-Ada apa dengan ka Laras?-

468 14 0
                                    

"Saat kamu mencari yang terbaik, kamu seringlupa bahwa yang terbaik sudah lelah memperjungkanmu."

**************

15.30 WIB

Hari ini pertandingan futsal antara sekolah gue dan SMA Bintara berjalan menarik, dengan tempo permainan yang cepat dan keras, kedua belah pihak saling jual beli lalu tawar menawar serangan. Suara teriakan para cewek seakan menjadi motivasi terbaik untuk para pemain futsal. Sedangkan suara tukang bakso, batagor dan lainnya seakan menjadi suara rakyat yang sedang demo di depan gedung DPR dan MPR, keras namun tak ditanggapi.

Supporter dari kedua belah pihak tak henti-hentinya memberi dukungan. Berbeda dengan yang lainnya, gue dan Kak Laras memilih untuk nongkrong di depan gerbang sekolah sembari menyantap batagor.

"Kamu habis ini mau ke mana?" tanya Kak Laras.

"Mau main basket sama Rendi ka. Kenapa?"

"Ohhhh" Kak Laras mengangguk. Ia mengambil tisu kecil di sakunya dan mengusap keringat yang menempel di kening gue. "Belum juga main, udah keringatan aja."

Benar-benar adegan romantic, mirip di film the walking dead. Wets, zombie juga bisa romantis ko.

"Za, Aku mau nanya sesuatu sama kamu?" tanya Kak Laras membuka pemngobrolan.

"Silahkan, jangan lupa passwordnya" balas gue seakan sedang kuis.

"Ko password? Dapat 2 juta enggak? Hehehe" balas Kak Laras menanggapi candaan gue. Gue dan Kak Laras memang memiliki selera humor yang nyaris sama. Itu cuma satu dari sekian banyak kesamaan kami.

"Ya tanya aja ka. Tapi jangan pertanyaan tentang pelajaran ya. Lagi bosen." balas gue

"Enggak ko. Aku mau nanya tentang...." Kak Laras terlihat seperti ragu-ragu melanjutkan omongannya. Bola matanya bergerak-gerak kanan kiri seakan sedang berfikir.

"Tentang???"

"Kamu ada perasaan sama Putri??"

Gue kaget karena Kak Laras tibat-tiba nanya hal itu ke gue? Padahal selama ini gue memang belum bercerita apa-apa tentang Putri selain mengataka bahwa gue tidak berteman dengannya.

"Maksud kaka?" Balas gue dengan nada pura-pura nggak mengerti.

"Aku dengar dari anak-anak kalo kamu ada perasaan sama Putri, entah aku harus percaya atau enggak. Aku nanya ini cuman Buat mastiin benar atau enggaknya berita ini. Aku kenal Putri udah lama. Sebaiknya kamu----"

Belum selesai Kak Laras berbicara. Datang beberapa teman laki-lakinya berkata bahwa Kak Laras dipanggil kepala sekolah. Kak Laras memperlihatkan ekspresi kaget ketika mendapat kabar bahwa kepala sekolah memanggilnya. Ditambah dengan senyuman tipis yang diperlihatkan beberapa teman laki-lakinya itu. Ada apa dengan Kak Laras???

"Sebentar ya," kata Kak Laras sembari menaruh piring berisikan batagor di tepi pagar sekolah lalu ia berdiri dan berjalan sembari melihat ke arah teman laki-lakinya itu dengan tatapan penuh kekesalan.

"Sebentar ya adik kecil Reza" timpal salah satu teman laki Kak Laras dengan nada mengejek."Nanti Kak Larasnya kami balikin ko".

Gue nggak menanggapi ejekannya. Rasa penasaran tentang apa yang ingin disampaikan Kak Laras dan apa yang disembunyikannya lebih penting untuk gue saat ini.

Karena penasaran yang tinggi, gue menyudahi santapan gue.

"Kang, berapa totalnya?" tanya gue ke tukang batagor.

"Tadi pesen 2 paket istimewa ya? Jadi totalnya 15 ribu nak, Za." balasnya

"Maaf kang. Saya cuman bawa 10 ribu. Biarkan 5 ribunya berubah menjadi pahala. Mari kita ucapkan amin bersama-sama. Aaa...."

Don't say Why!! -Selesai-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang