek barry waktu itu, tapi aku harus bergegas pulang. Ibu pasti mencari ku.

"yuna" sapa seseorang yang sedang berdiri didekat pintu masuk.

"mas arlan" desis ku pelan

Barry menengok kebelakang, mengarah ke seseorang yang sedang ku tatap saat ini.

"barry aku pulang duluan ya. Aku takut ibu nanyain obatnya" kataku mengalihkan pandangan barry.

"aku antar ya" barry memegang tanganku dan membawaku keluar dari coffee shop ini.

Aku melirik sedikit kearah arlan yang masih berdiri menatapku bersama seorang wanita yang ku lihat di mall dulu.

My Ahjussi (Complete) TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang