Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⚠Long part !!!⚠
• • •
Seminggu lamanya Iqbaa belum masuk sekolah, ia masih merasa sedih akan perginnya Ibundanya untuk selama lamanya. Mengetahui hal itu, Aiden tidak lantas membiarkan saja. Aiden setelah sepulang sekolah selalu mengunjungi Iqbaal. Tak jarang membantu Iqbaal mengerjakan tugas tugas yang ketinggalan. Meski Iqbaal hanya berdiam diri, namun Aiden tetap mengajak nya bicara atau membujuknya untuk bersekolah kembali.
Meski Aiden kerap kali pulang menjelang sore dan selalu mendapat omelan Ibunya, namun Aiden tetap datang menemui Iqbaal. Sibuk mengurus Iqbaal, hingga hubungan pertemanan Aiden dan gadis bernama (Nama kamu) sedikit merenggang. Keduanya jarang berkomunikasi lagi.
Hingga takdir mempertemukan mereka kembali ketika (Nama kamu) dan Aiden dipertemukan di Sekolah Menengah Atas. Sejak saat itu keduanya saling melepas rindu akan kenangan tiga tahun lalu saat keduanya masih duduk di bangku SMP.
Sampai saat itu pun, perasaan Aiden terhadap (Nama kamu) tidak berubah. Ia masih menyukai gadis manis yang sekarang rambutnya tak panjang lagi, namun tidak mengurangi kadar kecantikan gadis itu. Aiden masih menyukai gadis yang ia tolong saat dijalan waktu itu, dan Aiden masih menyukai gadis pemilik senyum favorit Aiden.
“Oh (Nama kamu), kenalin sahabat gue Iqbaal Achilles. Baal, ini (Nama kamu) Aeera.” Kata Aiden memperkenalkan (Nama kamu) kepada Iqbaal. Saat itu sedang berlangsung Masa Orientsi Siswa Baru (MOS).
Kemudian Iqbaal dan (Nama kamu) saling berkenalan, namun keduanya nampak acuh satu sama lain. Aiden hanya memperkenalkan nama saja, tidak memperkenalkan (Nama kamu) sebagai gadis pemilik perasaannya sejak tiga tahun yang lalu. ia masih menutupinya dari Iqbaal, ia akan memberitahu Iqbaal kalau sudah mendapat waktu yang tepat. Yaitu, kala (Nama kamu) menerima cinta Aiden.
Aiden bertekad dan sudah menyiapkan semuanya sedemikian rupa.
Namun, kembali lagi terulang. Kemalangan seperti tak henti hentinya menghampiri Iqbaal, ia kembali ditimpa kesedihan mendalam. Kala mendengar kabar langsung dari Ayahnya, bahwa Ayahnya akan melangsukan pernikahan dengan calon istri barunya.
Ketika hari penutupan MOS, Iqbaal tidak datang dan Aiden sudah mengetahui kabar bahwa Ayah Iqbaal akan menikah hari itu juga. Mendadak memang, namun itu tidak penting. Yang Aiden pentingkan adalah Iqbaal, ia takut Iqbaal akan melukai dirinya lagi seperti tiga tahun lalu.
Jadilah, Aiden membolos untuk menemui Iqbaal.
Dibawah guyuran hujan deras, Aiden berlarian. Jantungnya berdebar kala mendengar suara klakson mobil panjang nan keras seolah memeperingatkan agar menjauh dari area jalan. Aiden semakin mempercepat larinya. Suara klakson yang henti hentinya, membuat rasa khawatir Aiden membuncah.
“IQBAAAALL, PERGI DARI SANA.. IQBAAAAALL.”
Ya, Iqbaal sengaja memasang badan agar mobil menabrak dirinya. Benar, Iqbaal sedang melakukan percobaan bunuh diri. Air hujan yang mengenai Iqbaal juga bercampur darah dari pergelangan kaki Iqbaal.