Tiga Kata

5.6K 459 50
                                    

Hap Hap Hap Happy reading ding ding ding....

"Kalau ada reward untuk pegawai teladan, aku pasti sudah memberikannya padamu" Arya menoleh sambil mengernyitkan dahi karena mendengar kalimat Finn barusan. Kegiatan mengelap meja pun terhenti seketika.

Mendengus pelan, Arya kembali mengelap dan membersihkan meja tamu yang telah kosong seluruhnya, karena Cafe bar sudah tutup satu jam yang lalu.

"Tidak perlu. Kalau kamu lupa, Aku juga pemilik tempat ini"

Oh yeah right! Mendelik kesal, Finn kembali menata gelas-gelas yang telah dicuci bersih oleh Tom, seorang bartender di Cafe bar ini. Sebetulnya, Finn hanya menyindir sahabat nya itu, tapi entah sindirannya bisa ditangkap oleh pria itu atau tidak. Sepertinya sih, tidak.

"Kalau kamu lupa, kita punya pegawai yang bekerja melakukan hal seperti itu" Finn menunjuk dengan dagu ke arah meja dimana Arya tengah mengelap nya.

Tidak mau kalah, Arya pun membalas perkataan sahabatnya itu. "Ya, aku tahu. Pekerjaan menata gelas pun biasanya bukan ditangani oleh seorang pemilik Cafe"

"Aku hanya sedang ingin membantu pegawaiku"

"Begitu juga denganku"

Hening. Arya melirik sekilas ke arah Finn yang juga sedang melirik ke arahnya.

"Tapi tidak setiap hari" gumam Finn yang terdengar oleh Arya.

Well, bukan hal aneh sebetulnya bagi mereka sebagai pemilik Cafe bar ini untuk turun tangan membantu pekerjaan, ikut berjibaku dan mau repot-repot mengerjakan hal remeh. Tapi, bagi Finn, hal ini merupakan hal yang tidak biasa untuk Arya. Walau sebagai pemilik biasanya Arya jarang melakukan pekerjaan itu, selama Cafe ini berdiri. Lalu kini, sudah satu bulan lamanya, dia tiba-tiba menjadi sangat rajin bertandang ke Cafe dan pulang hingga larut malam, selain melakukan perform di atas panggung.

"Pulang sana" gumam Finn akhirnya membuat Arya langsung menolehkan wajahnya dengan ekspresi kesal.

Menghentikan kegiatan membersihkan meja, Arya berjalan ke arah meja bar, mendekati sosok menyebalkan yang masih setia menata gelas.

"Kalau aku memberikanmu service, apa kau akan menutup mulut dengan tenang?"

Finn melirik Arya dengan sudut matanya, sedikit mengerling jenaka dan tersenyum sinis mengejek. Mencondongkan tubuhnya mendekati sahabatnya itu yang menatap dengan pandangan jengkel.

"Tapi maaf kau bukan tipeku" cibirnya yang membuat Arya langsung mendengus kasar, membuang muka.

"Aku hanya berbaik hati menyuruhmu pulang, kau sudah mulai sibuk memulai perkuliahan bukan? dan lagi gadismu butuh bimbingan dalam menempuh foundation degree nya"

(foundation degree : Program penyetaraan kurikulum SMA Indonesia dengan kurikulum di Inggris. Dengan waktu  kurang lebih 1 Tahun. Yang harus diikuti sebelum melanjutkan ke tahap  Bachelor Degree. CMIIW)

"Aku tidak mau direpotkan oleh hal-hal remeh seperti itu, Finn. Itu urusannya" balas Arya datar lalu duduk di atas kursi bar.

Sudah selama satu bulan lamanya kepindahan Jay di Inggris, menempati Flat dimana Arya tinggal. Artinya mereka tinggal berdua dalam satu atap. Dan selama itu pula lah Arya selalu menghindar untuk berinteraksi dengan gadis itu.

Pergi kuliah pagi-pagi sekali dan saat jam perkuliahan berakhir, dia langsung mengunjungi Cafe bar hingga larut malam. Sangat larut saat kembali menuju Flat hanya untuk melepas penat sejenak mengusir kantuk dan lelah.

Fated For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang