21

2.9K 241 6
                                    

"Dengarkan baik -baik Tuan besar Kim. Jangan pernah berniat mencium Jimin lagi. Jangan melakukan kontak fisik berlebihan dengannya. Dalam tubuhnya masih ada racun itu. Serum penyembuh butuh waktu untuk membersihkan dirinya." Terang Jungkook.

Yang diberikan petuah hanya mengangguk sembari melirik Jimin. Bagaimana mungkin dia bisa menahan diri lagi setelah berhari hari tidak menyentuh Jimin. Tapi ini juga berbahaya ya bersabarlah kau Kim Taehyung. Mudah2'~an tidak kelepasan lagi.

"Kookie Oppa ... " Jimin berupaya keras mengeluarkan suaranya. Dia masih belum bisa berbicara banyak. Jantungnya akan berdegub sangat kencang jika dia mencoba untuk berinteraksi.

"Tenanglah Jimin. Jangan memaksa tubuhmu dulu. Kau akan kesakitan jika terlalu memaksa. Dimana yang sakit eoh?" Jungkook mendekat memeriksa Jimin yang terlihat terengah-engah dan memejamkan matanya kesakitan. Tangan Jungkook menyentuh dahi Jimin. Dan berpindah ke dadanya.

"Baby, dimana yang sakit? Aku akan mengusapnya untukmu." Kim Taehyung mendorong Jungkook menyingkir dan langsung mengusap dada Jimin pelan. Membantu Jimin bernafas tenang kembali.

"Posesif sekali kau ini Hyung." Suara Jungkook menyindir. Membersihkan bajunya yang terkena debu karena dia terjungkal tak elit ke lantai ruangan Jimin.

Taehyung mendelik tajam Jungkook mengisyaratkan "aku tau kau ingin menyentuhnya sembarangan. Kau mau mati." Kalau mau dibilang itu suara mata Taehyung. Berharap Jungkook mengerti.

Jungkook membolakan matanya

"Oh, wae. Aku bebas menyentuhnya. Kau ingin lihat? Aku ini tahu keadaan Jimin jika kau lupa Tuan Kim." Tidak mau kalah Jungkook.

Saat Taehyung akan membalas, Jimin menggenggam tangan Taehyung lemah. Berharap dua orang tak waras ini berhenti berdebat. Karena sesungguhnya Jimin tengah mual. Dia ingin muntah. Kepalanya pusing sekali.

"Jimin? Waeyo? Ada yang sakit Baby?" Tanya Taehyung cemas melihat raut wajah Jimin yang berubah.

Jimin mengangguk lemah. Dia ingin bilang muntah tapi setiap dia bicara akan sangat pusing.

"Dia ingin muntah Tae." Ucap Jungkook. Membantu Jimin duduk dan mengambil wadah hitam berisi air.

"Muntah lah disini Jimin."

Tanpa rasa canggung, Jimin memuntahkan isi perutnya yang hanya berisi cairan saja.

Tidak ada rasa jijik pada kedua orang yang berada di samping Jimin. Mereka dengan sigap membantu. Jungkook yang memegang wadah dan Taehyung setia memijit punggung Jimin berharap membantu mengurangi mual Jimin.

"Dia akan sering muntah Hyung, setimnya sedang bekerja. Jangan biarkan orang asing selain yang bersama Jimin saat sadar. Udara baru akan memperburuk keadaannya. Kau mengerti Hyung?" Tanya Jungkook serius.

"Aku mengerti, aku akan menjaganya." Ucap Taehyung.

Jungkook membersihkan muntahan Jimin dan bersiap pergi meninggalkan ruangan Jimin tersebut.

"Oh, hampir lupa. Hyung ada yang ingin kuberitahu. Bisa kita bicara?" Jungkook mengehentikan langkahnya, berbalik dan berucap serius pada sosok yang tengah sibuk membantu wanita kesayangannya.

"Baiklah."

Setelah memperhatikan segala kenyamanan Jimin, Taehyung beranjak meninggalkan Jimin untuk menemui saudaranya yang ingin bicara serius. Atau mungkin pembicaraan tentang Min Yoongi yang masih giat dan genjar mengganggunya.

.
.
.

"Ada apa?" Tanya Taehyung.

Jungkook yang tengah asyik menyesap Tehnya. Berhenti dan meminta Taehyung duduk dengan gestur mengangkat dagunya.

Vengeance (Vmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang