8. SIAPANYA LO?

45 4 2
                                    

Arka berjalan menyusuri koridor menuju ke ruang osis untuk mengumpulkan formulir. Begitu sampai Arka menyerahkan ke anak osis yang memang sedari bel istirahat sudah diruangan untuk menerima formulir anak-anak yang ingin menjadi pengurus osis. Arka juga berbincang sedikit mengenai pemilihan ketua osis, karena dia akan mencalonkan diri.

Arka meninggalkan ruang osis tapi dia tak sengaja berpapasan dan menabrak cewe yang sedang membawa formulir yang akan dikumpulkan juga ke ruang osis.

Cewe itu kaget dan tak sengaja menjatuhkan formulirnya ke lantai. Karena arka merasa bersalah telah menabrak cewe itu walaupun tak sengaja, Arka pun mengambil selembar kertas yang jatuh, cewe itu ikut mengambil kertas, membuat mereka berdua jongkok berbarengan. (Plis ceritanya udah kaya yang disinetron-sinetron tapi apa boleh buat pikiran gua lagi mentok haha). *kalo bisa berandai kasih sound efek lagunya Jazz-dari matamu sambil adegannya di slow motion duhhh.... Si Arka sama Luna.

Seketika mereka diam dan saling tatap, Arka yang sedari tadi memandangi wajahnya langsung tersadar bahwa itu ...

"Luna.?". Arka terkejut karena cewe yang dia tabrak adalah teman kecilnya.

"Arka.? Sapa Luna sambil tersenyum manis dengan lesung pipit yang imut.

Arka yang bengong jadi grogi saat disapa Luna dan tersadar kemudian melepaskan kertas yang sedari tadi ada digenggamanya lalu langsung berdiri, begitupun Luna langsung mengambil kertasnya.

"Lo di kelas berapa Lun, kok ngga kasih tau gua lo sekolah disini." tanya Arka mengakrabi.

" ipa 1 ka, gua aja udah ngga punya nomer lo gimana ngabarinnya, gua sih udah tau kalo lo sekolah disini hehe." jelas Luna sambil sesekali mengibaskan kertas formulir yang ditangannya.

"Oo ya udah kapan-kapan gua kasih nomer gua ke lo ya, apa gua aja yang minta nomer lo sini.? Pinta Arka sambil merogoh saku celana mengambil handpone.

Luna pun menerima hp Arka, dan mengetik nomer handponenya.

"Lo mau kemana.?" tanya Arka sambil mnyelipkan hp ke saku.

"Ini mau ngumpulin formulir, mau ikut osis gua ka." jelas Luna sambil memperlihatkan sehelai kertas.

"Gua juga ikutan Lun, malah gua mau nyalon jadi ketua osis." Arka membusungkan dada.

"Serius,, semoga jadi deh, yaudah gua duluan ya." Luna pergi meninggalkan Arka sambil memberikan senyuman manisnya.

"Oke." sumringah Arka mendapat senyum dari Luna.

Tanpa sepengetahuan Arka, Kevin melihat adegan romantis itu. Ya, Kevin sedang berjalan ke perpustakaan dan terhenti melihat tingkah mereka berdua.

"Ooo si si Arka udah kenal Luna, pantesan aja pas kemarin ngobrol di kantin dia kaget si Nada sama Dina nyebut nama Luna." gumam Kevin lalu terburu-buru masuk ke perpustakaan takut ketahuan Arka.

⊙ ⊙ ⊙

"Nad, ini alis gua simetris ngga si,, kok kayanya yang kanan keatasan ya.?" Fransiska yang sedang bercermin sambil memegang pensil alis ditangannya.

"Lo si bikin alisnya ngga pake rumus, diukur panjang kali lebar." jawab Nada sambil menebalkan bedak dimuka.

"Kampret, lo kira gua mau bikin bangun datar.!!" sinis Fransiska sambil merapikan alisnya.

"Ya kali aja lo mau ngebentuk alis lo jajar genjang." lanjut Nada.

"Lah, miring dong ntar alis gua.?" tanya fransiska bingung dan terhenti membenarkan alis.

"Ya kaya otak lo si." jawab Nada simpel.

"Sial." pekik Fransiska tak terima.

Arka masuk kelas langsung menuju bangkunya dan terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu, membuat Fransiska dan Nada yang ada dibelakangnya bertanya tanya.

SQUADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang