Sebuah Rasa

22 5 0
                                    

Setelah kejadian di parkiran seminggu yang lalu semakin membuat Dhika yakin akan perasaannya terhadap Melody. Dhika tak tahan jika perasaan itu terus-menerus ia pendam. Sudah hampir 1 tahun ia memendam rasa kepada Melody. Ingin sekali Dhika mengatakan sejujurnya pada Melody. Namun ia masih ragu. Ia takut jika Melody tau bahwa ia sangat mencintainya, hal itu malah akan membuat Melody semakin menjauhinya bahkan membencinya.

"Aaarrrghh" Dhika menggebrak meja belajarnya. Sudah 2 jam ia duduk dibangku belajar di kamarnya, memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa mengungkapkan rasa cintanya terhadap Melody. Bukan kali pertama Dhika jatuh cinta, namun untuk kedua kalinya. Dan dengan cerita yang sama, sama-sama jatuh cinta karena persahabatan.

"Flasback On"

Jarum jam menunjukkan pukul 2 siang. Sudah waktunya bagi SMP Bina Bangsa untuk pulang. Para siswa berhamburan keluar kelas menuju gerbang sekolah hanya menyisakan beberapa siswa yang menetap dikelas untuk melaksanakan tugas piket. Tak terkecuali bagi Natasha Rahmania atau yang sering disapa Natasha.

"Dhikk" sapa gadis bertubuh mungil dan berambut panjang itu. Ia berlari tergopoh-gopoh mengejar Dhika yang tengah melangkah ke parkiran. Dhika yang merasa ada yang memanggilnya segera menoleh dan menghentikan langkahnya.

"Eh kamu sha, ada apa?"

"Sore nanti, kamu sibuk gak?"

"Enggak, emang kenapa?"

"Nanti aku main kerumahmu ya, sekalian bkit belajar bareng"

         Dhika hanya terdiam. Ingin sekali rasanya bersorak. Apalagi wanita yang ia cintai secara diam-diam kini sudah ada didepan matanya dan mengajaknya untuk belajar bersama.

"Hellow Dhika, Are you Okay?" Natasha melambaikan jemari nya didepan wajah Dhika. Dhika pun tersadar dari lamunannya.

"Aku baik-baik saja kok"

"Oh ya, gimana tawaranku tadi?"

"Aku mau"

"Emm okey. Aku pulang dulu ya" belum sampai 5 langkah Natasha melangkahkan kakinya, Dhika memanggilnya.

"Natasha" merasa namanya di panggil, Natasha pun menghentikan langkah kakinya dan menoleh kebelakang.

"Ada apa dhik?"

"Pulang bareng yuk"

"Boleh juga"

        Hampir setiap hari Dhika dan Natasha menghabiskan waktu bersama. Sejak kecil Dhika dan Natasha sudah bersahabat dan enggan untuk dipisahkan. Apalagi mereka mempunyai kegemaran yang sama yang semakin menambah kekompakan diantara mereka berdua. Tetapi ada secuil kenangan yang membuatnya sesak. Kenangan yang tak akan pernah bisa terhapus dalam memorinya.

        Malam itu disebuah taman kota. Dhika yang sudah berpenampilan rapi terlihat sedang duduk disebuah kursi, menanti kedatangan seseorang. Tak lupa, sekuntum mawar merah sudah ia pegang erat-erat. Berharap seseorang itu mau menerima bunga itu sekaligus menerima cintanya.

        Tak lama kemudian, seseorang yang dinanti Dhika pun sudah datang. Seorang gadis yang bertubuh mungil dan berambut panjang itu mengenakan dress selutut dengn tas rajut yang ia selempangkan. Gadis itu ialah Natasha. Dhika hanya berdecak kagum melihat penampilan gadis pujaan hatinya tersebut. Apalagi jika Natasha tersenyum, hanya akan membuatnya semakin terpukau.

"Ya Ampun sha, ini beneran kamu?"

"Ya iyalah dhik, memang menurutmu aku ini siapa lagi kalau bukan Natasha"

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang