17

10.1K 302 2
                                    

"loh arlan kamu ngapain tumben pulang ?" tanya tante anin saat tiba di rumah.

"aku cuma mau ngambil kemeja coklat mah" jawab arlan sambil menunjukkan tas berisi kemeja yang dipegangnya.

Aku melihat tante anin melirik kesana-kemari. Bisa ditebak dia mencari ku

"mama kenapa sih?" tanya arlan heran.

Tante anin menggeleng kuat-kuat. Akhirnya dia melihatku saat hendak mengambil air minum di dapur.

"yuna kok kamu disini?" tanya tante anin berbisik.

Aku terhuyung. Tidak bisa bangkit karena kakiku kram. Kalau saja tante anin tahu aku sudah berjongkok di dapur selama satu jam. Aku pasti sudah pingsan ditempat.
Dasar arlan annoying. Kupikir dia tidak akan lama berada disini. Tapi ternyata dia malah duduk di ruang tamu dan asyik memainkan ponsel.

"bi sum sini" bisik tante anin

"iya nya kenapa?"

"kamu tolong antar yuna ke kamar saya. Pelan-pelan ya karena kakinya kram" pinta tante anin dan dijawab anggukan oleh bi sumi.

"tante jangan nanti arlan lihat aku" aku berbisik hampir tak terdengar

"tenang aja nanti tante alihkan perhatiannya. Lagian kamu gak bisa naik ke kamar kamu makanya kamu dikamar tante dulu. Kasian kamu jongkok begitu"

Aku akhirnya menyetujui ide tante anin. Setelah tante kembali menemui arlan, baru aku beranjak pergi dipapah bi sumi.

"makasih ya bi"

"sama-sama non"

" eh bi tunggu sebentar " kataku menghentikan langkah bi sumi.

"tolong bungkusin makanan yang tadi aku masak buat arlan yaa" sambungku dibalas dengan anggukan oleh bu sumi.

Sekitar sepuluh menit berlalu aku mengintip keruang tamu, sudah tidak ada arlan dan tante anin di sana.

"arlan sudah pulang na" kata tante anin saat masuk kedalam kamar.

Aku membuang nafas lega.

"kalo gitu aku juga pulang ya tante. Kasian nanti bapak sama ibu di rumah gak ada yang bantuin" pamit ku pada tante anin. Lagipula om andy dalam perjalanan pulang, jadi sudah waktunya aku kembali ke rumah.

"sebentar tante ganti baju dulu. Nanti tante antar kamu pulang" ucap tante anin cepat yang langsung ku jawab dengan tolakan.

"yaudah tapi setelah ini kamu mau kan nginep lagi di rumah tante?"

"anytime tan" jawabku santai.

Aku pamit tidak lama setelah om andy pulang. Aku hanya membawa tas kecil kemarin. Karena selama disini aku memakai baju milik aileen.
Karena rumah om andy berada di komplek, tidak ada akses angkot menuju jalan raya. Aku tidak menyangka akan sejauh ini karena biasanya aku kesana naik mobil arlan, taksi online dan terakhir bersama tante anin.

"kenapa bisa banget sih punya sifat keras kepala kayak gitu" kata seseorang dari dalam mobil.

Aku terlonjak kaget. Hampir saja aku jantungan. Aku pikir aku akan di begal. Apalagi jalanan ini sangat sepi dan gelap.

"ngapain malah duduk disitu" bentak arlan saat melihat ku sedang jongkok sambil menutupi wajahku dengan tangan.

Aku bangkit saat tahu arlan sudah berdiri di depanku.

"kamu paling demen ya liat orang lain khawatir. Heh?" bentak arlan melangkah mendekatiku.

Aku memundurkan langkah lebih cepat. Tapi sesuatu yang besar menghalangi langkahku dan membuat aku terhuyung. Sontak arlan memegang tanganku dengan erat. Mata kami bertemu. Tatapannya padaku bukan seperti biasanya yang sinis. Sinar matanya melembut. Ada apa dengan ku? Mengapa jantungku seperti ingin melompat keluar.
Setelah beberapa lama aku tersadar dan kembali berdiri tegap. Arlan pun langsung melepaskan pegangannya.

"aku harus pulang" kataku berbalik badan cepat.

"aku antar" kata arlan memegang tanganku lagi.

Dia buru-buru melepaskan ketika aku membelalakkan mata kearahnya.

"aku bisa pulang sendiri" desisku

Arlan menghentikan langkah ku "please" katanya memohon


                             🍁🍁🍁



Alasan utama aku mau diantar pulang oleh arlan karena takut.
Yaa.. Aku memang anak penakut yang tidak pernah keluar rumah lebih dari jam sepuluh malam sendirian dengan suasana sepi dan gelap seperti itu.
Ingat yuna ini semua hanya demi keselamatan.

Aku mencuri pandang arlan yang diam-diam menatapku. Ketika aku menengok, dia langsung membuang muka dan fokus kembali ke kemudi.

"udah berapa lama kamu nginep di rumah mama?" tanya nya memecah keheningan.

"tiga hari" jawabku pelan.

Ku dengar dia hanya mengatakan oh saja. Lalu hening kembali. Aku juga berpura-pura melihat ke jendela.

"makanan nya enak. Makasih" gumamnya pelan.

Aku terkejut. Darimana dia tahu aku yang membuat makanan itu? Apa jangan - jangan dia sudah melihatku di dapur sejak baru datang makanya dia mengulur-ulur waktu diruang tamu. Sial!

"orang tua kamu apa kabar?" tanyanya lagi.

"baik" jawab ku singkat

Dan lagi-lagi dia hanya mengatakan oh.

"kalo mbak chelsea apa kabar?" terkutuk lah kau yuna sudah menanyakan sesuatu yang menyalahi hatimu.

"baik juga" jawab arlan datar.

Aku tidak suka suasana ini.
Ya mobil... cepat lah kau sampai ke rumah.

"udah sampe" kata arlan saat aku sedang berusaha untuk memejamkan mata.

Aku membuang nafas lega. Kalau saja aku lebih lama sepuluh menit lagi bersamanya mungkin aku sudah tidur.

Arlan lebih dulu keluar dari mobil. Dan aku tercengang saat dia berputar membukakan pintu mobil untukku.

"silahkan" katanya pelan.

Aku tidak menjawab. Tidak juga tersenyum. Apalagi tertawa. Karena saat ini aku hanya sibuk menenangkan jantungku yang tiba-tiba saja bergejolak tidak keruan selama didekatnya.

Dia mengantarkan aku masuk kedalam gang. Kami berjalan berdampingan. Sesekali aku melirik kearahnya. Ada yang lain dengan penampilannya. Apa dia mencukur jambang tipisnya? Atau dia semakin tinggi? Mungkin karena aku sudah lama tidak melihatnya.

Keheningan mulai menyapu malam. Yang terdengar hanya suara gesekan sepatu dari kami. Atau suara daun yang berjatuhan tertiup angin malam.

"masuk sana" kata arlan saat kami tiba didepan gerbang rumahku.

Aku mengangguk dan berbalik tanpa menoleh lagi.

"assalamualaikum bu pak" sapa ku saat masuk kedalam rumah.

Kenapa begitu sepi ? Kemana perginya bapak dan ibu? 

"yuna" sapa seseorang dari luar rumah.
Aku membuka pintu dan melihat bu desi, tetangga ku datang dengan wajah gelisah.

"ada apa ibu desi?" tanya ku cepat

"bapak kamu kena serangan jantung dan barusan dibawa ke rumah sakit"

Aku terhuyung. Seperti petir menyambar disiang bolong aku histeris. Tiba-tiba saja mataku gelap. Sayup-sayup aku mendengar suara seseorang datang memanggilku.

My Ahjussi (Complete) TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang