Chapter 23 : The Truth Untold

6.9K 977 138
                                    

🎥🎥🎥🎥🎥

"Ini tentang hal yang sebenarnya."

Yoongi mengikuti Jimin ke ruang kerjanya. Melihat betapa pendiamnya Jimin membuat Yoongi gelisah. Apa yang ingin dibicarakan oleh Jimin?

"Terima kasih sudah mau mengikutiku." Jimin tersenyum kecil dan mempersilahkan Yoongi duduk di sampingnya.

"Jadi... apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Yoongi dengan suara pelan. Jimin hanya terdiam menatap namja didepannya dengan tatapan menculas.

"A-aku tidak tahu harus memulainya dari mana." perempatan imajiner muncul di pelipis Yoongi. Ia menyilangkan kedua tangannya dan menggerutu tidak jelas.

"Katakan saja semua. Aku akan mendengarnya baik-baik." Jimin kembali terdiam dan menghela napas.

"Kau tahu, sebenarnya, di antara kelima-lima anakku ada anak kandungku." Yoongi tertegun mendengarnya. Ia menatap Jimin dengan tatapan tak terbaca. Hatinya entah mengapa tiba-tiba teremas dan begitu sakit.

"Anak kandungku adalah Jungkook. Dia terlahir dari seorang yeoja yang kutemui lima tahun yang lalu." Jimin hanya bisa mengulas senyuman miris melihat wajah Yoongi. Ia tahu Yoongi akan bereaksi seperti ini.

"...kau tahu Yoongi? Dulu aku memiliki seorang eomma yang baik hati. Saat perusahaan ini diwariskan pada usiaku yang ketujuh belas, hanya eomma yang tetap berdiri dibelakangku dan menopangku ketika aku kesusahan." Jimin kemudian menatap bulan di langit dengan senyuman nostalgia.

"Eomma benar-benar seperti malaikat. Eomma juga sangat hebat karena membuatku tetap terlihat seperti anak kecil meski usiaku sudah dewasa. Aku tetap bermanja-manja dengan eomma dan merasa bahwa hidupku akan baik-baik saja jika eomma tetap berada disisiku." kemudian senyuman nostalgia itu menghilang. Digantikan dengan tatapan gelap dan murka yang tertahan diwajah tampan Jimin.

"Sampai tragedi itu terjadi..."

.
.
.
.
.

12 Maret 2013

"Beraninya kau ingin kembali menikah?! Bahkan setelah eomma meninggal! Kenapa Appa! Kenapa! Apakah kau tidak mencintai eomma!?" namja yang berusia 21 tahun itu membentak sang Appa yang hanya memasang wajah dingin.

"Eomma-mu sudah mati." dengan perasaan amarah yang meluap-luap, Park Jimin meninju wajah sang Appa.

Hatinya begitu sakit. Tidak bisakah sang Appa melihatnya? Melihat betapa menderitanya Jimin yang telah ditinggal oleh eomma tercinta dalam kecelakaan?

"Keluar kau dari rumahku! KAU BUKAN ORANG TUAKU LAGI, BAJINGAN!" sang mantan Appa, hanya mendengus kemudian menyeringai kecil.

"Ingat baik-baik Park Jimin. Aku tidak lagi mencintai eomma-mu. Eommamu begitu lemah untuk membesarkan anak tidak berguna sepertimu." balas sang Appa dengan nada meremehkan dan keluar dari rumah Jimin.

Mengapa Jimin merasa sangat kesepian sekarang? Ia tidak memiliki teman akrab. Hidupnya hanya seputar pekerjaan dan hidup sehari-hari. Hanya eomma-nya, Park Jyuhae yang bisa mengobati rasa kesepiannya.

Tapi, sekarang? Jimin tidak tahu harus bernaung dengan siapa.

~000o000~

Rasa alkohol di mulutnya terasa begitu nikmat. Bebannya seperti terangkat begitu saja dan Jimin ingin melupakan semua rasa sakitnya sejenak.

"Hei tampan, ingin berbagi kisah? Sepertinya kau sedang dalam kesedihan?" dengan mata mengantuk, Jimin mendongak untuk melihat seorang yeoja berpakaian seksi berdiri disana.

Ugi-nanny! | MINYOON (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang