Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Zayn Aiden
Ps : part ini menceritakan tentang Aiden dan Iqbaal semasa SMP
• • •
Dua minggu bersekolah sebagai murid baru di Sekolah Menengah Pertama, Zayn Aiden belum menemukan sosok teman. Dirinya yang tidak banyak bicara, kurang bergaul atau lebih tepatnya malas bergaul. Orang orang akan mengira bahwa Aiden sosok remaja cuek dan dingin, padahal ia adalah orang yang sangat hangat dan baik.
Tidak mudah menjadi teman seorang Zayn Aiden, tapi entah untuk orang satu ini sangatlah gampang. Bagi Aiden, orang ini sejak pertama sekolah dimulai sudah memiliki banyak teman terutama dikalangan remaja putri. Aiden pun sudah menebak bahwa orang ini nantinya akan menjadi idola disekolah, dan Aiden tidak mau berteman dengannya. Ia berpikir pasti akan merepotkan.
Namun Aiden terlambat menolak, kehadiran Iqbaal Achilles seolah memaksa Aiden untuk menjadikan Iqbaal sebagai teman barunya.
"Aiden, makasih ya udah bantuin Iqbaal singkirin cewe cewe tadi. Pulang sekolah nanti, Iqbaal traktir Aiden cilok. Oohh Aiden bisa juga pulang sama Iqbaal, nanti Iqbaal yang minta sama-"
Aiden segera menggeleng. "Enggak usah Iqbaal, Aiden naik sepeda. Karna rumah gak jauh dari sekolah. Soal traktiran kamu itu besok saja ya, aku harus pulang cepet. Dirumah ada keluarga dari jauh berkunjung. Aiden duluan ya, bye."
Aiden segera hengkang dari tempatnya dan mengambil sepeda yang ia parkirkan. Ia memberi seutas senyum tipis pada Iqbaal yang masih menatapnya, Iqbaal membalas dengan senyuman penuh.
Berteman dengan Iqbaal tidak buruk juga, pikirnya polos kala itu.
Aiden mengayuh sepedah nya dengan kecepatan sedang, sembari membayangkan persahabatan nya yang baru saja dimulai dengan teman barunya. Iqbaal Achilles.
Aiden dengan cepat menilai seseorang hanya dalam waktu dekat. Selama dua minggu mengenal Iqbaal, Aiden sudah banyak penilaian tentang cowo berparas tampan itu. Dibalik kepopulerannya disekolah, Iqbaal adalah sosok yang baik dan peduli pada teman. Awal pertemuan mereka ketika mobil yang ditumpangi Iqbaal mengalami pecah ban, kala itu Aiden dengan sepedah nya melintas tanpa tolah toleh sekalipun.
Tahu seragam yang kenakan Iqbaal persis seperti yang dikenakan Aiden, maka tak segan bagi Iqbaal untuk memanggil Aiden dan meminta untuk memberi tumpangan hingga sampai sekolah. Aiden yang cuek, entah dengan melihat aura Iqbaal bisa membuat Aiden luluh.
Asik membayangkan, Hingga tidak sadar bahwa Aiden telah menyenggol remaja putri dengan sepedahnya, alhasil teriakan terkejut dari remaja putri itulah yang menyadarkan Aiden. Aiden segera turun dan menjatuhkan sepedahnya.
"Aduh maaf maaf, gak sengaja." Kata Aiden, ia berjongkok menyamakan tinggi remaja putri itu.
Remaja putri itu meringis sembari meniup niup sikut yang lecet akibat terjatuh dan mengenai aspal. Aiden menelisik penampilan remaja putri itu, dari seragam yang ia kenakan sudah tentu bukan dari sekolah Aiden.