-Perkataan aneh-

573 23 4
                                    

Lagi-lagi karena jarak
Ada rumus rumit yang sulit ditebak
Ditambah dia
Yang hadir mengajakmu bercerita

Menyerah bukan pilihan
Meski seringkali datang kelelahan
Menimbulkan pertanyaan
Apa masih kuat untuk bertahan?

**********

"Jadi ini alasannya lu gak mau temenan sama gue?" tanya gue pada Putri yang sedang berdiri di depan gerbang.

Jam pulang memang telah tiba. Sebagian murid-murid pulang, beberapa yang lain masih bermain basket, ada yang memilih untuk hangout bersama teman-teman lainnya, entah kemana. Nggak akan jauh dari Mall atau cafe-cafe bertema menarik yang cuma dijadikan sebagai background untuk foto lalu mereka akan memposting foto tersebut di media sosial mereka guna mencari popularitas. Bukankah mall atau cafe memang lebih menarik daripada museum bagi generasi millenial??

"Gue enggak ngerti maksud lu." Tukas Kak Putri sembari menunduk dan memainkan hpnya.

"Lu enggak mau jadi gue jadi temen lu karena status gue sebagai adek kelas?"

Enggak ada wajah gugup atau cemas sama sekali yang terlihat dari raut wajahnya. Entah kabar dari Kak Laras ini benar atau nggak.

Setelah Kak Laras menampar gue kamarin. Gue dan dia sempat beradu mulut karena ia berfikir bahwa gue ada penyebab kenapa Putri menangis. Ia berkata bahwa Putri nggak ingin menjadi teman gue karena gue ade kelasnya. Meskipun alasan itu adalah alasan yang konyol namun gue menerimanya karena menganggap bahwa Kak Laras mengenal Putri lebih lama.

"Gue mau pulang. Gue enggak ada waktu Buat ngurus ginian." balasnya sembari berjalan menuju arah pangkalan ojek.

"Seberapa besar usaha lu Buat ngejauh dari gue, sebesar itu gue bakal selalu berusaha cari tahu alasannya!"

Ia terdiam ketika mendengar perkataan gue lalu membalikkan badan dan memasang wajah serius. Ia mendatangi gue dengan mengenduskan nafasnya.

"Gue heran deh sama lu. Lu tuh kenapa sih usaha banget Buat jadi temen gue?!"

"Memangnya kalo mau jadi temen lu, harus daftar dulu?"

"Slot temen gue udah habis." tegasnya.

"Ya udah, slot untuk jadi pelindung lu masih kosong kan?"

Pipi Kak Putri sedikit memerah.

"Udah deh, Alasan Laras benar. Lu enggak pantes temenan sama gue."

"What's up sob!!" Teriak Rendi sembari merangkul pundak gue. Ia datang tiba-tiba.

Melihat kedatang Rendi, Putri pergi dengan bergegas mengambil langkah cepat.

"Lah? Ko dia cabut, Za? Lagi mens ya?" tanya Rendi.

"Itu gara-gara lu, dasar upil!!!" Balas gue ke Rendi karena berhasil merusak moment yang nyaris aja menjadi moment terbaik untuk hubungan gue dan Putri namun malah berubah menjadi moment terparah untuk hari itu.

"Ko salah gue?? Jangan-jangan lu lagi yang mens. Gak jelas nih anak ayam"

*************

Terik matahari cukup menyengat kulit siang hari ini, hal itu menyebabkan murid-murid memilih diam di kelas sembari meminum minuman dingin, bermain hp, tidur dan sebagainya. Lagi-lagi, para guru memilih untuk mengadakan rapat, meski diselipi arisan. Sedangkan gue memilih asik membaca novel matahari karya Tere Liye.

"Za! Kaka monster nyariin lu tuh di luar kelas," kata Fikri.

"Kaka monster? Siapa?" tanya gue karena nggak mengerti siapa yang dimaksud.

Don't say Why!! -Selesai-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang