can't hear you

5.6K 248 12
                                    

"hahahahahaha"

Sebuah tawa menggema diantar lorong sebuah kelas pada waktu pagi. Pelaku tawa itu menertawakan lawannya yang kini hampir menangis karena alat pendengarnya rusak. Belum lagi kacamatanya yang retak menjadi dia bagaian. Pemuda yang tertawa itu menginjak alat pendengar dan kacamatanya hingga tak berbentuk. Si mata sipit -pemuda yang menertawainya- lalu berjongkok menyamai tingginya dengan pemuda cantik kini hanya bisa menatap alat pendengarnya yang dirusak.

"Kau tak bisa mendengar dengan baik, lalu kenapa kau lebih memilih bersekolah disini? Kenapa tidak disekolah ditempat anak yang membutuhkan penanganan khusus hmm? Tidakkah kau mau bergabung dengan teman-temanmu?" tanya pemuda itu dengan smirk yang meremehkan si pemuda cantik itu.

Lima meter jauhnya dari sana, ada seorang pemuda yang menatap apa yang terjadi dibawah sana. Pemuda itu itu berdiri di atas tangga. Matanya menatap semua kejadian yang ada didepan matanya. Meskipun ia merasa miris, tetapi apa yang bisa ia perbuat saat ini? Ia tak bisa melakukan apapun. Seolah semua dibawah kendali di  bawah pemuda itu. Ia hanya bisa berharap ada orang lain yang akan menolong pemuda cantik bermata bulat tersebut.

"Hentikan bualamu itu Zhong Chenlee!!" sebuah suara menghentikan kegiatan Chenlee -pemuda yang tertawa- yang asik tertawa.

Pemuda Zhong itu mengubah wajahnya menjadi datar tak berekspresi. Dua pemuda tampan lainnya datang dengan muka penuh amarah. Salah satu dari mereka memberi bogeman mentah-mentah pada pemuda Zhong tersebut hingga tersungkur. Satunya membagi pemuda cantik bermata bulat itu berdiri.

"Sialan kau Na Jaemin," ucap pemuda Zhong itu sambil mengusap darah yang mengalir di bibirnya setelah ia berdiri.

"Kau yang sialan Zhong Chenlee," bukan pemuda Na yang menjawab, melainkan pemuda bermarga Lee.

"Aku tidak punya urusan dengan kalian," ucap pemuda Zhong.

"Urusannya adalah urusanku," jawab pemuda Na.

Pemuda bermarga Lee yang datang bersama pemuda Na itu maju ke depan menatap pemuda Zhong tersebut nyalang. Pemuda Lee yang satunya ada dibelakang mereka. Ingin rasanya pemuda bermata bulat itu menghentikan acara tatapan membunuh tersebut. Namun apa daya? Kakinya seolah dilem di lantai, mulutnya kaku.

"Kau," tunjuk pemuda Lee kearah pemuda Zhong tersebut.

Sedangkan pemuda Zhong tersebut memutar bola matanya malas.

"Sudah kubilang, itu adalah urusanku. Ingat itu Lee Haechan," ucap pemuda Zhong itu dingin.

"Sialan," umpat Jaemin.

Kedua pemuda bermarga beda itu melayangkan tinjunya kearah pemuda Zhong. Namun belum sempat mengenai wajahnya tersebut, sebuah suara menghentikan mereka.

"Hentikan Nana, Chanie!"

Kedua pemuda yang dipanggil namanya itu menoleh kebelakang dan melihat pemuda Lee itu bergetar ketakutan. Mereka menurunkan tunjuk mereka dan menatap pemuda itu nanar. Sedangkan pemuda Zhong itu tersenyum menang.

"Pergi sekarang sebelum kami berubah pikiran," ucap Haechan dingin.

"Aku akan pergi tanpa kalian suruh," jawab Chenlee.

Pemuda Zhong itu berjalan menjauh sambil terus memasang senyum meremehkan. Kedua pemuda lainnya berbalik dan salah satu dari mereka merengkuh tubuh kecil si cantik.

"Kau aman sekarang, Lee Minhyung," ucapnya menenangkan.

Haechan mengambil kacamata dan alat pendengar yang sudah tak berbentuk lagi. Ia lalu berjalan beberapa langkah mengambil tas hitam pemuda cantik tersebut.

NCT Oneshoot with Mark (AllxMark) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang