Untuk Putri #8

91 2 0
                                    

Hi Putri,

Kali ini aku ingin menceritakan bagaimana kesanku Ketika kamu datang dalam hidup ini, kamu membantuku menulis cerita hidup yang sempat ingin ku-kubur. Entah apa yang diinginkan Tuhan sampai ia mengirimkan berbagai macam ujian. Aku tidak ingin menyebutnya masalah atau cobaan, karena aku tahu Ia tidak pantas disandingkan dengan kata bersifat negative tersebut, karena aku tahu Ia tidak pantas disandingkan dengan kata berprasangka buruk,

Beberapa hari ini, akalku tidak berkerja dengan baik. Entah karena akalku yang tidak mampu berfikir tentangmu atau akalku yang terlalu baku.

Kini, aku seperti tahanan yang dipenjara di alam bebas, penuh pemandangan namun merasa kekosongan, penuh manusia namun merasa tidak ada siapa-siapa, bahkan diriku sendiri belum pantas disebut manusia, penuh warna namun merasa gelap gulita, penuh rasa namun hanya sakit yang dirasa.

Sejuta detik telah aku lewati, waktu mengalir tanpa henti, ia seakan memberiku kode agar kembali dari halusinasi, memaksaku mencumbu kembali luka yang telah kamu tinggali, mengingat kembali bagaimana aku hanya bisa melihatmu jauh dari media sosial ini, menceritakan pada diri sendiri bagaimana perasaanku melihatmu bersanding dengannya hari ini.

Yang terbang hanya kenang
Yang berisik hanya mulut mereka
Yang mengalir hanya kabar bohong belaka
Yang tersakiti hanya hilang

Ketika kamu datang, aku fikir aku menang. Nyatanya kamu pergi dengan riang. Aku dihadapkan cermin, ia memintaku sadar, bahwa yang datang adalah aku, yang merasa jemu adalah kamu.

Aku datang mengantongi sejuta harapan, bahwa pelabuhanmu adalah tempat terakhir dan ternyaman. Betapa bodohnya aku berspekulasi seperti itu, karena aku tidak pernah dapat kata "undang", malah kamu memintaku untuk "pulang" agar kamu dan dia bisa tenang, merajut cerita agar bisa kalian kenang, kalian menjauhiku hingga tepi jurang, mendorongku hingga remuk semua tulang.

Kamu adalah apa yang aku harapkan
Aku adalah apa yang kamu jauhkan
Kamu adalah apa yang aku panjatkan
Aku adalah apa yang kamu laknatkan

Perjalanan kali ini sangat jauh, membutuhkan bahan bakar yang aku sebut "sabar", membutuhkan transportasi yang aku sebut "mengikhlasi."

Don't say Why!! -Selesai-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang