"Jaaaayyyyyyy!" gadis yang sedang asik membaca itu menoleh ke arah sumber suara yang meneriakkan namanya, Jay hanya melirik sekilas dan tenggelam kembali pada buku di tangannya. Maaf saja, Jay tipikal manusia penikmat buku, jadi bila ada yang mengganggunya dia akan sangat tidak suka, termasuk yang mengganggunya adalah sahabatnya sendiri.Sahabat Jay adalah sepasang Adik Kakak kembar yang bersekolah di tempat yang sama dengannya, karena selain mereka berdua tidak ada yang mau berteman dengan seorang Jihan Jaiyana yang orang kenal sebagai anak pungut keluarga Santawisastra. Kenapa? Karena mereka iri tentu saja. Lalu apa Jay merasa sedih? Tentu saja, tapi Jay seakan tidak peduli pada pandangan orang-orang itu terhadap dirinya. Masa bodoh.
Masih tenggelam dalam dunianya sendiri, Jay tidak menghiraukan dengusan kesal kedua sahabatnya itu yang sudah duduk di sebelah kiri dan kanan nya, mengapit Jay yang tidak bergeming sedikit pun.
"Si Jay emang cocok jadi patung ikon gadis perpustakaan" kata suara di sisi kanannya dan gadis itu tetap anteng membaca, "Yaelah baca komik aja serius amat sih" lanjut suara di sisi kirinya, dan gadis itu tidak terusik sedikit pun, membuat kedua sahabatnya saling menatap.
"Jay---Arya kapan pulang?" tanpa menunggu satu detik berlalu, Jay langsung menoleh ke sisi kanan, dimana sahabatnya yang bernama Sella yaitu adik dari Stefan yang berada di sebelah kiri sedang tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya yang berpagar. "Giliran soal Arya langsung responsif abis" cibir Sella yang langsung dihadiahi cubitan oleh Jay di pipi gadis itu.
"Arya haluuuuuuu" seru Stefan sambil merebut buku di tangan Jay yang sedang lengah, sontak Jay melepas cubitan di pipi Sella dan mendapati Stefan yang sedang berlari sambil membawa bukunya.
Sella tertawa lepas dan langsung dihadiahi pelototan oleh Jay, "Ayo Jay ambil sini, gak asik banget baca mulu!" teriak Stefan sambil mengacung-acungkan buku gadis itu.
"Ayo Jay kejar atau----"
"Atau apa?!" potong Jay galak pada Sella yang sedang tersenyum jahil.
Dengan gerakan cepat Sella melemparkan sesuatu benda panjang menggeliat ke arah Jay, "Atau aku kasih ular... Hahahahaaaaa" seketika Sella pun langsung ikut berlari ke arah Stefan. Jay yang menyadari kalau ular yang dilempar Sella tadi adalah ular mainan, dia langsung menggeram gemas dan berlari mengejar kedua sahabatnya itu.
"Kalian jailin aku yaaa... Awas!" teriakan Jay membuat saudara kembar itu tertawa lepas dan berlari menghindari Jay diantara hamparan kebun teh.
"Kalian ngeselin abis sumpah!" protes Jay sambil terus berlari ngejar Sella dan Stefan. Mereka berdua tertawa melihat kekesalan Jay, menggoda gadis itu menjadi hal menyenangkan bagi mereka.
"Tapi ngangenin kan" kompak si kembar, "Kamu bakal kangen sama kita" teriak Stefan sambil tertawa, disusul oleh Sella dibelakangnya yang juga ikut tertawa, dan akhirnya hentakkan kaki mereka melambat hingga Jay hampir mendekatinya. Sella langsung berbalik menatap Jay dengan pandangan sedih. Jay pun turut berhenti berlari dan menatap Sella dengan pandangan berkaca-kaca.
Stefan tetap pada posisi membelakangi adik dan sahabatnya itu, seakan berpikir untuk menghadapi ini semua dengan tegar, perpisahan memang selalu tidak menyenangkan pada akhirnya.
Stefan Michiel Huisman dan Sella Judith Huisman, kakak beradik blasteran Indonesia-Belanda yang merupakan anak dari rekan kerja keluarga Santawisastra. Sahabat yang hanya dimiliki Jay sejak mereka duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Mereka selalu bersama tidak terpisahkan, di saat Jay selalu sedih bila menahan rindu pada Arya ataupun mereka yang sedih saat mendapatkan perlakuan kasar dari sang Ayah, mereka selalu ada untuk satu sama lain saling menguatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated For You
RomanceKatakanlah gadis itu meminta hal yang begitu mustahil, terkesan tidak tahu diri. Tapi nyatanya, wanita paruh baya yang dia sebut Ibu itu, mengabulkan permintaannya dengan senang hati. Memberikan putra satu-satunya penerus keluarga Santawisastra kep...