Chapter 32 {Ketemu Mertua}

3.6K 302 13
                                    

Satu minggu kemudian.

Hari pernikahan gue dan Pak Seungcheol udah tinggal 23 hari lagi.

Buat persiapan ini, Pak Seungcheol bener bener serius banget nyiapin pesta pernikahannya.

Dia nyewa satu gedung hotel super besar dan mewah, yang tentunya gak murah.

Tapi tetep lamarannya di rumah gue uhuyyy.

Kalo undangan, kita ngundang sekitar 700 orang tamu mulai dari keluarga besar Pak Seungcheol, keluarga gue, teman kantor, teman sma, smp, sd, sampe paud :v.

Dan yang bikin gue shock adalah, Pak Seungcheol udah langsung mesen dua tiket honeymoon ke Melbourne.

GILS!!! ITU DUIT GAK ABIS ABIS ANJIR.

Sekarang gue sama Pak Seungcheol lagi di ruangan kantor.

Hari ini calon mertua gue dateng dari koriyah, makanya itu Pak Seungcheol bakal ngejemput mereka di bandara.

Gue memutuskan untuk gak ikut, karena kerjaan gue lagi numpuk numpuknya. Sebenernya sih pengen ikut, kan nyambut calon mertua :'(

"Kamu yakin mau ngeluarin uang segitu banyak cuma buat pernikahan kita? Maksud aku..kamu gak keberatan? Seenggaknya kita bikin acara pernikahan yang sederhana, dan uang sisanya bisa kita pakai buat di masa depan." tanya gue ke Pak Seungcheol.

Pak Seungcheol terdiam menatap gue. Kemudian ia perlahan mendekati gue.

"Dami dengerin aku ya. Aku setuju sama saran kamu tapi pernikahan kita itu bukan suatu hal yang biasa. Pernikahan kita ini istimewa. Hanya terjadi sekali dalam seumur hidup. Lagi pula aku sama sekali gak keberatan ngeluarin uang banyak demi pernikahan kita. Karena aku pengen menjadikan pernikahan kita ini berkesan, dan tentunya aku mau bikin kamu senang."

Jelas Pak Seungcheol ke gue.

"Mm, sebenarnya kamu gak perlu bikin acara pernikahan mewah buat bikin aku bahagia. Karena aku udah cukup bahagia dengan ngeliat kamu tiap hari." ucap gue.

Pak Seungcheol ketawa kecil, kemudian tangannya mencubit pipi gue pelan.

"Bohong ya?" tanya Pak Seungcheol.

"Ih gak percaya."

"Masa? Kamu kayak gak bahagia tuh."

"Ih yaudah gak usah nikah." gue mempoutkan bibir.

"Yes ngambek, lucu jadinya."

Pak Seungcheol berdiri, namun..

Cup! Gue merasakan sebuah ciuman singkat di kening gue. Dan berhasil meluluhkan gue.

Siapa lagi kalo bukan Pak Seungcheol.

"Yaudah, aku berangkat ke bandara sekarang ya." ucapnya.

Gue menatapnya. Perlahan gue tersenyum.

"Hati hati!" ucap gue.

----------------

Jam 12.00 adalah waktunya jam makan siang.

Karena gue lagi gak mood makan, gue memutuskan untuk keluar kantor. Niatnya pengen jalan-jalan sebentar.

Gue mengeluarkan handphone dari saku celana.

Gue berniat buat nelpon Pak Seungcheol, tapi gak diangkat sama dia.

Tiba tiba timbul rasa khawatir. Jangan jangan...akh apaan sih?!

Gak lama kemudian terpampang sebuah notifikasi di layar handphone gue. Ternyata itu pesan dari Pak Seungcheol.

[✔] Boss SeungcheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang