Untuk Putri#31

77 0 0
                                    

Tepat tanggal 15 Juli 2019.

Saya tahu lewat instastorymu bahwa kamu sakit. Jujur, saya tidak tahu pasti apa penyakit yang berani-beraninya masuk dan membuatmu jatuh seperti itu, hingga harus dirawat di rumah sakit. Namun, yang pasti saya tahu adalah penyakit itu telah salah memilih tempat berlabuh, karena saya yakin kamu adalah perempuan yang kuat, hebat dan memiliki semangat yang besar.

Meskipun beberapa kali, saya lihat kamu terlalu meremehkan apa yang kamu makan atau minum, saya tidak terlalu peduli, karena kamu juga manusia, butuh waktu untuk mengetahui segala baik dan buruk sesuatu.

Melihat selang yang masuk ke dalam hidungmu, saya sendiri tidak mampu membayangkan apa yang sedang kamu rasakan saat ini.

Baik, saya langsung ke pointnya saja. Dari negara yang jauh, saya selalu berbincang dan meminta pada Tuhan agar mencabut penyakit yang ada pada dirimu, mengembalikan kesembuhanmu dan ketawa yang khas.

Meskipun Tuhan sempat bertanya, "Memangnya apa alasan saya harus menyembuhkannya?"

Saya menjawab, "Dia adalah alasan saya masih tersenyum, tertawa dan semangat mengejar apa yang saya impikan. Saya rindu dengan tawanya ketika ia sedang berjemur, rasanya ia seperti berada di surga. Saya rindu dengan senyuman manisnya, rasanya memang dia diciptakan untuk menjadi pembuka di setiap paginya. Saya rindu saat dia memberikan instastory dengan kata-kata gaul kekinian ala anak kampus yang sibuk dengan tugas, semangatnya menular pada diri saya. Saya rindu tatkala dia melakukan tindakan konyol agar orang lain tertawa atau agar ia menutupi kebosanannya. Saya rindu saat dia sedang beradu manja dengan kekasihnya saat ini, Alpha, karena dari situ saya tahu bahwa ia bahagia. Saya rindu saat ia...... iya, saat ia melakukan kegiatan sehari-harinya, itu tandanya dia sedang dalam keadaan baik-baik saja. Jadi, tidak perlu ada yang saya khawatirkan."

"Untuk apa kamu khawatir dengannya?"

"Saya khawatir dengannya karena saya peduli dengannya, saya peduli dengannya karena saya senang berada di dekatnya, saya senang berada di dekatnya karena saya mencintainya."

"Kata-katamu, boleh saya sampaikan padanya?"

"Untuk yang pertama dan kedua, iya. Namun, untuk yang terakhir.....sebaiknya tidak dulu."

"Kenapa?"

"Bukan kata-kata itu yang ingin dia dengar dari mulut saya. Saat ini, dia lebih membutuhkan dukungan dari keluarga dan kekasihnya."

"Bagaimana denganmu?"

"Saya baik-baik saja,"

"Hatimu?"

"Engkau lebih mengetahui apa yang saya rasakan, yang saya inginkan dan pantaskan."

"Apa keinginan terakhirmu hari ini?"

"Saya ingin dia cepat sembuh. Itu saja."

Don't say Why!! -Selesai-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang