12. Lekas sembuh

1.8K 342 21
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



(Nama kamu) memeluk tubuhnya sembari menatap ruangan Iqbaal dari balik kaca pintu. Iqbaal mengalami pendarahan dan mengharuskan melakukan tranfusi darah yang menghabiskan dua kantung darah. Iqbaal juga di diagnosa terkena anemia.

(Nama kamu) penasaran dengan luka yang ada di kaki Iqbaal, memang benar dokter menjelaskan bahwa kaki Iqbaal terkena semacam pecahan gelas lukanya pun belum sepenuhnya sembuh sehingga mudah untuk terluka kembali. Ya (Nama kamu) percaya, namun satu kejanggalan di kaki Iqbaal. Yaitu semacam satu sayatan pisau yang disengaja.

“Gak masuk?”

Lamunan (Nama kamu) buyar kala Aiden datang. “Dokter udah bolehin jenguk Iqbaal.”

Aiden membukakan pintu ruangan dan mempersilahkan (Nama kamu) masuk. Azka dan Aaron mengurus biaya administrasi Iqbaal. Aiden menarik kursi untuk diduduki (Nama kamu) disebelah ranjang Iqbaal.

“Gue duduk di sofa.” Kata Aiden beranjak menuju sofa ruangan Iqbaal.

Aiden berbaring di sofa sembari berselimut dengan jaket, matanya mulai terpejam dan telinganya disumpali dengan headset dengan menyetel musik keras. Menahan mati matian sesak didadanya menyaksikan kedekatan Sang Sahabat dengan gadis yang Aiden sukai.

(Nama kamu) menarik senyum tipis. (Nama kamu) berpikir alangkah beruntungnya Iqbaal memiliki sahabat seperti Aiden.

(Nama kamu) mengambil tangan Iqbaal yang terpasang infus. (Nama kamu) mengecupnya sebentar lalu menaruh tapak tangan Iqbaal ke pipinya. Ia memandang wajah damai Iqbaal kal tertidur.

Wajah yang biasanya terlingat sangat amat menyebalkan, wajah yang setiap hari ia lihat dan setiap hari pula membuatnya kesal, wajah yang setiap harinya ingin ia cabik cabik karna kesal kali ini wajah itu terkesan sangat tenang. Seolah Iqbaal baru ternyeyak dalam tidur.

(Nama kamu) memejamkan matanya merasakan tangan dingin Iqbaal menyentuh pori pori kulit pipinya.

“Simba.”

(Nama kamu) lantas membuka lebar matanya. Iqbaal tersenyum tipis, ia menahan tangannya di pipi (Nama kamu). ibu jarinya mengusap sayang pipi (Nama kamu).

“Jarang jarang lo baik ke gue kek gini, biasanya kan lo ngamuk ngamuk kalo ketemu gue.” Iqbaal mencubit pelan pipi (Nama kamu).

Cubitannya gak seberapa emang

Tapi jantungnya ini.. sialan

(Nama kamu) menahan senyumnya mengembang. Ia berdecak. “Berhubung lo sakit aja, itu juga gara gara Kakak gue.”

“Kakak lo gak salah kali, gue aja yang terlalu memaksakan diri. Habisnya gue gak sabar mau kencan samo cewe yang gue suka.” Kata Iqbaal

(Nama kamu) menarik tangan Iqbaal dari pipinya. “Meski lo terluka gini sekalipun?”

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang