Happy reading zheeyeeng-zheyeeeng kuuuu
.
.
.
.
.Jay mengamati rekan kerjanya yang tampak begitu semangat membuat presentasi yang akan dilaksanakan setelah waktu istirahat. Tepatnya pukul empat sore nanti.
Terlihat begitu antusias.
Berbanding terbalik dengan Jay, bukan karena dia malas, bukan----bukan itu alasannya. Dia tentu ikut antusias berada di dalam proyek ini hanya saja...mungkin kalau dia tidak ikut di bagian yang langsung bersinggungan dengan klien--jauh lebih baik rasanya.
"Kak Per..."
"Hmmnn"
Jay mengambil berkas yang sudah dikerjakan dan menyodorkannya ke hadapan Perez, tak lupa senyum lebar menghiasi wajah cantiknya.
Perez terlihat semakin takjub, kala berkas yang akan diberikan kepada pihak klien---sang pemasok teh, telah rampung diselesaikan oleh Jay dalam kurun waktu kurang dari setengah hari saja.
"Woww Senorita, ini spekta! Terima kasih my dear" puji Perez tulus.
Jay memutar bola mata mendengar pujian lebay dari mulut rekan kerjanya.
"Biasa aja kali, Kak" gumamnya sambil beranjak berdiri dan berjalan menuju kabinet di sudut ruangan. Dimana mini pantry ala divisi RnD berada.
"Buatin aku sekalian ya syantique" seru Perez yang dibalas gumaman oleh Jay.
Membuka kabinet dihadapannya, matanya mencari-memilah kemudian memilih minuman yang akan dinikmati bersama sang rekan kerja.
Teh hijau.
Entah kenapa tangannya secara otomatis menjatuhkan pilihan pada kotak teh itu.
Kotak teh berbentuk persegi panjang, dengan kemasan berwarna hitam pekat, dan logo dengan pola serat daun teh, dicetak timbul berwarna hijau kecoklatan.
Sangat unik dan mewah.
Lalu, jemari gadis itu mengusap tulisan dari merk yang ternyata menjadi favoritnya selama Empat tahun terakhir ini. Karena aroma dan rasa dari teh ini yang begitu melekat kuat secara tidak sengaja di dalam kenangannya.
Selama lima tahun bayang-bayang masa lalu tidak pernah menghantui hingga sedemikian mengacaukan pikirannya.
Hanya semenjak pria itu muncul secara mendadak di hadapannya kemarin. Pusat atensi kehidupan gadis itu seolah ikut mundur ke belakang.
Teh yang sedang diseduh gadis itu menguarkan aroma memikat sekaligus menenangkan. Membuat gadis itu meringis kecil tanpa sadar.
Teh ini adalah produk-----. Pantas saja dan oh astaga kenapa aku tidak menyadarinya?!
Suara-suara dalam isi kepala Jay kembali heboh bersahutan. Membuat gadis itu harus menarik napas begitu dalam agar mulutnya tetap bungkam tidak mengikuti seruan-seruan di dalam pikirannya.
"Ini, Kak" Jay menyodorkan secangkir teh hijau yang dibuatnya. Aroma yang mengepul dari permukaan air teh membuat senyum Perez semakin lebar sempurna.
"Thanks, Darl" gumamnya masih tersenyum dengan hidung yang menghirup kepulan aroma teh hijau yang menguar.
Jay hanya membalas dengan senyum tipis sambil menyeruput sedikit demi sedikit teh hijau beraroma rindu, dengan rasa yang menggugah masa lalu.
Menggelikan.
Tapi memang begitu kenyataan yang ada sekarang. Semua hal yang telah dia tinggalkan kini harus hadir dan mengusiknya kembali.
"Ready, darl?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated For You
RomanceKatakanlah gadis itu meminta hal yang begitu mustahil, terkesan tidak tahu diri. Tapi nyatanya, wanita paruh baya yang dia sebut Ibu itu, mengabulkan permintaannya dengan senang hati. Memberikan putra satu-satunya penerus keluarga Santawisastra kep...