Chapter 37 {Goodbye Nayoung}

3.6K 294 0
                                    

"Eomma! Appa!" gue langsung masuk ke kamar orang tua gue.

"Ada apa Seungcheol? Kenapa kamu kelihatan panik banget?" tanya Eomma yang mukanya ikutan panik.

"Aku barusan..nerima surat. Dan setelah aku baca, ternyata surat itu dari Nayoung. Sekitar 2 jam yang lalu, dia dipulangkan ke Seoul. Dan..barusan ada berita kalau pesawat tujuan ke Seoul jatuh."

Kedua orang tua gue terdiam mendengar omongan gue.

"Jadi maksud kamu..Nayoung ada di pesawat itu juga?" tanya Appa.

"I-iya..dan kemungkinan besar..dia ikutan meninggal."

"Astaga!"

"Sudahlah, yeobo! Lagipula dia hanya memanfaatkan harta kita. Kita tidak seharusnya kasihan padanya."

"Aniya, eomma! Dia udah minta maaf sama aku dan Dami melalui surat yang tadi dikirim."

Gue langsung memberi surat tersebut ke Eomma dan Appa.

"Kamu udah kasih tau Dami soal Nayoung?" tanya Eomma.

"Belum. Kemungkinan nanti aku bakal dateng ke rumah Dami. Dan aku bakal bawa surat itu."

Gua langsung mengambil handphone gue, dan langsung menelepon Dami.

"Halo, sayang! Aku nanti mau ke rumah kamu, ada hal penting yang harus kamu tau! Soal Nayoung. Aku bakal kesana sebentar lagi.."

Gue langsung mengambil kunci mobil dan bersiap siap untuk berangkat ke rumah Dami.

Seungcheol pov end

----------------

"Innalillahi wa inna illaihi rojiun!! J-jadi maksud kamu Nayoung meninggal?!"

"Iya. Dia minta maaf sama kita berdua. Lebih baik kamu baca surat ini."

Gak butuh waktu lama, gue langsung ngebaca surat yang ditulis Nayoung.

Tiba tiba rasa iba dan bersalah gue muncul.

Gak tau kenapa tiba tiba gue ngerasa bersalah.

Gue tau sebenarnya dia punya sisi baik. Dan gue tau sebenarnya dia sayang banget sama Pak Seungcheol.

Ya walaupun bener sih. Cara dia nunjukkin perhatiannya ke Pak Seungcheol itu terlalu berlebihan.

Sampe sampe gue jadi korban dia yang entah udah berapa kali.

Mata gue berair.

Pak Seungcheol langsung meluk gue setelah ngeliat perubahan raut wajah gue.

"Aku gak tau mau ngomong apa. Aku kasian sama dia..gimana pun juga dia masih sayang sama kamu."

"Hmm aku tau. Tapi mau gimana pun juga kita gak bisa ngerubah takdir. Kita cuma bisa doain dia."

Tiba tiba handphone Pak Seungcheol berbunyi.

Ia melepas pelukan dan segera mengangkat panggilan.

Ternyata itu dari polisi yang kemarin bicara dengan Pak Seungcheol melalui telepon.

"Ya, saya sudah tahu berita meninggalnya Nayoung...untuk Jeonghan kita biarkan saja dia. Kita tidak punya urusan dengannya. Ya, terimakasih."

Pak Seungcheol menutup panggilan.

"Kata pak polisi, Jeonghan mengasingkan diri ke Amerika. Jadi..kamu gak perlu takut lagi."

"Sejujurnya aku masih shock sama kejadian Nayoung. Aku tahu dia terlalu over. Tapi disisi lain aku juga kasian sama dia."

Pak Seungcheol tersenyum.

"Mending sekarang kita sholat dan doain dia. Ya?"

Gue mengangguk kemudian bersiap mengambil air wudhu.

----------------

2 jam setelah berita kematian Nayoung.

Polisi memberi kabar bahwa jenazah Nayoung sudah ditemukan, dan rencananya jenazah tersebut akan tetap dipulangkan ke Seoul.

Tanpa pikir panjang, gue langsung memesan tiket pesawat menuju Seoul via Internet.

"Seungcheol! Besok kita bakal berangkat kesana buat ngehadirin pemakaman Nayoung. Seenggaknya kita bisa hadir sebagai penghormatan terakhir."

"Biar aku yang bay-"

"No! Aku pakai uang tabungan aku."

"Hm, yaudah. Kita siapin barang sekarang."

Gue mesen tiket untuk 2 hari, karena sehari setelahnya, kita bakal langsung ngadain pernikahan.

----------------

Incheon Airport, Seoul.

Akhirnya gue dan Pak Seungcheol tiba disini.

Kita langsung pergi menuju tempat pemakaman.

Begitu sampai disana, Pak Seungcheol langsung menghampiri dua orang yang sepertinya adalah kedua orang tua Nayoung.

Gue ikut berduka melihat kepergian Nayoung.

Dan bisa gue lihat..

Pak Seungcheol menangis.

Ya. Dia nangis. Dan gue memaklumi itu.

Alhasil gue kebawa suasana dan ikutan nangis.

Entah. Keluarganya memutuskan untuk meng kremasi kan Nayoung.

Andai aja, waktu bisa diulang.

Seenggaknya gue bisa bicara sama Nayoung untuk yang terakhir kalinya.

Seenggaknya gue udah maafin dia sejak awal.

Selamat tinggal Nayoung. Maafin gue karena harapan lu pupus karena gue.

Tapi terimakasih, lu udah mau ngerestuin gue dan Pak Seungcheol.

Sekali lagi, thankyou Nayoung.

-TBC-

1 chapter lagi end yuhuuu

[✔] Boss SeungcheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang