07. One Chance

2.1K 329 11
                                    

"Apa yang bisa kamu banggakan dengan mematahkan hatiku berulang kali?"


Aiden menghela napasnya sebelum mengetuk pintu kamar Iqbaal. Semalam Aiden bermalam di rumah Iqbaal, kondisi Iqbaal yang kacau membuat Aiden sang sahabat harus extra berjaga jaga semalam takut Iqbaal akan melukai dirinya sendiri lagi.

“Baal, gue mau berangkat sekolah. Lo dirumah aja jangan kemana mana sebelum gue pulang. Bibi Valerie udah nyiapin sarapan buat lo, dan jangan lupa obat lo diminum.” kata Aiden dari balik pintu kamar Iqbaal.

Sedangkan sang penghuni kamar hanya diam membisu sambil menatap kosong kearah jendela kamarnya. Mantel tebal menyelimuti dirinya, matanya sayu dan tidak banyak hal yang bisa Iqbaal lakukan kecuali teruduk dikursi. Akibat menginjak pecahan gelas kemarin, Iqbaal hanya bisa berdiam diri dirumah.

“Ayah lo pamit pulang, beliau nitipin lo sama gue. Maka dari itu bantu gue jadi sahabat yang baik di mata bokap lo, dengan lo enggak ngelukain diri lo lagi. Gue tinggal ya, bye.”

Kemudian suara Aiden menghilang

Iqbaal menaruh kaki kirinya keatas meja kecil dihadapan nya, kaki yang terbalut perban. Iqbaal merasa sedih dengan dirinya sendiri, bisa bisa nya ia tidak merasakan sakit kala menginjak pecahan gelas, mengiris pergelangan tangan dan kakinya. Sebenarnya ada apa dengan dirinya.

Terlalu banyak pikiran berkecamuk dikepalanya. Kebahagian kemarin dibayar dengan kesedihan hari ini, Ayah nya kembali pergi. Sosok satu satunya yang Iqbaal miliki. Ditambah dengan pernyataan sang Ayah yang ingin menjual rumah ini dan Iqbaal diharuskan tinggal bersama istri baru Sang Ayah. Dan jelas, itu membuat Iqbaal murka dan menolak mentah mentah.

Iqbaal memeluk tubuhnya sendiri, menundukkan kepalanya. Bayangan Sang Ibunda hadir, mengusap sayang kepala Iqbaal. Iqbaal merindukan sosok nyata Ibundanya, hingga kerinduan hanya mampu dicurahkan dengan air mata.

“Bunda..”

Suara getaran ponsel membuat Iqbaal teralihkan, ia mengambil ponsel diatas meja dan melihat pesan yang ternyata dari sahabatnya, Aiden.

Best bro Aiden
Last seen 07:10

Gue kasih vitamin 07:10Singa-nya lo 07:12Pgi pgi dah ngmuk 07:12

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue kasih vitamin 07:10
Singa-nya lo 07:12
Pgi pgi dah ngmuk 07:12

Iqbaal menarik senyum tipis melihat foto yang Aiden kirimkan pagi ini. Hari itu memang Iqbaal tidak sekolah dikarnakan kondisi kakinya yang tidak memungkinkan. Aiden memang sahabat terbaik bagi Iqbaal, ia mengirim foto gadis yang Iqbaal sukai karna tahu bagi Iqbaal, (Nama kamu) adalah vitamin nya.

Aiden tidak hanya sahabat bagi Iqbaal, tapi seperti keluarga tempat Iqbaal mengadu keluh kesahnya. Dan tempat Iqbaal bertopang kala ia merasa ingin jatuh.

Iqbaal memeluk ponselnya yang masih menampilkan foto gadis yang ia sukai, (Nama kamu) Aeera Abraham. Melihat foto (Nama kamu) saja, bisa menaikkan mood baik Iqbaal.

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang