Melody menyusuri koridor sekolah menuju kelasnya. Ketika langkah kakinya perlahan memasuki kelas, tampak Dhika yang tengah duduk di bangkunya sambil memainkan game online di gadgetnya. Melody hafal dengan kebiasaan Dhika yang sering datang terlambat meski jarak rumah Dhika menuju sekolah hanya berjarak 3 Km. Tak seperti biasa Dhika mendiamkannya.
Jika Melody memasuki kelas, Dhika selalu menyapanya walau hanya sekedar sapaan Pagi Melody, Hai Melody, atau Selamat Pagi. Namun hari ini, seakan ia adalah Setan bagi Dhika yang tak pernah terlihat.
"Pagi dhikk" sapa Melody yang tengah meletakkan tas ransel yang ia gendong ke bangkunya.
"Pagi juga mel" Dhika tak menoleh sedikitpun. Ia terlalu fokus dengan game mobile legend di gadgetnya.
"Tumben gak nyapa duluan" cengir Melody
Melody menyeret kursinya untuk bisa duduk disebelah Dhika.
Dhika menoleh
"Hehe, Maaf. Lagi seru-serunya nih""Gitu aja terus, udah biasa aku terkacangi kayak gini"
"Iya deh"
"Eh, aku penasaran nih, sebenarnya kamu kemarin mau ngomong apa sama aku, kayaknya serius banget"
Dhika terdiam seribu bahasa. Ia tak tau harus menjawab apa. Jika ia berterus terang, ia takut Melody menjauhinya.
Bel masuk berbunyi, menyelamatkan Dhika dari rasa penasaran Melody yang begitu besar. Melody yang sembari tadi duduk disebelah Dhika segera menggeser kursinya kembali ke tempat semula. Jam pertama ini adalah pelajaran Seni budaya, pelajaran favorit Melody. Tampak seorang wanita paruh baya memasuki kelas untuk memulai pelajaran pertama. Setelah membaca Doa, Pelajaran pun dimulai.
Jam kedua ini, sedang diadakan rapat guru. Jadi untuk jam kedua ini adalah Jamkos alias Jam Kosong. Kesempatan inilah yang digunakan bagi para siswa untuk bersenang-senang dikelas. Di bangku sebelah depan terdapat segerombolan perempuan yang tengah asyik menggosip. Dan tak kalah asyiknya segerombolan lelaki memainkan game Online di gadgetnya masing-masing, ada juga yang bermain remi di sudut kelas.
Diantara mereka semua, hanya Dhika, Melody, Fara dan Aji yang tidak bergabung bersama mereka. Mereka berempat justru tengah asyik bermain Monopoli yang Aji bawa tadi. Sambil melempar dadu sambil menjitak kepala Aji."Iyuunggg Sakit Dhik" gerutu Aji sambil mengelus elus kepalanya.
"Hahaha... You kalah dari I" gelak tawa Dhika tak tertahankan ketika Aji kalah darinya dan harus dipenjara.
"Gapapa, yang penting aku banyak duit" sahut Aji sambil menyombongkan diri dengan memamerkan uangnya kepada ketiga sahabatnya.
"Tapi Sayangnya ya, Utang kamu padaku terlalu banyak. Sampai-sampai kamu gak kuat untuk membayarnya" Ledek Melody
Sontak hal itu membuat ketiga orang itu menertawakan Aji. Aji hanya tersipu malu dengan tingkahnya tadi.
"Banyak Utang aja Bangga" sambung Dhika
"Lunasin utang kamu dulu donk, baru boleh sombong" tambah Melody
"Udah-udah, kasihan dia tuh. Dia Tercyduk" Dhika dan Melody menoleh kearah Fara yang baru saja membela Aji. Semua terdiam.
Dhika mengalihkan pandangannya ke arah Melody dan menaikan alisnya.
"Cicuitttt,,, Cieee yang belain pacarnya" sorak Dhika
"Issshh apaan sih" gerutu Fara
"Iya tuh, aku balas, baru tau rasa kamu" gelak tawa Dhika pun berhenti. Kini ia fokus melempar dadu agar tidak terkalahkan oleh Fara dan Melody.
Dhika melempar dadu dengan sangat hati-hati. Dadu itu terlempar dan nomer 4 berada paling diatas. Dhika pun memainkan tanda warna kuningnya dan menghitung sampai 4. Namun sayangnya tanda warna kuning nya berhenti di gambar penjara. Mau tidak mau ia harus dipenjara dan tidak diijinkan bermain untuk sementara waktu.
"Yahhhh aku jadi nusul Aji" kesal Dhika
"Hahaha kasihan kau" tukas Fara. Gelak tawanya kian pecah melihat Dhika yang tengah memandang ke arahnya dengan geram.
"Diamm kamu" Dhika menunjuk ke arah Fara dengan tatapan tajam
"Akhirnya aku punya teman" sorak Aji bangga
"Sorry ya, punya temen kayak kamu, kagak sudi" sahut Dhika
"Maksudnya temen di Penjara Oon" tukas Aji
"Kamu yang Oon!!"
"Kamu!!!"
"Kamu!!!"
Dhika dan Aji saling bertatap sengit dan enggan untuk mengalah.
"Udah-udah, kenapa malah jadi ribut-ribut kayak gini sih" lerai Melody
"Dhika tuh yang mulai" tunjuk Aji sengit
"Aji tuh" Dhika tak kalah sengit sambil
menunjuk-nunjuk Aji"Udah-udah, gak usah berantem. Cuma permainan aja sampai-sampai kalian kayak gini. Menang kalah dalam permainan itu sudah biasa. Kayak anak kecil aja" tegur Melody
Dhika dan Aji saling bertatap-tatapan tajam sambil mengumpat. Akhirnya Aji pun memunguti Monopolinya karena sebentar lagi pergantan jam pelajaran.
Sepulang sekolah, Melody masih berada di depan gerbang sekolah menunggu Taksi lewat. Hari ini ia tak memba wa kendaraan, jadi terpaksa ia harus pulang dengan angkutan umum. Tampak ada seorang laki-laki yang mengendarai motor kawasaki Ninja berhenti tepat disebelah Melody. Tanpa menoleh, Melody pun sudah hafal kalau itu adalah Dhika. Dhika pun membuka helmnya.
"Tumben Nunggu, biasanya udah langsung pulang" sapa Dhika
"Aku tadi diantar Ayahku" jawab Melody pendek
"Mau aku antar pulang??"
"Enggak, Makasih"
"Udah, hak usah nolak, kayak sama siapa aja, daripada kamu harus nunggu disini kelamaan"
Melody pun akhirnya menerima tawaran Dhika untuk memboncengnya.
Di tengah perjalanan mereka berdua
mengobrol sambil bercanda ria."Dhik"
"Hmm"
"Sore nanti, kamu ada acara nggak?"
"Enggak"
"Nanti sore aku kerumahmu ya"
Dhika tak merespon ucapan Melody. Namun hati nya terasa berbunga-bunga. Dhika pun merespon ucapan Melody dengan menyunggingkan senyumannya.
"Dhik?? Kok diem, jadi gimana??"
"Oke"
Senyum Melody merekah dengan jawaban singkat Dhika.
_______________________________________
Maaf ya, post kelanjutannya kelamaan. Maklum, si Authornya lagi terserang penyakit males. Hehe😁😁
Simak terus kelanjutan ceritanya, jangan lupa Vote & Komennya 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love
RomanceTerkadang Cinta itu rumit. Berawal dari kisah cinta seorang pemuda yang bernama Dhika. Ia amat mencintai sahabat karibnya sendiri yaitu Melody. Namun apakah Melody juga mempunyai rasa yang sama dengan Dhika??? Tentu tidak Awalnya memang Melody juga...