Klien, Kura-kura, dan Uno.

15.5K 964 15
                                    

Di bawah bangunan kafe bernuansa retro itu, banyak manusia yang asyik melakukan aktivitas masing-masing. Lagu Imagine milik Jhon Lenon mengalun indah menemani para pengunjung kafe. Di ujung sana, terdengar ketukan jemari yang beradu dengan meja kayu bertempo cepat tapi bersuara pelan.

"Sial," Rindai menggerutu kesal.

Rindai Alota. Wanita itu memeriksa jam tangannya. Kini sudah jam 2 siang. Sudah melebihi batas waktu yang dijanjikan. Bahkan jam istirahat yang menjadi jatahnya sudah habis tak terpakai.

Dia terkejut. Ponselnya berdering di dalam clutch bag-nya. Rindai menarik napas saat mengangkat telepon yang masuk itu.

"Gimana, Rin? Udah deal?" tanya bosnya dengan suara berat khasnya.

Rindai bingung menjelaskan situasinya, "anu, Bu."

Seperti cenayang, bosnya itu menebak, "gagal lagi ya?"

"Saya sudah nunggu di sini dari jam dua belas. Tapi si pemilik butik belum datang juga," ungkap Rindai.

Tanpa ba-bi-bu panggilan langsung diputus. Beberapa detik Rindai masih menatap ponselnya. Namun sedetik kemudian Rindai berdecak kesal. Tangan kanannya berkali-kali mengelus dada. Mulutnya terus saja berkomat-kamit mengucap istighfar setelah menghadapi tingkah bosnya.

Menunggu dua jam membuat kesabarannya sudah habis. Rindai berjalan cepat menuju kasir untuk membayar minuman mojitonya. Sambil menunggu struk pembayaran muncul, pandangannya beredar ke sekeliling. Di depannya ada sepasang kekasih yang sedang saling menyuapi. Rindai menelan ludah dengan gestur tangan mengelus perut.

"Ini aja, Mbak?" katanya.

Rindai menerima struk sambil mengatakan, "ya Mbak, makasih."

Untuk memperjelas sesuatu, Rindai perlu memastikan. Ya, dia berinisiatif menelepon calon klien yang mengingkari janjinya hingga menyebabkan dia kehilangan jam makan siang di warung Bang Min. Warung andalannya karena di sana dia bisa mendapatkan makanan murah sekaligus bisa ngutang.

Akhir bulan ini bukan waktu yang tepat buat menuruti rasa gengsi. Lagian warung dekat kosannya tidak kalah jauh dengan rasa makanan di kafe yang dia datangi sekarang. Bahkan mungkin rasanya lebih enak daripada masakan chef di kafe ini.

Ketika Rindai keluar dari kafe, Rindai kembali mencoba menghubungi nomor kliennya namun panggilan tidak aktif.

Baiklah, mungkin lain kali Rindai akan menghubungi si pemilik butik untuk memastikan sekali lagi. Dia harus lanjut keliling mencari kliennya. Ya, selama dua tahun begini lah pekerjaannya. Dari instansi milik negara dan swasta sampai usaha besar dan kecil harus dia datangi satu persatu. Entah itu berupa lembaga, perusahaan, yayasan, hotel, toko, restoran dan lain-lain yang sekiranya bisa berpotensi menjadi kliennya.
Menjadi seorang marketing officer di media radio swasta adalah pekerjaan yang tidak gampang. Memang begitu adanya, dia tidak mengada-ada.

Posisinya adalah marketing di bagian lapangan (sales). Job desc-nya tak menentu. Kadang dia melakukan mapping, yaitu kegiatan mencari klien di sepanjang jalan yang dia susuri menggunakan motor Scoopynya. Kadang juga dia melakukan pertemuan dengan klien untuk melakukan penawaran pemasangan iklan di radionya.

Mengenai marketing di bagian radio ini menurutnya tidak berbeda dengan pekerjaan para sales. Kalau yang selama ini para sales berkeliling dari satu tempat ke tempat lain sambil membawa produk yang ditawarkan, berbeda dengan Rindai yang menawarkan tanpa membawa produk. Tetapi berupa iklan yang disiarkan melalui radio. Singkatnya, dia menawarkan jasa pengiklanan kepada kliennya.

"Harus potong urat malu Rin," ucap Viar rekan kerjanya kala itu.

Ya, urat malu dan rasa bapernya harus dihilangkan sebentar ketika dia memutuskan untuk bekerja sebagai marketing officer radio. Mentalnya harus setebal kulit badak. Bertemu dengan banyak orang yang menjadi calon kliennya adalah hal yang tak terprediksi. Rindai mana tahu kalau calon kliennya akan menerima tawarannya atau menolak mentah-mentah. Dari anggukan, senyuman, usiran sampai guyuran air dari ember pernah dia terima semua.

A Turtle Meets A DogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang