Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vote Comment!!! ♡♡♡
Aiden menepuk pundak (Nama kamu) yang tengah duduk disebelahnya, mengusapnya pelan menyalurkan kode ketenangan disana bahwa semua akan baik baik saja. Kemudian tangan Aiden menggerakkan kepala (Nama kamu) untuk bersandar di bahunya, remaja putri itu terlihat lusuh karna sejak tadi begitu mencemaskan Iqbaal.
Waktu sudah menjelang magrib dan Iqbaal belum sadarkan diri sejak dibawa kerumah sakit. Remaja laki laki itu tengah tertidur pulas, punggung tangannya dialiri cairan infus. Sebelumnya Iqbaal melaukan tranfusi darah dan menghabiskan tiga kantung darah karna Iqbaal yang mengalami kekurangan darah dan daya tahan tubuhnya sangat lemah.
Dokter juga mendiagnosa Iqbaal terkena tifus mengharuskan Iqbaal benar benar harus banyak istirahat. Mama tiri Iqbaal menemani Iqbaal disisi ranjang sembari menggenggam tangan Iqbaal, wanita paruh baya itu nampak mencemaskan dan menanti nanti kesadaran Iqbaal. Begitu pun Ayah Iqbaal dan Geza, meski sempat baku hantam dengan sang kakak tiri namun jauh dalam benak Geza ia sangat menghormati dan menyayangi Iqbaal sepenuh hatinya.
“Ssstt udah (Nama kamu), udah. Lo gak cape apa nangis mulu dari tadi hm?” tangan Aiden mengusap kepala (Nama kamu) “Kita pulang ya, istirahatin tubuh lo. hm?”
(Nama kamu) menggeleng. Aiden mengangkat kepala (Nama kamu), menyeka sisa air mata di pipi (Nama kamu) dengan ibu jarinya kemudian merapikan rambut (Nama kamu) yang sedikit berantakan.
Mama tiri Iqbaal menghampiri keduanya, mengusap kepala (Nama kamu) “Pulang lah nak, ini sudah sore keluargamu pasti mencari cari kamu. Soal Iqbaal, kamu gak perlu khawatir kami ada disini jagain Iqbaal. Hm?”
Mama tiri Iqbaal tersenyum menenangkan, (Nama kamu) membalasnya.
“Besok kita kesini lagi, sama gue” kata Aiden dibalas anggukan setuju oleh (Nama kamu)
“Aiden, pakai mobil Om. “Ayah Luthfy menyerahkan kunci mobil kepada Aiden. “Hati hati di jalan, dan kamu pulanglah juga bawa saja mobil Om”
Aiden mengangguk “Baik Om”
Aiden dan (Nama kamu) kemudian keluar dari ruangan Iqbaal. Berat rasanya (Nama kamu) meninggalkan ruangan itu, sejak tadi ia menunggu nunggu kesadaran Iqbaal namun Iqbaal belum juga sadar.
“(Nama kamu), lo duluan ke mobil ya. Gue jawab telfon nyokap dulu” kata Aiden sambil menempelkan ponselnya ditelinga
(Nama kamu) mengangguk lalu berjalan terlebih dahulu menuju parkir mobil
♡♡♡
“Ceritakan semua pada Ayah, Geza” suara dari Ayah Luthfy langsung mengalihkan pandangan dua orang diruangan ini sedang satunya tertidur tak sadarkan diri
Geza mengangkat kepalanya dari tertunduk, melirik pria paruh baya disebelahnya lalu sang Mama. Sang Mama memberikan tatapan untuk Geza bercerita jujur, apapun itu.