Benci

7K 501 20
                                    

Yaaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yaaaa... Intinya sakarepmu ajalah, Arya.

Yepss.. Happy reading and enjoy.

Jangan lupa vote dan komennya. Muaaacchhhh.
.
.
.
.
.

Pemuda itu menggeram frustasi, sudah ratusan kali sambungan telfonnya diabaikan oleh gadis itu, dan kini ponsel gadis itu tiba-tiba tidak aktif. Rasa cemas teramat sangat menyelimuti seluruh hati dan pikirannya.

Bagaimana tidak, beberapa jam yang lalu semua terlihat masih baik-baik saja, masih tampak gurat malu-malu dan senyum yang mengembang di wajah cantik itu.

Namun tiba-tiba saja, pemuda itu melihat dengan mata kepala sendiri, Arya merangkul tubuh Jay dengan tergesa, melewati keramaian yang masih tersisa menuju pintu keluar.

Ada yang salah, dan telah terjadi sesuatu. Pikir pemuda itu. Karena walaupun semua nampak sekilas biasa saja, Arya masih melemparkan senyuman kepada teman-temannya, tapi sorot mata dan aura gelap yang pekat menyelimuti sosok pria itu. Serta raut wajah Jay yang terlihat kaku dan ditekuk terlihat sangat berbeda sesaat sebelum dia menemui Arya di dalam.

Pemuda itu hendak mengejar, tapi terhenti oleh tangan Finn yang memegang bahunya, menahan tubuhnya untuk beranjak.

"Itu urusan mereka, Ryu. Biarkan mereka menyelesaikan ranah pribadinya"

Harusnya, dia tidak menuruti kata-kata Finn, seharusnya dia tetap mengejar keduanya. Karena sungguh, hingga detik ini perasaannya begitu cemas. Dia merasa tidak enak hati. Akan terjadi sesuatu. Dia yakin itu.

"Bedebah!" makinya penuh kekalutan.

Bila sampai terjadi sesuatu pada gadis itu, maka dia telah gagal menjalankan amanah dari seseorang yang dia benci, tapi tidak bisa dia abaikan keberadaan mereka di dalam hidupnya. Tetap saja, darah lebih kental daripada air bukan?

Ryu hanya bisa memandang nanar ponselnya yang tidak bisa menghubungi gadis itu, mengejar ke flat pun percuma, karena akses masuk kesana sulit, hanya penghuni dan ijin dari pemiliknya yang bisa membuka aksesnya untuk berkunjung kesana.

Dia hanya bisa berharap dan berdoa semoga gadis itu baik-baik saja.
.
.
.
.
.

Semoga.

🌸🌸🌸🌸🌸


Napas Jay masih memburu, amarahnya masih kentara jelas. Setelah lift membawa tubuh gadis itu di lantai 5 dimana kediamannya berada, dengan cepat dilangkahkannya kedua kaki menuju pintu masuk, flat yang ditempatinya bersama Arya termasuk flat yang cukup elit. Di setiap lantainya hanya ada satu penghuni. Benar-benar memberikan privasi penuh kepada pemiliknya.

Setelah memasukan password dan masuk dengan cepat, Jay langsung menutup pintu sedikit membantingnya, namun suara debam pintu berganti menjadi suara pintu yang dibuka lebar secara kasar.

Fated For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang