family

6.5K 259 35
                                    

Pemuda tampan itu tersenyum ketika melihat istri mungilnya sedang memasak. Entah bagaimana punggung sempit itu lebih enak dipandang daripada hujan yang mengalun diluar sana. Kaki pemuda tampan itu bergerak menciptakan langkah di atas lantai marmer berwarna coklat kalem itu. Seutas senyum di bibir plum pemuda itu berganti dengan sebuah seringaian. Ia terus berjalan mendekati sang istri yang sibuk hingga tak menyadari kehadirannya. Awalnya dia berniat memberikan sebuah kejutan, namun hal itu diurungkan ketika ia mengingat ada hal lain yang penting.

Menjaga nyawa lain

Akhirnya jiwa jahil pemuda tampan itu menghilang entah kemana. Berganti dengan senyum lima jari yang meneduhkan. Ketika sudah berada dibelakang sang istri, lengannya memeluk pinggang ramping yang kini sedikit melebar itu, kepalanya ia kaitkan diatasnya bahu sempit sang istri. Hidung mancungnya menghirup aroma tubuh dan rambut yang menguar disekitar indera penciumannya.

Sang istri yang tengah memasukan sayuran kedalam panci masak itupun terkesiap kaget. Ia menoleh kesamping dan mendapati sang suami yang sedang menatapnya lembut dengan senyuman khasnya. Hampir saja tadi dia mengacungkan pisau yang sedang dipegangnya.

"Ada apa Renjun-ah?" tanyanya lembut sambil mengaduk bahan makanan yang sedang dimasak di atas kompor.

"Tidak ada," jawab pemuda yang dipanggil Renjun itu.

"Renjun, singkirkan tanganmu. Aku tidak bisa bergerak," kata sang istri dengan nada sedikit jengkel.

"Tidak mau," bantah Renjun.

Tangan pemuda itu meraba-raba perut yang sedikit membesar itu. Lalu pandangannya beralih pada sang istri yang tengah fokus dengan masakannya.

"Apa ini sakit sayang?" tanyanya.

"Tidak," balas sang istri cepat.

"Awas Renjun. Kau berat tau," keluhnya.

Renjun mengalah, ia melepas pelukannya pada sang istri dengan bibir melengkung kebawah. Sedangkan sang istri langsung bergegas mengambil wadah untuk menuangkan sayurnya yang telah matang.

"Biar aku saja Mark hyung," potong Renjun ketika pemuda manis yang dipanggil Mark hyung itu hendak mengambil alih sayur yang sedang dipegangnya itu.

Yang lebih tua mengangkat satu alisnya dan menatap sang suami dengan pandangan 'yang benar saja?'.

"Ambil saja piring. Jangan merencoki," ketusnya.

Renjun mengehela nafas. Dia mengalah lagi. Membiarkan Mark membawa masakannya keatas meja makan semetara dia mengambil peralatan makan dan nasi. Mark duduk dan membiarkan Renjun yang mengambil nasinya. Ia sudah sedikit kesusahan bergerak bebas karena perutnya yang sudah membesar. Renjun datang membawa dua piring nasi, sumpit, dan dua buah mangkuk. Pemuda tampan itu meletakkannya di atas meja. Ia tak langsung duduk melainkan mengambil segala kopi dan susu yang telah dibuatnya tadi.

"Akhhh!" pekikan dari sang istri membuat Renjun kaget.

Bahkan pemuda itu hampir saja menjatuhkan dua gelas yang dipegangnya. Ia lalu melangkah cepat untuk menengok keadaan istrinya. Tinggal dua bulan lagi menunggu kelahiran buah hatinya. Ketika sampai disana, apa yang terjadi? Ia mendapati istrinya yang sedang mengelus perut besarnya sambil mengucapkan kata-kata manis. Renjun tak mengerti, pemuda itu lantas duduk didepan istrinya.

"Kenapa tadi berteriak?" tanyanya.

"Ahhh tidak. Hanya saja dia menendang," balasnya riang.

"Apa itu sakit?" tanyanya lagi.

"Ya..sakit sih. Tapi itu baik-baik saja. Artinya ada pergerakan didalam sana. Kau tenang saja Renjun-ah," katanya menenangkan suaminya.

"Baiklah aku percaya padamu. Tapi hyungie, kenapa perutmu sudah besar sekali? Kan baru memasuki bulan ketujuh," katanya bingung ketika melihat perut besar Mark yang lebih besar dari usia pada umumnya.

NCT Oneshoot with Mark (AllxMark) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang