05. Ajakan

2K 330 8
                                    

(Nama kamu) Aeera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Nama kamu) Aeera



Bel istirahat berbunyi lima menit lalu. Iqbaal dan Aiden sedang berada di kantin sekolah, menunggu pesanan mereka datang. Sembari menunggu Iqbaal meracau tidak jelas, mengacak acak rambutnya. Sebal dengan dirinya sendiri.

Aiden yang duduk disebelahnya hanya menggeleng. “Telat baal telat. Tadi pagi kesadaran lo dimana sampai bilang bilang ‘Gue akan mundur’ sama si (Nama kamu). Halah pret.”

Aiden menahan tangan Iqbaal. “Udah lah, tangan lo lagi sakit.”

Iqbaal menatap Aiden melas. “Gue bisa gak narik omongan gue lagi?”

“Menurut lo?” tanya balik Aiden. “Omongan itu ibarat air tumpah baal, kagak bisa balik lagi. Paling banter ya diisi sama yang baru.”

“Maksud lo?” tanya Iqbaal membuat Aiden menghela napas.

“Yaa semacam lo buat alasan lain gitu. Udahlah otak lo terlalu dangkal buat bahasa gue.” Aiden mengalihkan topik dengan mengaduk aduk mie ayam yang datang.

“Lah lah mau kemana baal.” Tanya Aiden kala Iqbaal bangkit berdiri dan hendak pergi. “Ini mie ayam bakso lo.”

“Mau nyari vitamin.” Balas Iqbaal dengan seulas senyuman berarti, membuat Aiden memasang wajah tidak mengerti dengan mulut sedikit terbuka.

Setahu Aiden, Iqbaal belum pernah membawa obat obatannya kesekolah.

“(Nama kamu) Aeera.”

Aiden langsung paham. Aiden segera menyantap mie ayam nya dan membiarkan Iqbaal pergi. Tak lama Aiden baru saja sadar. Ia menggeprak meja kantin.

“BANGSUL, JADI GUE YANG BAYAR MIE AYAM BAKSO LO.”

**

Yang di bilang Iqbaal itu.. beneran?’

‘Maksudnya mundur? Mundur apaan?. Apa maksudnya dia mundur untuk gak ngejar gue.’

‘Apa selama ini gue keterlaluan banget ya sama Iqbaal.’

Berbagai spekulasi memenuhi pemikiran gadis manis yang duduk seorang diri di Kafetaria sekolah. (Nama kamu) melamun sembari mengaduk aduk coklat panas yang lima menit lalu ia pesan. Penuturan Iqbaal pagi tadi membuat(Nama kamu) sedikit penasaran.

Sejak tadi, Iqbaal tidak datang untuk mengusik (Nama kamu) seperti biasanya. Hari ini nampaknya (Nama kamu) akan merasa damai karna ketidakmunculan Iqbaal. Namun, ia merasa eperti ada yang kosong.

“Sendirian aja Kak.”

Lamunan (Nama kamu) buyar kala Geza datang dan duduk tepat dihadapannya sembari membawa nampan berisi makanan.  “Iya, Dara ada urusan diruang Osis.”

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang