10. Temu Kangen Simba

1.8K 333 27
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Esok harinya, Iqbaal tengah bersiap untuk pergi. Ia mengenakan jeans hitam berserta kaos dan hoodie hitam, ia merogoh saku hoodie nya dan mengirimkan pesan pada Aiden bahwa Aiden tidak perlu datang kerumahny siang ini.

Setelah pesannya terkirim, Iqbaal berjalan keluar kamar dengan langkah yang tertatih tatih. Luka di kakinya belum sepenuhnya sembuh, namun perasaan menggebu gebu dalam dirinya menghiraukan rasa sakit fisik yang ia alamin. Meski kakinya dibaut perban dan dikenakan sepatu, Sesekali ia meringis kala kakinya terasa berdenyut kala bersentuhan dengan tanah.

Siang itu Iqbaal pergi tanpa sepengetahuan para pekerja rumahnya.

***

Iqbaal mengedarkan pandangannya mencari cari sosok yang ingin ia temui, jam sekolah sudah berakhir harusnya gadis yang ia cari sudah menampakkan batang hidungnya. Setelah merasa gerbang sekolah sudah sepi, Iqbaal akhirnya turun dari mobil dan menghampiri Dara.

“Dar, (Nama kamu) mana?”

Dara membalikkan tubuh dan sontak terkejut. “Astagfirullah. Iqbaal? Yaelah gue kira siapa, abis ngelayat lo segala pake item item.”

“Eh kok lo disini, kemana aja lo dua hari kagak sekolah.” Lanjut Dara. Iqbaal nampak masih mencari cari keberadaan (Nama kamu).

“Ini gue sekolah.” Jawab polos Iqbaal

“Udah jam pulang Bambang.”

Iqbaal tersengir.  “(Nama kamu) mana, biasanya bareng lo. Gue ada perlu sama dia.”

“Oh (Nama kamu), di ajak Geza makan batagor di Warung Mama Hits sebelah. Abis dua piring batagor itu anak, kelaperan banget.” Kata Dara. “Wajar sih, jam istirahat tadi (Nama kamu) ada pratikum kimia. Jadi kagak sempat makan siang.”

“Geza?” Iqbaal memastikan

Dara mengangguk. Melihat itu, Iqbaal merubh raut wajahnya menjadi tidak suka. Iqbaal berdecak sebal. Ketara sekali seperti orang cemburu.

“Selama dua hari lo gak sekolah, gue rasa Geza lebih leluasa deketin (Nama kamu). Entahlah, mungkin firasat gue doang. Atau emang Geza naksir (Nama kamu).”

Iqbaal berdecak. “Yaudah-yaudah, gue mau susulin (Nama kamu). Thanks infonya.”

“Yoi.”

Kemudian Iqbaal hengkang dari tempatnya. Dara mengernyitkan dahinya ketika melihat cara berjalan Iqbaal yang pincang, mungkin itu alasan Iqbaal tidak masuk sekolah selama dua hari.

“Oi baal.”

Iqbaal membalikkan badan. “Apa?”

“Itu kaki lo kenapa, jalan pincang pincang gitu.”

Iqbaal mengedikkan bahu. “Keseleo.”

***

“Makasih ya Za, traktiran batagor nya. Lo penyelamat gue dari kelaparen hari ini.” Kata (Nama kamu) setelah menyudahi makan yang ke dua kali.

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang