17. BOCAH

25 3 2
                                    

Kevin, Zayn, Willy Dan lainnya tanpa Arka baru saja latihan basket. sedang istirahat sambil ngobrol ngobrol.

"Lo kenapa Will, kok latihannya ngga semangat. Sakit Lo?" Tanya Kevin sambil meneguk Air minum Yang digenggamannya.

"Ngga papa."

"Boong Vin,  dia tadi abis ditampar dua cewe lagi Vin." Jelas Zayn.

"Mampus haha!!!" Kevin penuh tawa.

"Makannya jangan cari gara-gara sama cewe,  makan tuh tamparan." Zayn mencoba mengingatkan.

"Sirik aja Lo suka-suka gua lah wle."

"Yah songong nih bocah." Kevin mencoba memukul Willy dengan botol. Namun Willy coba menghindar.

"Ngga becus lu mukul tuh Kaya gini." Zayn coba mukul Willy juga namun lagi lagi Willy menhindar Dan berlari.

Zayn Dan Kevin pun mengejarnya penuh dengan kejailan.

Mereka berlari keliling lapangan basket sebanyak tiga Kali. Sampai cape sendiri.

"Mampus lu cape semua Kaya anak kecil aja." Sela Harry temen sekelasnya Fariz yng ikut eskul basket juga. Sok rame tapi receh.

"Si Arka mana Vin,  kok ngga keliatan." Tanya Fariz.

"dia ijin ngga ikut,  katanya lagi ngurusin kegiatan osis." Jelas Kevin singkat.

"Cape kejar buaya njir." Zayn ngos ngosan.

"Ya gini nasib cogan sampe cowo aja ngejar-ngejar gua." Willy menyombong.

Kevin dan Zayn tanpa basa basi langsung menyergap Willy. Willy pun tak bisa berkutik.

"Mampus lu rasainn...."  Kevin mengelitik perut Willy buat Willy kegelian.

"jangan kasih kendor Vin." tambah Zayn memegangi tangannya.

"Eh udah kasian temen sendiri oii." Harry mencoba melerai.

Mereka berhenti dan menidurkan badannya ke lapangan basket.

"Eh malming nongkrong yu." ajak Willy

"Gua mah ayok ayok aja yang penting ada yang nyamperin gua dan nebengin gua" jawab Zayn.

"Gua ngga mau nebengin lo ya males." Kevin menolak menunjuk Zayn.

"Jangan gitu dong beb."

"Gitu gimana beb, kamu yang bohongin aku dulu beb." jawab Kevin.

"Geli sendiri gua. Jijik cakep-cakep maho kalian." Fariz tak tahan.

"Sirik!!..  Pengin?  Sono ama si Harry." pekik Zayn.

"Mantullll..." tambah Kevin.

"Kita mah udah lama ya yah." jawab Fariz tertuju ke Harry.

"Iya pah, mereka belum tau aja kita berdua." tambah Harry.

"Najissssss!!!!!!  Ayah papah.  Yang ada ayah bunda papah mamah bloggggg." teriak Willy.

"Udah yok ah balik,  yang lain udah pada balik noh." lanjut Willy.

"Gua ama Harry cabut duluan ya baaaaayy." Fariz meninggalkan mereka bertiga,  begitu juga Harry.

"Gua nebeng lo Vin oke.!" pinta Zayn.

"Kapan gua dapet cewe Za di sekolah, kalo yang gua tebengin lo mulu sedih akutu."

"Sabar beb, gua juga jomblo kok,  jadian aja yok." Zayn merayu sambil menyender bahu Kevin.

"Jangan nodai aku beb, pergi jauh-jauh." Kevin mendorong Zayn penuh drama.

Willy hanya bisa melongo melihat drama romantis yng bikin muntaber.

"Yasudah kalau aku hanya menjadi penghalang kalian berdua lebih baik aku pergi meninggalkan kalin berdua." tambah Willy.

Mereka tertawa geli bicara seperti itu.

Willy pun langsung tancap gas meninggalkan Zayn dan Kevin.

◇ ◇ ◇

"Okee,, proposal udah beres nih Lun, brosurnya gimana?  Udah.?" tanya Arka yang baru saja mengurus proposal untuk lomba kreatifitas busana dari limbah daur ulang di sekolahnya nanti..

"Udah ini aku tadi balik lagi mau tanya brosur eh ternyata udah dibuat sama ka Fajar (ketua osis). Sama dia bilang ngga bisa ikut ngurus lagi ada tugas kelompok." jelas Luna sambil menyodorkan flashdisk.

"Oo tadi kamu balik lagi buat nemuain ka fajar lagi. Kirain mau nemuin Willy." sela Arka.

"Kok Willy?  Memang kenapa?" tanya Luna bingung.

"Ngga papa." jawab Arka singkat penuh makna dan penuh dengan senyuman dibibirnya.

Arka mengambil flashdisk yang masih ditangan Luna, namun secara tidak sengaja Arka menjatuhkannya.

Lagi-lagi mereka berdrama seperti saat mereka pertama bertemu. Mereka mengambil flashdisk berbarengan.

Namun bukannya romantis seperti drama-drama yang kita ketahui, justru Luna terbentur kepala Arka.

Arka pun langsung menyentuh kepala Luna dan mengusapnya. Luna hanya terdiam memandangi Arka, begitu juga sebaliknya Arka memandanginya sambil sesekali mengusap.

Setelah seperkian detik mereka tersadar langsung mengalihkan pandangan.

Arka mengambil flashdisk yang jatuh.  Mereka berdua pun merasa canggung karena hanya ada mereka berdua yang ada diruang osis.  Dan sekolah pun tampak sudah sepi seteleh anak-anak basket sudah mulai pada pulang.

"Eh Ka udah sore lanjut besok aja." ajak Luna masih canggung.

"Oh iya, ini besok proposal tinggal minta tanda tangan doang, trus brosur tinggal print dan tempel dimading." jelas Arka.

"Okee dehh.  Yaudah yuk." ajak Luna lagi.

"Okee,  tapi itu kepala kamu ngga papa?" tanya Arka penuh perhatian.

"Ngga papa."

Mereka pun pergi berboncengan mengendarai motor yang dibawa Arka.

Selamat datang Harry...

Kelakuan bocah banget kalian kejar-kejar segala.

Arka sama Luna lama-lama kaya Dilan-milea nih duhh...




SQUADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang