Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • •
"Besok besok gak ada ya lo kirim lagi makan makanan itu kerumah. Seolah gue ini matre tau." Oceh (Nama kamu) kepada Iqbaal.
Iqbaal yang berjalan disamping (Nama kamu) hanya manggut manggut sambil senyam senyum. Di jam istirahat ini, Iqbaal menemui (Nama kamu) untuk makan siang bersama di kantin. Berhubung Dara sedang rapat OSIS, jadilah (Nama kamu) menyetujui ajakan Iqbaal.
"Lo dengerin gue kan?" kata (Nama kamu) kepada Iqbaal lalu duduk di kursi kantin
Iqbaal duduk didepan (Nama kamu). "Iya cinta."
"Gak usah ngomong cinta cinta deh, geli gue dengernya." Kata (Nama kamu). ia kesal kalau Iqbaal memanggil nya seperti itu, karna hatinya seketika berdesir aneh.
"Yaudah sayang aja."
"ITU JUGA GAK USAH."
Iqbaal memilih merapatkan mulutnya. Semakin ia menggoda (Nama kamu), maka jiwa ke-singaan (Nama kamu) akan keluar. Namun tetap membuat Iqbaal gemas. Iqbaal kemudian pergi untuk memesankan makanan untuk (Nama kamu) dan dirinya.
"Baal." Panggil (Nama kamu) ditengah tengah keduanya memakan nasi uduk.
"Iya sayang."
(Nama kamu) berdecak pelan, tangannya yang bebas memegangi dadanya untuk saja Iqbaal tidak melihat hal itu. (Nama kamu) berdehem, kemudian meminum air mineral.
"Gak usah mulai." Lirik (Nama kamu) tajam, Iqbaal tercengir.
"Gue denger denger lo ngundurin dari kapten tim futsal. Kenapa?" tanya (Nama kamu)
Iqbaal memangku dagunya sembari menatap (Nama kamu). "Jadi, selama ini lo merhatiin gue ya."
Nanya nya apa dijawab nya apa, emang kodratnya ngeselin.
(Nama kamu) menggeser piring nya yang sudah tak tersisa makanan, lalu ikut memangku dagu seperti Iqbaal. "GR banget lo, soalnya berita itu udah kesebar diseluruh sekolah. Mau gak mau ya gue tau."
Iqbaal manggut manggut saja. Sedang (Nama kamu) menantikan jawaban Iqbaal.
"Bosen aja, lagian udah saatnya juga gue fokus ke belajar. Lagipula junior kelas sepuluh, sebelas juga lumayan jago main. Dan kapten mereka yang baru pun gue rasa cukup berhasil bimbing mereka." Kata Iqbaal mengakhiri ucapannya dengan senyuman.
Yang (Nama kamu) tangkap adalah, senyuman ketidakikhlasan. Bahkan dari gestur bicara Iqbaal menunjukkan sebuah keraguaan.
"Sayang banget, gue denger dari Geza bakal ada pertandingan besar. Dan sekolah kita ikutan. Kita semua tau, bahkan gue akui permainan lo emang hebat banget. Sayang banget gak sih kalau event besar itu tim futsal sekolah kehilangan pemain terbaiknya?"
Iqbaal menatap (Nama kamu) lama, Iqbaal menangkap isyarat bahwa (Nama kamu) memintanya untuk ikut bergabung kembali. Dan itu membuat senyumnya mengembang sempurna