Beberapa jam sebelum pesta ulang tahun.
Semilir angin kering di cuaca terik siang ini membelai lembut sosok gadis yang sedang duduk di lantai kayu beralasan tikar, menghadap keluar memandangi hamparan kebun teh. Isakan tangis dan sisa-sisa lelehan bening masih terlihat kentara di wajah cantik itu. Sisi tubuhnya bersandar pada kusen pintu dengan kedua tangannya memeluk lutut, sesekali menenggelamkan wajahnya diantara kedua kaki yang ditekuk menutupi sebagian tubuh.
Gadis itu kembali menerawang mengamati rumah pohon yang sudah selama 9 tahun ini menjadi tempatnya menyendiri maupun bercengkrama bersama Stefan dan Sella, bahkan bersama Kak Rani.
Rumah pohon ini adalah hadiah dari Rani saat dirinya berulang tahun yang ke sembilan. Satu tahun setelah kehadirannya di keluarga ini.
Rani dan Mia memang sangat antusias saat Jay datang ke rumah, mereka lah yang selalu memanjakan gadis itu, membelikan segala hal yang bahkan tidak gadis itu minta. Jay kecil adalah seorang anak yang manis dan pemalu, bahkan cenderung menutup diri setelah kematian ibunya, Jay dilahirkan tanpa sosok seorang ayah.
Mengenai desas desus yang merebak di kalangan perkebunan, bahwa Hesti kembang desa yang merupakan Ibu biologis Jay adalah seorang tenaga kerja wanita yang bekerja di luar negeri. Belum genap enam bulan bekerja, dia pulang dalam keadaan berbadan dua, menurut penuturan dari Kepala Desa, Hesti telah diperkosa oleh anak majikannya sendiri. Ayah biologisnya diketahui Pria berkebangsaan Jerman.
Saat usia Jay memasuki lima tahun, Hesti bekerja di perkebunan keluarga Santawisastra, sebagai buruh pemetik daun teh. Dengan pribadinya yang santun dan pekerja keras, Hesti selalu diingat oleh Mia, saat mengetahui keadaan Hesti dan bertemu Jay, Mia sudah jatuh cinta pada sosok gadis itu. Lalu sakit malaria yang merenggut nyawa Hesti tiga tahun kemudian, membuat Mia meminta kepada kerabat Hesti agar memberikan Jay pada dirinya, untuk diasuh sebagai anak angkat.
Di saat menyendiri seperti ini, sosok Hesti yang selalu memenuhi relung hatinya, bagai penawar yang menyembuhkan setiap luka dan bagai penyejuk yang menenangkan setiap kegelisahan.
Jay kembali terisak, hatinya sudah begitu sakit dan berdarah. Sesakit ini kah dalam mencintai seseorang? Jika bukan karena janji nya pada Rani satu tahun sebelum kematiannya, dia tidak akan mau untuk mencintai Arya sampai seperti ini.
Ingatannya kembali teringat saat itu usianya menginjak 9 tahun, dimana Rani memberikan hadiah rumah pohon ini, disinilah janji itu terpatri dan tidak bisa gadis itu ingkari.
"Kak, ini kita mau kemana?" tanya seorang gadis kecil yang matanya ditutup oleh seseorang dibelakangnya.
"Ra ha si a dong hehe" timpal seseorang dibelakang gadis kecil itu, mereka berdua berjalan perlahan menuju sebuah tempat di belakang taman. Gadis kecil itu menurut mengikuti arahan dari seseorang dibelakangnya, langkah kecilnya perlahan melambat dan akhirnya berhenti saat perintah dari suara di belakangnya terucap.
"Kita sudah sampai! Siap untuk kejutannya?" kata suara lembut itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated For You
RomanceKatakanlah gadis itu meminta hal yang begitu mustahil, terkesan tidak tahu diri. Tapi nyatanya, wanita paruh baya yang dia sebut Ibu itu, mengabulkan permintaannya dengan senang hati. Memberikan putra satu-satunya penerus keluarga Santawisastra kep...