Cung dong yang ngarep di Chapter ini ada 'sesuatu' nya 😏😏😏
Hahahahaaappy reading ya, dan semoga beruntung menemukan 'sesuatu' nya 😆😆😆
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Arya POV
Shit!... SHIT SHIT SHIT!!!!!!
Permainan apa lagi ini Jihan!Entah sudah berapa ribu umpatan yang keluar dari mulutku agar emosi yang membara tidak meledak di dalam otak ini. Karena yang ada di dalam pikiranku saat ini adalah menemukan Gadis sialan itu!
What The Hell! How dare you, Jihan!
Tidak kuhiraukan seruan Finn yang berusaha menahanku agar tetap tenang duduk diam menikmati acara, Seriously? Kuberikan tatapan tajam pada netra abu-abu itu agar jangan berpikir untuk menahanku dari semua kesialan yang telah gadis itu perbuat.
"Jangan pernah menahanku, Finn! Jangan sekarang! Im so fuck up!" desisku tajam di depan wajahnya yang sejajar denganku. Kudorong tubuhnya agar menyingkir dari hadapanku. Tapi dengan cepat tangannya menahan bahuku.
"Aku hanya ingin kamu kontrol semua amarahmu, Dewa" bisik Finn tajam. Dan yea, i don't fucking care!
"None of your business, Im so fuck up and I'll ruin her!" geramku tidak suka kalau Finn ikut campur, ini urusanku dan akan kuberi pelajaran gadis itu!
Ekor mataku menangkap sosok yang sedang kucari, terlihat berjalan di sisi kerumunan menuju pintu keluar tenda, tanpa harus repot-repot memikirkan sekitar yang nampak tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya kurasakan, kulangkahkan kakiku dengan segera mengejar langkah Jihan yang juga sepertinya terlihat terburu-buru.
Melepaskan cekalan Finn di bahuku dengan gerakan kasar, kali ini ku seret langkah cepat, tidak ingin kehilangan jejaknya. Senyum tipis kuberikan dengan lalu saat berpapasan dengan para tamu yang menyapaku, tidak kuindahkan tatapan heran para tamu. Aku hanya ingin cepat keluar dari sini dan memberi gadis sialan itu pelajaran!
Saat sudah berada diluar tenda, kuedarkan pandangan ke sekitar area taman, beberapa saat aku kehilangan sosok itu, namun instingku mengatakan aku harus berjalan ke arah belakang menjauhi keramaian, kulangkahkan dengan mantap kakiku menuju tempat itu, masuk ke dalam area taman belakang yang bersinggungan langsung dengan kebun teh.
Sekitar beberapa meter melangkah, walau hanya diterangi penerangan lampu taman dan cahaya bulan aku bisa mengenali sosok yang sedang berjalan di sisi pepohonan dengan langkah yang melambat.
Rambut nya yang tadi tergelung rapi kini terurai dengan indah diterpa angin malam. Aku benci bila harus mengakui keindahan yang semakin terlihat pada dirinya. Tapi yang jelas aku benar-benar membencinya saat ini.
Dengan langkah cepat dan mantap aku berjalan mendekatinya, mencoba menahan gejolak amarah yang masih menggelora, dia tidak menyadari kehadiranku walau hentakkan keras dari langkahku begitu terdengar jelas di telinga.
"Kamu pikir kamu siapa huh?!" Aku membentaknya sembari mencekal lengannya hingga dia berbalik kaget menatap ke arahku.
"A--Arya?" bisiknya tercekat dengan ekspresi polos. Polos huh? Palsu!
"Jangan pura-pura bodoh, Jihan. Apa maksud kamu menunda pertunangan dengan alasan akan melanjutkan studi di Cambridge?!!!!" Aku benar-benar berteriak membentak di depan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated For You
RomanceKatakanlah gadis itu meminta hal yang begitu mustahil, terkesan tidak tahu diri. Tapi nyatanya, wanita paruh baya yang dia sebut Ibu itu, mengabulkan permintaannya dengan senang hati. Memberikan putra satu-satunya penerus keluarga Santawisastra kep...