36. Perempuan tidak hanya Melody 💕

6 3 0
                                    

MELODY POV

Pagi ini sungguh pagi yang amat cerah. Dibanding hari-hari kemarin yang sering hujan, kali ini sungguh sangat cerah.            
                    
UN berlalu seminggu yang lalu. Segala beban, pikiran, kini lebih terasa tenang. Hari ini aku masuk sekolah untuk menunggu pengumuman nilai UN sekaligus untuk mengembalikan buku-buku perpustakaan yang ku pinjam selama kelas 12 ini.
               
Seusai dari perpustakaan, Dimas mengajakku ke kelasnya entah untuk membicarakan apa

AUTHOR POV

“Eh mel, udah datang nih. Aku kira nggak dateng” gurau Dimas

“Hahaa,, iyalah. Menepati janji itu perlu” ujar Melody

“Oh iya mel, aku udah dapat anjing yang mirip serigala itu lho” seru Dimas

“Oh ya?? Dimana??” tanya Melody

“Di daerah Jogja” jawab Dimas

“Owalah, emm tapi kenapa harus anjing sih dim. Kenapa gak melihara yang lain aja.
Misal burung, atau hamster dan sejenisnya. Kenapa harus anjing coba?” tanya Melody tak suka

“Mau gimana lagi, aku sukanya anjing” sahut Dimas

“Iya, aku tau. Tapi kita juga perlu memikirkan mudharatnya apa. Anjing itu mudharatnya
lebih banyak. Karena air liurnya termasuk kategori najis besar” tegur Melody

“Aku paham yang kamu maksud. Sebisa mungkin aku bakal berhati-hati kok. Kamu
tenang saja” ujar Dimas santai

“Dassaarrr ngeyeeelll, terserahmu sajalah. Yang terpenting kamu bisa jaga diri” jengah
Melody

“Hehehe,, oh ya. ingat waktu dulu kita kecil. Kita rebutan mobil-mobilan?” tanya Dimas
kegirangan

“Oh yang itu?” aku ingat dim. Kamu dulu orangnya nakal banget, sumpahh” seru Melody

“Ingat juga pas belajar buat roti, terus muka kamu belepotan” canda Dimas

“Aku ingat dim, sungguh masa kecil kita jenaka banget ya” ujar Melody tertawa renyah
       
Mereka pun meneruskan cerita mereka masing-masing diiringi dengan canda tawa. Tak di sadari, Dhika yang tengah duduk manis didepan kelas 12 IPS 1, menahan emosi. Tatapannya pun sulit diartikan.

“Kamu kenapa sih mel, selalu membuatku cemburu didepanku?” gumam Dhika seraya mengepalkan telapak tangan kanannya

“Cemburu, apa itu hak ku? Memang aku ini siapa? Suaminya? Jangan mimpi deh dhik”
Dhika bermonolog tertawa, menertawai dirinya sendiri

Lamunan Dhika terbuyar dngan kedatangan  Akhwan, Zaki dan Ardi datang menghampirinya. Mereka heran dengan keadaan Dhika yang bermonolog sendiri. Bahkan menertawai dirinya sendiri.

“Kamu ngapain sih dhik, bicara sndiri, kayak orang gila aja” ledek Zaki

“Aku emang gila ki, jatuh cinta sama orang yang sama sekali gak ada perasaan apapun
sama aku” ujar Dhika seraya tertawa sendiri.

Akhwan, Zaki dan Ardi pun hanya menggeleng-geleng tak percaya

“Asal kalian tau, cinta udah buat aku gila. Karena apa? Karena dia yang dari dulu aku
harapin, dia gak peduli sama sekali. Gak prnah ngerespon cintaku selama ini. Puaassss!!!” jelas dhika frustasi

“Iya, aku paham perasaanmu dhik, apa karena Melody kamu jadi kayak gini? Apa karena Melody, kamu jadi emosian kayak gini?” tanya Ardi

“Kalau udah tau jawabannya, ngapain nanya” sinis Dhika           

Dhika, Akhwan, Ardi dan Zaki mendengar Melody bercanda ria dengan seorang lelaki yang tak lain adalah Dimas, hal itu membuat luka hati Dhika semakin menganga.

“Sekarang, jawab pertanyaanku dhik, kamu cemburu?” tanya Ardi dengan tatapan tajamnya

“Enggak” gumam Dhika

“Mulutmu bisa saja bilang enggak, tapi mata sama hati kamu gak akan pernah bisa
membohongi” telak Ardi

“Iya, Aku Cemburu, puassss!!!” teriak Dhika
“Sudah kuduga, Kamu emang sohibku yang paling Munafik dhik” gumam Ardi     
    
Tak terima dengan perkataan Ardi, Dhika pun segera menarik kerah sahabatnya bersiap-siap menghajar sahabat karibnya itu
“Bangsat Kau!!! Maksudmu apa ngata-ngatain aku Munafik!” geram Dhika

“Udah-udah, kita udah gede udah dewasa. Gak seharusnya kita selesaikan semuanya
dengan berkelahi” tegur Zaki

Dhika pun melepaskan kerah baju sahabatnya itu. Mereka berdua
duduk kembali.

“Beberapa fakta yang harus kamu tau dari Melody. Pertama, Dia gak pernah pacaran.
Karena pacaran itu dosa. Kedua, soal cowok yang lagi didalam kelas itu, dia Dimas. Sahabat Semasa kecil Melody. Makanya, jangan asal nuduh dulu. Kita cari tau kebenarannya. Prasangka boleh, tapi jangan berlebihan” nasehat Ardi

“Tapi percuma juga. Sekeras apapun aku berjuang, kalau dihatinya gak ada namaku, ya percuma juga di” keluh Dhika

“Udahlah dhik, lupain aja si Melody itu, kayak diluar sana tuh gak ada cewek cantik aja” sahut Akhwan

“Kau pikir, Move On itu gampang apa” protes Dhika

“Siapa bilang mudah, ya dicoba dulu lah, sedikit demi sedikit” ujar Ardi

Sudah hampir setengah jam Melody bercengkrama dengan sahabat kecilnya. Ia pun pamit untuk kembali ke kelasnya. Disaat ia hendak keluar dari pintu, terlihat Dhika dan sahabat-sahabatnya tengah duduk santai dibangku depan kelas. Ketika Melody hendak menyapa, tiba-tiba saja Akhwan berkata sedikit kencang, menyindir Melody

“Udah, sabar aja ya dhik. Didunia ini cewek gak Cuma Melody” sindir Akhwan seraya
menatap Melody dengan tatapan sinis. Dhika pun hanya mengangguk-angguk

“Kenapa Akhwan malah menyindirku, apa maksudnya coba” Melody mencoba rileks
dengan mengambil nafas, lalu ia buang.

“Lupain aja dhik. Diluar sana pasti banyak cewekyang lebih baik dari dia itu” tatapan
sinis Akhwan tak beralih menatap Melody

“Ya Allah, kuatkanlah HambaMu ini. Aamiin” Melody pun melangkah pergi, meninggalkan Akhwan yang menatapnya dengan sinis

TBC

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang