30

12.8K 273 6
                                    

"SURPRISEEEE" teriak kami berbarengan saat melihat dira memasuki private room di salah satu restoran di jakarta.

Hari ini kami para alumni dan karyawan bank tempat aku dan dira bekerja dulu mengadakan acara bridal shower untuk dira yang kurang dari sebulan lagi akan melangsungkan pernikahan dengan toni. Bagaimana bisa dira melangkahi ku duluan? Tanyakan saja pada arlan yang sejak enam bulan yang lalu melamar ku tapi selalu mengundur-undur tanggal pernikahan. Aku sampai sempat mengancam nya untuk membatalkan pernikahan kalau sampai kurang dari sebulan ini dia tidak kunjung menentukan tanggal nikah.

"ya abisnya gimana na. Semenjak chelsea pergi kita kekurangan dokter bedah di rumah sakit. Aku juga harus mengikuti beberapa seminar di luar kota dan luar negeri. Aku masih belum bisa dapat jadwal kosong" ujar arlan menjelaskan padaku.

"yaudah kalo gitu kita batalin aja sekalian nikahnya. Aku cari aja laki-laki yang siap menikahi aku tanpa banyak alasan. Biar kamu jadi bujang lapuk sekalian. Dasar ahjussi labil" sindir ku sampai meletup-letup.

Tapi meski aku menyindirnya dengan cara apapun arlan tetap bergeming. Tingkat kepekaan nya padaku malah semakin menurun bahkan NOL BESAR. Dan sekarang aku harus gigit jari melihat kebahagiaan dira yang akan menjadi pengantin sebentar lagi.

"yuna kenapa bengong disitu. Ayo kita foto dulu" teriak dira sambil menarik ku ketengah ruangan yang sudah di dekor dengan tema disney seperti kesukaan dira.

"trus siapa yang motoin?" tanya rena bingung.

"minta tolong waiters nya aja sih" jawab bu ning

"eh eh gak usah" kata dira mencegah "kita suruh dokter arlan aja tuh" sambung nya cepat.

"oh iya dok tolong fotoin kita dong" teriak yang lain saat arlan baru masuk ruangan.

Arlan nampak kebingungan. Tapi pada akhirnya menuruti perintah kami untuk menjadi fotografer dadakan.

"capek ya?" tanya ku sambil menyeka keringat di wajah arlan.

"enggak kok gapapa. Kamu udah selesai?"

"hmm udah sih tinggal beberes aja" jawab ku santai.

"itu manfaat nya apa sih buat kalian ngadain gini-ginian? Lihat tuh si dira muka segala dicemong-cemongin pake lipstik, alis segala ditebal-tebalin, baju segala ala ala princess. Aduuhh"
Kata arlan kembali sarkas.

"itu emang tema bridal shower nya sayang, Disney. Dan kalo yang lainnya mah itu buat seru-seruan aja muka nya" jawab ku ketus.

"yaa kamu jangan kayak gitu nanti aku gak suka"katanya kesal

"lah biarin aja aku begitu. Itu juga kan bukan aku yang siapin. Dan lagipula emang kamu mau nikahin aku? Heh?" skakmat kan tuh. Emang enak. Lagian bisa-bisanya dia melarang sesuatu yang belum pasti.

"ya emang kamu gak mau aku nikahin?" tanya nya balik.

Aku menghentakkan kaki kesal "tanya aja sama diri kamu jangan aku"
Aku berbalik pergi meninggalkan nya.

"kamu mau kemana?" tanya arlan mengejar ku.

Aku tidak peduli dan tetap berjalan meninggalkannya.

"yuna berhenti. Kalau enggak aku gak bakalan nikahin kamu" teriak arlan mengancam. Membuat ku seketika berhenti ditempat.

"nah gitu dong nurut" kata arlan sambil menggenggam tangan ku.

Aku mendongak memelototinya "biarin aja aku ngambek. Kalau kamu begitu lagi aku bakal cari oppa oppa yang lebih ganteng dari kamu"

"hmm masa sih gak ada yang lebih ganteng dari aku" cibirnya percaya diri.

"ada. Banyak malah" jawab ku tidak mau kalah.

Arlan seketika berhenti dan menatapku dalam-dalam "tapi gak ada yang bisa ngalahin keromantisan aku ke kamu" katanya sambil mencium kening ku.



                           ✴️✴️✴️




"mas kamu mau ngajak aku kemana sih? Kok gak nyampe-nyampe?"

"sabar sayang, sebentar lagi sampai"

Arlan menuntunku dengan hati-hati menuju suatu tempat. Dia menutup mataku dengan kain karena katanya ingin memberikan aku kejutan.

Aku pasrah saja. Tapi kaki ku mulai kram karena sepertinya jalan yang kami lalui menanjak. Mataku juga semakin menggelap karena terlalu lama ditutup kain.

"nah sini sayang sini kita udah sampai. Aku buka penutupnya, tapi mata kamu jangan dibuka dulu"

"iya"

"aku hitung sampai tiga. Sa..tu du..a ti..ga. buka mata kamu"

Saat arlan memberi intrupsi padaku untuk membuka mata. Aku langsung membuka mataku dengan perlahan.

Awalnya penglihatan ku masih samar-samar. Aku tidak bisa melihat dengan jelas apa yang ada di depanku saat ini. Tapi setelah semuanya kembali terang, aku terkejut bukan main melihat sebuah pemandangan yang indah. Sangat indah. Yang aku lihat saat ini.

Ini dimana? Mengapa ada tempat yang sangat indah yang bisa aku lihat di malam hari di indonesia? Aku tidak pernah melihat pemandangan seindah ini selama hidup ku.

"indah bukan?" tanya arlan pelan.

Aku sampai lupa keberadaan arlan di sampingku.

"iyaa sangat indah. Tapi kenapa kamu bawa aku kesini?" tanya ku penasaran.

Arlan terdiam sebentar. Dia merogoh sesuatu di hand bag -yang entah apa isinya- dibawanya sejak tadi.

"yuna" panggilnya

"hmm"

"kita udah mengalami begitu banyak lika-liku cinta. Ketika kita bertengkar, ketika kita saling cemburu, ketika kita kembali mencintai, semua itu pengen aku lalui sama kamu selama sisa hidupku. Mungkin aku bukan laki-laki sempurna, tapi aku sudah yakin dan percaya bahwa kamu akan bisa menyempurnakan hidupku..."

Aku terdiam. Tidak bisa berkata-kata saat arlan mengungkapkan isi hatinya padaku.

Selama kami menjalani hubungan, ini adalah pertama kalinya lagi aku mendengar kata-kata indah keluar dari mulutnya lagi.

"maafin aku karena masih mengulur-ulur waktu. Kamu tentu tahu ada banyak pertimbangan yang ada didalam otakku. Bukan aku ragu padamu. Tapi pada diriku sendiri. Apa aku bisa menjadi laki-laki yang baik untukmu? Apa aku bisa membahagiakan kamu selama sisa hidupmu..."

"tapi setelah aku terus berpikir begitu, aku menyadari begitu banyak waktu yang terlewat hanya karena memikirkan keresahanku sendiri. Aku tahu aku egois. Maafkan aku yuna"

Aku kini mengerti. Selama setahun kami berpacaran, arlan memang tidak lagi menyinggung mengenai pernikahan.
Awalnya aku kesal, dia terus beralasan mencari tanggal yang pas untuk pernikahan kami tapi dia tidak kunjung melamar ku terlebih dahulu.

Tapi setelah waktu berjalan, aku mulai tidak lagi menuntutnya untuk segera menikah. Karena aku tahu kami sama-sama sedang dalam tahap saling mengenal dan memahami.

Kami hanya tidak ingin hal-hal buruk terjadi di kehidupan rumah tangga kami nantinya kalau menikah buru-buru. Meskipun kami tahu setiap kehidupan pasti ada masalah.
Hanya saja kami lebih berhati-hati.

Dan saat ini entah roh apa yang sedang merasuki tubuh arlan. Tiba-tiba saja aku merasa dia sudah sangat siap.

My Ahjussi (Complete) TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang