Chapter 9 : Back to School!

10K 1.3K 82
                                    

🐥❤🐱

"Seokjin mau di antar hanya sama Mochi-papa!"

"Hobi juga mau di antar sama Angel-papa!"

"Joonie tidak keberatan di antar sama siapapun. Tapi, kalau papa mau, Joonie lebih senang. "😁

Ketiga anak tertua sedang dalam misi  membujuk Papa mereka untuk mengantar mereka sekolah besok. Yoongi hanya duduk diam dengan Jungkook dipangkuannya dan Taehyung disampingnya. Keduanya sibuk didunia mereka sendiri.

"Oke, besok kalian Papa antar."

"YES! Mochi-papa terbaiklah!"

"Hobi bahagia!" bunga-bunga Hoseok bertebaran dimana-mana sedangkan Namjoon hanya tersenyum manis.

"Sekalian jemput ya, Papa." Jimin tersenyum menyesal kemudian mengusak rambut Namjoon.

"Maaf ya. Kalau jemput, Papa tidak bisa. Kalian dijemput oleh Nanny kalian saja ya?" semua terlihat murung sebelum Hoseok mengangguk ceria.

"Uhm! Tidak apa-apa, Angel-papa. Nanti biar sekalian kenalin keteman-teman calon mama baru Hobi." Seokjin terkikik setuju dan memberi empat jempol pada Hoseok.

Yoongi yang mendengar hanya mendengus. Ia tidak akan membantahnya lagi. Toh, yang namanya anak-anak pasti dengan cepat atau lambat akan melupakannya.

"Kajja, sudah hampir jam 9 malam. Saatnya kalian tidur. Nanti bisa terlambat sekolah." dengan demikian Jimin mencium kening anak-anaknya satu persatu kemudian terhenti didepan Yoongi.

"Ingin kucium juga, Yoongi-ah?" Jimin tersenyum jahil. Perempatan imajiner muncul di dahi Yoongi.

"Mati saja kau sana, Park bantet." bisik Yoongi kejam sambil menginjak kaki Jimin tanpa sepengetahuan anak-anak.

Yoongi dengan kesal kemudian membawa kelima anak kecil menuju kamar tidur mereka. Meninggalkan Jimin yang terkekeh pelan. Ia suka menggoda nanny pucat itu.

~000o000~

Keesokan harinya, Yoongi bangun cepat dan segera menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi. Ia harus membuat sarapan dalam porsi yang banyak karena harus membuat bekal untuk Seokjin, Namjoon, dan Hoseok.

"Pagi, pucat." Yoongi berbalik kaget untuk melihat Park Jimin sudah rapi dengan jas kantornya duduk di meja makan.

"Pagi, bantet." Jimin cemberut mendengarnya. Mengapa Yoongi selalu mengejeknya dengan hal-hala yang jelek?

"Aku tidak bantet. Jangan panggil aku itu." Yoongi mendengus.

"Memangnya harus kupanggil dengan apa?" tanya Yoongi ketus. Jimin menyeringai nakal. Ia kemudian beranjak dari duduknya untuk mendekati Yoongi dan menyangga dagunya di meja dapur samping Yoongi.

"Panggik aku hyung. Kalau mau, boleh juga panggil aku 'sayang'." Jimin wink menggoda dam sontak spatula yang hendak di ambil Yoongi tersarang di dahi Jimin dengan kejamnya.

"Itu sakit sekali. Kau ini kenapa kasar sekali sih?! Aku kan cuma mau ramah!" Jimin mengambil spatula itu dan menaruhnya di meja kemudian mendengus kesal.

"Definisi ramah dalam kamus otakmu itu apa, huh? Menggoda kaum muda? Sudah kuduga, kau memang iblis uban berhidung belang." Cibir Yoongi sebelum kembali berkutat dengan tugas dapurnya. Jimin hanya merengut jengkel tanpa membalas. Ia kemudian mulai membuat kopi paginya.

Ugi-nanny! | MINYOON (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang