Ada yang kangen aku? Ngarep ngahaha.. Kuy ah happy reading.
.
.
.
.
."Bagaimana kondisi saya, Dok?" tanya perempuan paruh baya yang masih terlihat sangat cantik di usia nya yang menginjak 52 tahun itu.
Dokter yang sedang menulis resep hanya tersenyum dan mengatakan, "Kondisi Bu Mia dan jantungnya sedang dalam kondisi stabil. Sehat" lalu kembali melanjutkan, "Pilih asupan makanan yang bergizi, tidak boleh lelah dan stress"
Mia mengangguk sekilas, tak lupa mengucap syukur dalam hati.
"Ini resepnya, dan maaf karena saya memajukan jadwal check up rutin Bu Mia" Dokter Ilham menyodorkan secarik resep dan langsung diambil oleh Bi Asih yang langsung sigap menebusnya ke bagian farmasi.
Mia mengangguk maklum, "Tidak apa-apa, Dok. Saya justru senang karena bisa mengunjungi kedua anak saya lebih cepat" seluas senyum bahagia tak bisa dicegah dari sudut bibirnya, dia memang merindukan kedua anaknya.
Dokter Ilham pun turut tersenyum sambil mengangguk, "Salam untuk Jay dan Arya" imbuhnya. Mia pamit undur diri dari ruangan Dokter Ilham dan berjalan menuju bagian farmasi.
Sesampainya di bagian farmasi, Mia duduk di samping Bi Asih yang tengah menonton televisi sambil menunggu panggilan obat, "Liat apa Bi, serius amat?" tanya Mia sambil merogoh isi tas nya dan mengambil ponsel.
"Biasa, Bu. Acara gosip" jawab Bi Asih pelan tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar televisi di sudut tembok ruang tunggu farmasi.
Mia melihat ke arah Televisi sekilas, menggeleng-gelengkan kepala dengan program Tv yang menjadi favorit pembantu rumah tangga nya itu. Gosip artis jaman sekarang gak mutu, batin Mia.
"Oh iya, Bi. Passport Bibi udah jadi kan?" tanya Mia tanpa mengalihkan tatapannya pada layar ponsel.
Bi Asih menoleh dan mengacungkan kedua ibu jarinya, "Beres, Bu. Kemarin sudah diambil di kantor imigrasi. Perginya jadi minggu depan kan, Bu?"
Sedikit kaget, Mia menepuk pelan keningnya. "Duh, saya lupa ngasih tau Bibi" Bi Asih tampak sedikit bingung, "Kita berangkat lusa, Bi. Karena kan tadi jadwal check up maju seminggu. Sepulang dari sini, Bibi langsung beres-beres pakaian ya, kira-kira untuk seminggu dulu deh. Takutnya bisa kurang, bisa lebih lama juga disana" Lanjut Mia menjelaskan.
Bi Asih hanya bisa manggut-manggut mendengar titah Mia. Dalam rangka mengawal sang majikan dan itung-itung liburan gratis keluar negeri, batinnya senang.
"Ibu sudah kasih tau mereka kalau kita datang nya lebih cepat?"
Mia menggeleng sambil tersenyum jahil, "Belum, Bi. Saya mau kasih kejutan buat mereka" ujarnya ringan, "Yang penting akses masuk ke tempat tinggal, sudah Arya kasih ke saya"
Bi Asih membulatkan bibirnya sembari kembali mengangguk-angguk.
"Sebelum pulang, beli oleh-oleh dulu, Bu jangan lupa" bisik Bi Asih mengingatkan.
"Ih, Bi Asih untung ngingetin!" seru Mia riang, "Ok, pokoknya sebelum pulang kita berburu oleh-oleh dulu ya, eh itu, Bi, obat atas nama saya udah dipanggil"
Bi Asih langsung berdiri, "Siap, Bu!" lanjutnya sambil beranjak menuju konter pengambilan obat.
Seluas senyum lebar tak henti-hentinya melengkung di bibir Mia, berkabar via chat, video call ataupun telepon langsung tampaknya tidak akan pernah mengobati kerinduan seorang Ibu kepada anaknya.
Jadi, Mia memutuskan akan berkunjung sekaligus menyemangati Jay yang akan segera memasuki gerbang kuliah serta merayakan momen ulang tahun Arya.
🌸🌸🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated For You
RomanceKatakanlah gadis itu meminta hal yang begitu mustahil, terkesan tidak tahu diri. Tapi nyatanya, wanita paruh baya yang dia sebut Ibu itu, mengabulkan permintaannya dengan senang hati. Memberikan putra satu-satunya penerus keluarga Santawisastra kep...