35. Rencana Yang Gagal💕

5 3 0
                                    

DHIKA POV

Sudah 2 minggu aku mendekati Fara, berusaha untuk membuat Melody cemburu dengan kedekatan kami. Namun bukan rencana berhasil yang ku dapat, hanyalah candaan dan godaan darinya lah yang ku terima.

“Mengapa begitu sulit untuk mendekatimu, haahhhhh!!!” teriakku

"Harus dengan cara apalagi sih mel, untuk mengetahui perasaanmu” jeritku

Aku tak peduli dengan teriakkanku yang semakin keras, toh disini keadaannya sepi. Hanya ada aku, dan entahlah. Intinya tak banyak orang disini.

“Dhik, aku cari dimana-mana, ehh ternyata lagi nyantai disini” keluh Zaki

Dhika pun tak bergeming

Menikmati suasana alam di Kota Semarang ini menjadi salah satu andalanku. Bahkan wisata-wisata alam di penjuru Kota Semarang pun telah ku jelajahi. Begitu pula di tempat ini, di lereng Gunung Kelir. Sudah 3 kali aku ke tempat ini, namun bukan Dhika jika ia tak menyukai tempat yang berbau alam, sekalipun aku sudah datang beberapa kali.

Biasanya aku ketika berjelajah selalu ditemani Melody, Fara, Aji dan lain-lain. Melody, gumamku
Untuk menyebut namanya saja rasanya enggan. Masih terasa sakit.

“Ngapain lagi sih bro. mikirin Melody ya” tanya Akhwan

“Hemm” gumamku
“Eh, gimana rencana kemarin? Berhasil nggak?” tanya Akhwan memastikan Aku pun hanya menggeleng lemas

“Sewaktu dia ngelihat kamu deketin Fara, reaksinya gimana?” tanya Zaki

“Malah seneng dianya kalau aku deketin Fara” gumamku

“Tapi gak ada reaksi apapun, misal dari raut muka. Biasanya, cewek itu lain dimulut lain dihati bro. Dia bilang gak apa-apa. Padahal dia baru ada masalah. Ngelihat raksi cewek itu dari raut wajahnya, dari mukanya. Jangan dari omongannya” ujar Akhwan

“Wan, aku udah ngelihat rspon dia dari matanya, dari raut wajahnya. Tapi gakada tanda-tanda kalau dia cemburu” jelasku

“Nahh, berarti sudah dapat dipastikan kalau Melody tuh gak punya perasaan apapun sama kamu, kecuali sahabat” timpal Akhwan

Aku pun enggan merespon ucapan Akhwan. Ku biarkan ia mengoceh ria disampingku sampai ia sendiri pun lelah untuk mengoceh

Usai Akhwan menyelesaikan ocehannya, tatapanku terfokus dengan pria berpostur tinggi, berkulit putih dan penampilannya pun terlihat perfect. Setelah ku ingat-ingat, ialah yang kemarin sempat membuatku cemburu buta pada Melody, ia yang waktu itu naik perahu bersama Melody di Pantai Marina. Tapi ia tidak datang sendiri, ia berdua bersama temannya yang tak lain juga
teman seangkatanku. Mereka pun semakin lama semakin mendekatiku.

“Kamu Dhika anak 12 Mipa 2 ya?” tanya Hamdan
"Iya” jawabku pendek

Sedang pria yang bersama Hamdan pun bersikap ramah padaku

“Oh, iya dhik. Kenalin nih, ini sahabatku sekaligus tetanggaku. Namanya Hiddan” ujar Hamdan seraya mengenalkanku padanya. Ia tetap bersikap ramah padaku seraya mengulurkan tangan kanannya padaku, aku pun membalasnya.

“Namaku Hiddan Maylend Rashyd. Panggil saja Hiddan” ucap Hiddan

“Namaku Mahardhika Rama Mahetsa. Panggil saja Dhika” ucapku

Kami pun resmi berkenalan

“Kamu sekelas sama Melody ya?” tanya Hamdan

“Iya” gumamku

“Jadi dia ini temennya Melody ya ham?” tanya Hiddan

“Ralat bukan temen, tapi sahabatnya” ralatku

“Oohh yayaya. Dia kalau dikelas orangnya gimana sih?” tanya Hiddan

“Nanya-nanya mulu, emang sini apaan” batinku

“Ooohh, dia orangnya baik kok. Orangnya sholehah, gak aneh-aneh, ramah juga” jelasku

“Gitu ya. yaudah makasih buat penjelasannya” ucap Hiddan

“Sama-sama, oh ya kamu ini siapanya” belum sempat aku menyelesaikan pertanyaanku, Zaki
pun datang memotongnya.

“Pulang yuk dhik, udah mendung ini” ajak Zaki seraya menarikku

“Eh, yaudah ya ham, hid buat perkenalannya. Aku pulang dulu ya, sudah hamper hujan nih” pamitku

“Kita juga mau pulang kok. Hati-hati dijalan ya” teriak Hamdan Aku pun tak mendengarnya

Di tengah perjalanan, tak henti-hentinya aku menggerutu pada Zaki. Pasalnya ketika aku ingin bertanya tentang apa hubungan Hiddan dengan Melody, tiba-tiba Zaki datang mengacaukan rencanaku.

“Ngapain sih dhik, kok bengong mulu?” tanya Zaki seraya fokus menyetir

“Siapa lagi kalau bukan karena kau yang menggagalkan rencanaku” sebalku

“Lah kok aku? Rencana gimana maksudnya?” tanya Zaki bingung

“Harusnya tadi aku bisa tanya ke Hiddan perihal hubungannya sama Melody, tapi kamu tadi malah datang terus narik tanganku. Yaudah gak jadi” keluhku

“Yaudah, aku minta maaf ya dhik. Aku kan narik tadi karena keburu hujan” gumam Zaki

Aku pun menghela nafas panjang

“Gapapa ki, aku tau kok” ujarku tersenyum.

Mobil yang dikendarai Zaki pun semakin lama semakin menjauh dari tempat yang kami kunjungi tadi. Hingga membelah jalanan Kota Semarang meski diguyur hujan lebat.

____________________________________
Abang Dhika pas banget ketemu Abang Hiddan nih😁wahh kan bisa saingan berat tuhh......
Simak Terusss yukkk😁😁😁😁😁😁

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang